Dokter Siloam Hospital Surabaya memberikan sejumlah tips mencegah sakit kepala yang menyerang secara tiba-tiba saat pandemi COVID-19.
"Sakit kepala kadang menyerang tanpa permisi. Kondisi ini seringkali menggangu aktivitas sehari-hari," kata dokter spesialis bedah saraf konsultan di Siloam Hospitals Surabaya Dr. M Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) dalam Bincang Sehat Bersama Siloam Hospitals di masa pandemi COVID-19 yang digelar rutin secara virtual, Selasa.
Dokter Arifin menjelaskan, penyebab sakit kepala bisa genetik dan faktor pemicu. Jika orang tua menderita sakit kepala, maka 50-75 persen anak akan mengalami sakit kepala.
"Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada otak karena faktor genetik, bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan," ujarnya.
Sedangkan untuk faktor pemicu, lanjut dia, dibagi menjadi dua yaitu, pemicu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan seperti cuaca dan fluktuasi hormonal (menstruasi dan perimenopause).
Ia memberikan tips untuk mencegah sakit kepala seperti halnya membuat catatan harian untuk mempelajari pemicu, obati segera setelah merasa ada serangan, pertimbangkan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan, dan patuhi jadwal tidur.
Meski demikian, dokter Arifin mengingatkan agar waspada ketika mengalami sakit kepala yang berulang.
"Tiga tanda yang harus diwaspadai adalah sakit kepala disertai dengan aura karena dapat berisiko stroke, sakit kepala yang sering atau berulang jenis apa pun, serta sakit kepala yang intens," ujarnya.
Menurutnya, ketiga tanda ini menjadi peringatan supaya penderita harus segera ke dokter, untuk penanganan lebih lanjut. Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan cara MRI. Jika terjadi kondisi yang lebih parah, dokter Arifin menyarankan untuk segera ke UGD terdekat.
"Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi. Siloam Surabaya punya alat generasi terbaru yang canggih dan memiliki manfaat maksimal untuk penanganan," ujarnya.
Bincang Sehat Bersama Siloam Hospitals yang dilakukan secara virtual, merupakan cara Siloam Hospitals mengedukasi masyarakat akan kesehatan di masa pandemi. Walaupun dalam masa pandemi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat di rumah sakit.
Perwakilan dari manajemen Siloam Hospitals Surabaya Dokter Antonius Setiadi menambahkan, bahwa gedung utama Siloam Hospitals Surabaya saat ini berstatus rumah sakit yang bersih dan nyaman.
"Area perawatan pasien COVID-19 terpisah dengan gedung utama, sehingga masyarakat yang mau melakukan medical checkup atau pun perawatan tidak perlu ragu lagi. Skrining protokol kesehatan yang ketat juga tetap diterapkan agar setiap pelayanan aman bagi pasien dan tenaga kesehatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sakit kepala kadang menyerang tanpa permisi. Kondisi ini seringkali menggangu aktivitas sehari-hari," kata dokter spesialis bedah saraf konsultan di Siloam Hospitals Surabaya Dr. M Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) dalam Bincang Sehat Bersama Siloam Hospitals di masa pandemi COVID-19 yang digelar rutin secara virtual, Selasa.
Dokter Arifin menjelaskan, penyebab sakit kepala bisa genetik dan faktor pemicu. Jika orang tua menderita sakit kepala, maka 50-75 persen anak akan mengalami sakit kepala.
"Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada otak karena faktor genetik, bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan," ujarnya.
Sedangkan untuk faktor pemicu, lanjut dia, dibagi menjadi dua yaitu, pemicu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan seperti cuaca dan fluktuasi hormonal (menstruasi dan perimenopause).
Ia memberikan tips untuk mencegah sakit kepala seperti halnya membuat catatan harian untuk mempelajari pemicu, obati segera setelah merasa ada serangan, pertimbangkan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan, dan patuhi jadwal tidur.
Meski demikian, dokter Arifin mengingatkan agar waspada ketika mengalami sakit kepala yang berulang.
"Tiga tanda yang harus diwaspadai adalah sakit kepala disertai dengan aura karena dapat berisiko stroke, sakit kepala yang sering atau berulang jenis apa pun, serta sakit kepala yang intens," ujarnya.
Menurutnya, ketiga tanda ini menjadi peringatan supaya penderita harus segera ke dokter, untuk penanganan lebih lanjut. Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan cara MRI. Jika terjadi kondisi yang lebih parah, dokter Arifin menyarankan untuk segera ke UGD terdekat.
"Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi. Siloam Surabaya punya alat generasi terbaru yang canggih dan memiliki manfaat maksimal untuk penanganan," ujarnya.
Bincang Sehat Bersama Siloam Hospitals yang dilakukan secara virtual, merupakan cara Siloam Hospitals mengedukasi masyarakat akan kesehatan di masa pandemi. Walaupun dalam masa pandemi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk berobat di rumah sakit.
Perwakilan dari manajemen Siloam Hospitals Surabaya Dokter Antonius Setiadi menambahkan, bahwa gedung utama Siloam Hospitals Surabaya saat ini berstatus rumah sakit yang bersih dan nyaman.
"Area perawatan pasien COVID-19 terpisah dengan gedung utama, sehingga masyarakat yang mau melakukan medical checkup atau pun perawatan tidak perlu ragu lagi. Skrining protokol kesehatan yang ketat juga tetap diterapkan agar setiap pelayanan aman bagi pasien dan tenaga kesehatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021