Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo melakukan evaluasi stok atau persediaan dan harga pangan usai Lebaran 2021 untuk pengendalian tingkat inflasi sekaligus dalam rangka pemulihan ekonomi di wilayah itu.
"Mengendalikan inflasi merupakan salah satu komitmen dalam mendukung visi Pemerintah Kota Probolinggo yaitu mewujudkan pembangunan bersama masyarakat yang lebih baik, berkeadilan, sejahtera, transparan, aman dan berkelanjutan," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zaenal Abidin, di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Ia menyambut baik dilaksanakan rapat pimpinan tertinggi bertema "Evaluasi Kestabilan Harga dan Ketersediaan Kebutuhan Pangan Pasca-Idul Fitri 1442 Hijriah" yang diharapkan TPID Kota Probolinggo ke depan dapat mengendalikan inflasi yang sangat berkaitan erat dengan usaha pemulihan ekonomi di masa pandemi.
"Saya memberikan apresiasi kepada TPID Kota Probilinggo yang telah berusaha keras menjaga inflasi, sehingga inflasi di Kota Probolinggo tetap aman dan terkendali," tuturnya.
Menurutnya, inflasi yang terkendali merupakan faktor utama dalam meningkatkan daya saing potensi wilayah, menjaga pendapatan riil masyarakat dan menjaga iklim usaha yang kondusif yang berdampak pada naiknya penciptaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.
"Inflasi stabil mutlak diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta terjangkaunya daya beli masyarakat yang berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo selama empat tahun, tren setiap tahun mengalami kenaikan dimulai dari tahun 2016 sebesar 5,88 persen; tahun 2017 sebesar 5,88 persen; tahun 2018 sebesar 5,93 persen dan tahun 2019 sebesar 5,94 persen.
Sedangkan di tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo mengalami konstraksi 3,64 persen karena hal itu merupakan dampak dari pandemi COVID 19 yang melanda tidak hanya di Indonesia tetapi banyak negara lain mengalami hal yang sama.
Inflasi di Kota Probolinggo mulai bulan Januari 2021 sampai dengan April 2021 setiap bulannya mengalami naik turun, dimana bulan Januari inflasi mencapai 0,28 persen; bulan Februari turun 0,05 persen; pada Maret naik 0,18 persen; dan bulan April turun lagi menjadi 0,09 persen.
Saat menghadapi Lebaran 2021, lanjut dia, Pemkot Probolinggo telah melakukan kegiatan, antara lain operasi pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, memantau ketersediaan bahan pokok ke distributor dan melaksanakan bazar Ramadan juga pasar murah untuk menjaga kestabilan harga di pasar dan menjaga ketersediaan bahan pokok.
"Perlu ditingkatkan lagi untuk memperkuat empat pilar strategi (4K) yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif di masa pandemi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Mengendalikan inflasi merupakan salah satu komitmen dalam mendukung visi Pemerintah Kota Probolinggo yaitu mewujudkan pembangunan bersama masyarakat yang lebih baik, berkeadilan, sejahtera, transparan, aman dan berkelanjutan," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zaenal Abidin, di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Ia menyambut baik dilaksanakan rapat pimpinan tertinggi bertema "Evaluasi Kestabilan Harga dan Ketersediaan Kebutuhan Pangan Pasca-Idul Fitri 1442 Hijriah" yang diharapkan TPID Kota Probolinggo ke depan dapat mengendalikan inflasi yang sangat berkaitan erat dengan usaha pemulihan ekonomi di masa pandemi.
"Saya memberikan apresiasi kepada TPID Kota Probilinggo yang telah berusaha keras menjaga inflasi, sehingga inflasi di Kota Probolinggo tetap aman dan terkendali," tuturnya.
Menurutnya, inflasi yang terkendali merupakan faktor utama dalam meningkatkan daya saing potensi wilayah, menjaga pendapatan riil masyarakat dan menjaga iklim usaha yang kondusif yang berdampak pada naiknya penciptaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.
"Inflasi stabil mutlak diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta terjangkaunya daya beli masyarakat yang berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo selama empat tahun, tren setiap tahun mengalami kenaikan dimulai dari tahun 2016 sebesar 5,88 persen; tahun 2017 sebesar 5,88 persen; tahun 2018 sebesar 5,93 persen dan tahun 2019 sebesar 5,94 persen.
Sedangkan di tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo mengalami konstraksi 3,64 persen karena hal itu merupakan dampak dari pandemi COVID 19 yang melanda tidak hanya di Indonesia tetapi banyak negara lain mengalami hal yang sama.
Inflasi di Kota Probolinggo mulai bulan Januari 2021 sampai dengan April 2021 setiap bulannya mengalami naik turun, dimana bulan Januari inflasi mencapai 0,28 persen; bulan Februari turun 0,05 persen; pada Maret naik 0,18 persen; dan bulan April turun lagi menjadi 0,09 persen.
Saat menghadapi Lebaran 2021, lanjut dia, Pemkot Probolinggo telah melakukan kegiatan, antara lain operasi pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, memantau ketersediaan bahan pokok ke distributor dan melaksanakan bazar Ramadan juga pasar murah untuk menjaga kestabilan harga di pasar dan menjaga ketersediaan bahan pokok.
"Perlu ditingkatkan lagi untuk memperkuat empat pilar strategi (4K) yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif di masa pandemi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021