Realisasi program pembentukan wirausaha baru (WUB) tahun 2021 terkendala COVID-19, sehingga program utama pemkab dalam membentuk pengusaha baru tersebut hingga kini belum terlaksana.
"Semestinya bulan Mei 2021 program pembentukan wirausaha baru lanjutan tersebut sudah digelar, namun karena ada perubahan nomenklatur akibat adanya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19, maka bulan ini belum bisa terlaksana," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP-Naker) Kabupaten Pamekasan Supriyanto di Pamekasan, Senin.
Tahun ini, Pemkab Pamekasan menargetkan bisa melatih sedikitnya 1.600 pengusaha baru, melalui program pelatihan wirausaha baru.
Menurut Supriyanto, pembentukan wirausaha baru yang dicanangkan Pemkab Pamekasan dibawah kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam ini merupakan salah satu dari lima program prioritas yang dicanangkan, disamping pendidikan, reformasi birokrasi, kesehatan dan infrastruktur.
Pemkab menargetkan, akan membentuk sebanyak 10 ribu pengusaha baru melalui program pelatihan WUB itu dalam kurun waktu selama lima tahun.
Proram ini sejatinya sudah mulai berjalan sejak Bupati Pamekasan Baddrut Tamam memimpin Pamekasan yakni pada 2019. Namun, karena APBD saat Bupati Baddrut Tamam menjabat merupakan hasil kesepakatan pemimpin sebelumnya, sehingga realisasi program baru berjalan tahun berikutnya.
Supriyanto lebih lanjut menjelaskan rekrutmen peserta WUB dilakukan melalui fasilitator yang bekerja sama dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk mendelegasikan warganya menjadi peserta program prioritas Bupati Pamekasan Baddrut Tamam tersebut.
Peserta yang mendaftar akan dilatih sesuai bidang usaha yang diambil, namun peserta yang memilih pelatihan yang membutuhkan fasilitas untuk mendapatkan kualitas yang bagus akan dikirim kepada perusahaan tertentu guna memaksimalkan hasil dari program tersebut. Seperti pelatihan membuat sandal, sarung dan produksi lain yang minim di Pamekasan.
"Misalnya pelatihan membuat sandal, itu kan fasilitasnya kurang memadai di Pamekasan. Maka kita kirim ke sentra industri sandal, sepatu dan lain-lain untuk belajar disana," kata Supri.
Selanjutnya, peserta yang telah mengikuti pelatihan, akan diberi pinjaman alat hasil kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan sejumlah perusahaan dengan memanfaatkan program corporate sosial responsibility (CSR).
Tidak hanya itu saja, Pemkab Pamekasan juga menyediakan bantuan modal usaha dengan suku bunga hanya 1 persen kepada para pelaku usaha baru tersebut. Mereka juga akan mendapatkan pembinaan secara inten oleh tim fasilitator yang direkrut Pemkab Pamekasan.
Supriyanto menuturkan, hingga saat ini, warga Pamekasan yang telah mengikuti program WUB Pemkab Pamekasan itu sebanyak 2.000 orang, dan sebagian diantara mereka sudah mampu memproduksi usaha mandiri, seperti membuat sepatu, sarung tenun ikat, membuat tas sekolah dan songkok.
"Melalui program WUB ini, Pemkab Pamekasan ini agar semua kebutuhan warga bisa diproduksi oleh masyarakat lokal Pamekasan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Semestinya bulan Mei 2021 program pembentukan wirausaha baru lanjutan tersebut sudah digelar, namun karena ada perubahan nomenklatur akibat adanya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19, maka bulan ini belum bisa terlaksana," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP-Naker) Kabupaten Pamekasan Supriyanto di Pamekasan, Senin.
Tahun ini, Pemkab Pamekasan menargetkan bisa melatih sedikitnya 1.600 pengusaha baru, melalui program pelatihan wirausaha baru.
Menurut Supriyanto, pembentukan wirausaha baru yang dicanangkan Pemkab Pamekasan dibawah kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam ini merupakan salah satu dari lima program prioritas yang dicanangkan, disamping pendidikan, reformasi birokrasi, kesehatan dan infrastruktur.
Pemkab menargetkan, akan membentuk sebanyak 10 ribu pengusaha baru melalui program pelatihan WUB itu dalam kurun waktu selama lima tahun.
Proram ini sejatinya sudah mulai berjalan sejak Bupati Pamekasan Baddrut Tamam memimpin Pamekasan yakni pada 2019. Namun, karena APBD saat Bupati Baddrut Tamam menjabat merupakan hasil kesepakatan pemimpin sebelumnya, sehingga realisasi program baru berjalan tahun berikutnya.
Supriyanto lebih lanjut menjelaskan rekrutmen peserta WUB dilakukan melalui fasilitator yang bekerja sama dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk mendelegasikan warganya menjadi peserta program prioritas Bupati Pamekasan Baddrut Tamam tersebut.
Peserta yang mendaftar akan dilatih sesuai bidang usaha yang diambil, namun peserta yang memilih pelatihan yang membutuhkan fasilitas untuk mendapatkan kualitas yang bagus akan dikirim kepada perusahaan tertentu guna memaksimalkan hasil dari program tersebut. Seperti pelatihan membuat sandal, sarung dan produksi lain yang minim di Pamekasan.
"Misalnya pelatihan membuat sandal, itu kan fasilitasnya kurang memadai di Pamekasan. Maka kita kirim ke sentra industri sandal, sepatu dan lain-lain untuk belajar disana," kata Supri.
Selanjutnya, peserta yang telah mengikuti pelatihan, akan diberi pinjaman alat hasil kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan sejumlah perusahaan dengan memanfaatkan program corporate sosial responsibility (CSR).
Tidak hanya itu saja, Pemkab Pamekasan juga menyediakan bantuan modal usaha dengan suku bunga hanya 1 persen kepada para pelaku usaha baru tersebut. Mereka juga akan mendapatkan pembinaan secara inten oleh tim fasilitator yang direkrut Pemkab Pamekasan.
Supriyanto menuturkan, hingga saat ini, warga Pamekasan yang telah mengikuti program WUB Pemkab Pamekasan itu sebanyak 2.000 orang, dan sebagian diantara mereka sudah mampu memproduksi usaha mandiri, seperti membuat sepatu, sarung tenun ikat, membuat tas sekolah dan songkok.
"Melalui program WUB ini, Pemkab Pamekasan ini agar semua kebutuhan warga bisa diproduksi oleh masyarakat lokal Pamekasan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021