Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan Ahmad Marsuki menyebutkan lima orang pekerja migran Indonesia asal daerah itu positif terpapar COVID-19, berdasarkan pemeriksaan tes usap yang dilakukan Satgas COVID-19 setempat.
"Kelima orang pekerja migran itu mengalami gejalan yang berbeda. Ada yang tanpa gejala, ada yang positif COVID-19 dengan gejala," kata Marsuki di Pamekasan, Kamis, menjelaskan hasil tes yang dilakukan oleh tim Satgas COVID-19 Pamekasan.
Khusus pekerja migran yang positif COVID-19 dan mengalami gejala, mereka menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit di Pamekasan. Sedangkan mereka yang tidak mengalami gejala diharuskan isolasi mandiri.
Total jumlah pekerja migran asal Kabupaten Pamekasan yang melakukan mudik Lebaran dan telah tiba di Pamekasan sebanyak 667 orang.
"Dari jumlah itu, sebanyak tujuh orang di antaranya yang diketahui positif COVID-19, setelah tim Satgas COVID-19 Pamekasan melakukan serangkaian pemeriksaan kepada para pekerja migran tersebut," kata Marsuki.
Para pekerja migran asal Pamekasan yang datang ke Pamekasan itu bekerja di sejumlah negara, seperti Malaysia dan Singapura.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTS-Naker) Pamekasan Supriyanto, para pekerja migran pulang ke Pamekasan secara mandiri, bukan karena dideportase.
"Sebelum sampai ke rumahnya, mereka menjalani dua kali karantina, yakni di Surabaya dan di Pamekasan," katanya.
Karantina di Surabaya dilakukan di Asrama Haji Sukolilo, selama dua hari, sedangkan di Pamekasan di gedung Islamic Centre dan Home Stay Asri selama tiga hari.
"Mereka akan diperbolehkan pulang ke rumahnya, setelah hasil tes antigen dari Satgas COVID-19 telah keluar dan dinyatakan negatif dari COVID-19," kata Supri.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemprov Jatim, Pamekasan termasuk kabupaten dengan jumlah penderita COVID-19 terbanyak ketiga di Pulau Madura, setelah Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Bangkalan.
Hingga 19 Mei 2021, jumlah warga Pamekasan yang terpapar COVID-19 terdata sebanyak 1.167 orang, dengan jumlah pasien sembuh 1.071 orang dan yang meninggal dunia 90 orang, dengan jumlah kasus aktif enam orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kelima orang pekerja migran itu mengalami gejalan yang berbeda. Ada yang tanpa gejala, ada yang positif COVID-19 dengan gejala," kata Marsuki di Pamekasan, Kamis, menjelaskan hasil tes yang dilakukan oleh tim Satgas COVID-19 Pamekasan.
Khusus pekerja migran yang positif COVID-19 dan mengalami gejala, mereka menjalani isolasi di sejumlah rumah sakit di Pamekasan. Sedangkan mereka yang tidak mengalami gejala diharuskan isolasi mandiri.
Total jumlah pekerja migran asal Kabupaten Pamekasan yang melakukan mudik Lebaran dan telah tiba di Pamekasan sebanyak 667 orang.
"Dari jumlah itu, sebanyak tujuh orang di antaranya yang diketahui positif COVID-19, setelah tim Satgas COVID-19 Pamekasan melakukan serangkaian pemeriksaan kepada para pekerja migran tersebut," kata Marsuki.
Para pekerja migran asal Pamekasan yang datang ke Pamekasan itu bekerja di sejumlah negara, seperti Malaysia dan Singapura.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTS-Naker) Pamekasan Supriyanto, para pekerja migran pulang ke Pamekasan secara mandiri, bukan karena dideportase.
"Sebelum sampai ke rumahnya, mereka menjalani dua kali karantina, yakni di Surabaya dan di Pamekasan," katanya.
Karantina di Surabaya dilakukan di Asrama Haji Sukolilo, selama dua hari, sedangkan di Pamekasan di gedung Islamic Centre dan Home Stay Asri selama tiga hari.
"Mereka akan diperbolehkan pulang ke rumahnya, setelah hasil tes antigen dari Satgas COVID-19 telah keluar dan dinyatakan negatif dari COVID-19," kata Supri.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemprov Jatim, Pamekasan termasuk kabupaten dengan jumlah penderita COVID-19 terbanyak ketiga di Pulau Madura, setelah Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Bangkalan.
Hingga 19 Mei 2021, jumlah warga Pamekasan yang terpapar COVID-19 terdata sebanyak 1.167 orang, dengan jumlah pasien sembuh 1.071 orang dan yang meninggal dunia 90 orang, dengan jumlah kasus aktif enam orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021