Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beserta Pangdam V Brawijaya dan Kapolda mengunjungi lokasi karantina pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Madiun guna meninjau penanganan kepulangan buruh migran yang habis masa kontrak tersebut.
"Penanganan pekerja migran yang habis kontrak cukup ketat. Setiba di Bandara Juanda langsung kita jemput untuk dilakukan isolasi sekitar tiga hari dan kita lakukan swab. Swab PCR ya, bukan swab antigen," ujar Gubernur Khofifah dalam kunjungan kerjanya di Sanggar Pramuka Kabupaten Madiun di Kecamatan Jiwan yang digunakan sebagai tempat isolasi, Sabtu sore.
Menurut dia, setelah hasilnya negatif, maka akan dilakukan penjemputan petugas dari daerah asal tetapi tidak langsung diantarkan ke rumah. Tetap dilakukan isolasi kembali terlebih dulu di daerah asal selama beberapa hari dan dilanjutkan pemeriksaan lagi.
"Setelah hasilnya negatif COVID-19 dan memang dalam kondisi sehat, baru kita kembalikan kepada pihak keluarga," ucap mantan Mensos ini.
Khofifah menjelaskan penanganan pekerja migran memang sedikit berbeda. Hal itu untuk meminimalkan penyebaran COVID-19 varian baru yang sudah muncul di beberapa negara.
Sementara pekerja migran tersebut merupakan WNI yang bekerja di luar negeri sehingga setiap kedatangan mereka wajib dipastikan kesehatannya.
Sesuai data, terdapat sebanyak 140 orang pekerja migran asal Kabupaten Madiun yang dijadwalkan pulang kampung karena telah habis masa kontrak kerjanya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 orang di antaranya telah pulang ke Tanah Air.
Selanjutnya, dari 70 orang pekerja migran yang telah tiba tersebut, sebanyak 63 orang lainnya sudah menjalani isolasi mandiri di rumah masing masing setelah menjalani serangkaian isolasi dan tes kesehatan.
"Sedangkan tujuh orang pekerja migran lainnya masih menjalani karantina di Sanggar Pramuka Kabupaten Madiun," ungkap Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Adapun mayoritas pekerja migran asal Kabupaten Madiun itu tercatat bekerja di sektor informal. Mereka bekerja di Malaysia, Taiwan, Hong Kong, serta Arab Saudi.
Gubernur dan bupati berharap dengan upaya penanganan buruh migran yang tepat tersebut, kasus COVID-19, utamanya varian baru dapat ditekan.
Selain meninjau lokasi karantina pelerja migran, Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan rombongan juga memberikan santunan sembako kepada warga kurang mampu di sekitar lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Penanganan pekerja migran yang habis kontrak cukup ketat. Setiba di Bandara Juanda langsung kita jemput untuk dilakukan isolasi sekitar tiga hari dan kita lakukan swab. Swab PCR ya, bukan swab antigen," ujar Gubernur Khofifah dalam kunjungan kerjanya di Sanggar Pramuka Kabupaten Madiun di Kecamatan Jiwan yang digunakan sebagai tempat isolasi, Sabtu sore.
Menurut dia, setelah hasilnya negatif, maka akan dilakukan penjemputan petugas dari daerah asal tetapi tidak langsung diantarkan ke rumah. Tetap dilakukan isolasi kembali terlebih dulu di daerah asal selama beberapa hari dan dilanjutkan pemeriksaan lagi.
"Setelah hasilnya negatif COVID-19 dan memang dalam kondisi sehat, baru kita kembalikan kepada pihak keluarga," ucap mantan Mensos ini.
Khofifah menjelaskan penanganan pekerja migran memang sedikit berbeda. Hal itu untuk meminimalkan penyebaran COVID-19 varian baru yang sudah muncul di beberapa negara.
Sementara pekerja migran tersebut merupakan WNI yang bekerja di luar negeri sehingga setiap kedatangan mereka wajib dipastikan kesehatannya.
Sesuai data, terdapat sebanyak 140 orang pekerja migran asal Kabupaten Madiun yang dijadwalkan pulang kampung karena telah habis masa kontrak kerjanya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 orang di antaranya telah pulang ke Tanah Air.
Selanjutnya, dari 70 orang pekerja migran yang telah tiba tersebut, sebanyak 63 orang lainnya sudah menjalani isolasi mandiri di rumah masing masing setelah menjalani serangkaian isolasi dan tes kesehatan.
"Sedangkan tujuh orang pekerja migran lainnya masih menjalani karantina di Sanggar Pramuka Kabupaten Madiun," ungkap Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Adapun mayoritas pekerja migran asal Kabupaten Madiun itu tercatat bekerja di sektor informal. Mereka bekerja di Malaysia, Taiwan, Hong Kong, serta Arab Saudi.
Gubernur dan bupati berharap dengan upaya penanganan buruh migran yang tepat tersebut, kasus COVID-19, utamanya varian baru dapat ditekan.
Selain meninjau lokasi karantina pelerja migran, Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan rombongan juga memberikan santunan sembako kepada warga kurang mampu di sekitar lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021