Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespons keluhan para atlet PON XX 2021 Papua terkait anggaran pemusatan latihan daerah (puslatda) yang dipangkas.
"Kami mengingatkan Pemprov Jatim agar tidak mengurangi anggaran puslatda karena dapat menurunkan semangat para atlet," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat.
Senator asal Jawa Timur itu berharap masalah ini tidak mengganggu persiapan atlet serta pencapaian Jatim di PON nantinya.
Menurut dia, persiapan atlet memerlukan biaya ekstra atau sejalan dengan target yang ingin dicapai.
"Target Jatim menjadi juara umum tidak mungkin tercapai jika biaya persiapan ditekan, karena pastinya kondisi ini tidak akan mendukung program pelatih," ucap dia.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu khawatir pengurangan anggaran akan berimbas terhadap komponen-komponen lainnya.
"Salah satu imbasnya adalah jumlah kontingen yang berangkat. Bisa jadi Jatim tidak mengikutsertakan cabang-cabang olahraga tertentu serta pemotongan anggaran gaji serta logistik," katanya.
LaNyalla sangat menyayangkan jika Pemprov Jatim tidak segera merespon keluhan dan keberatan para atlet.
"Selain fisik yang terganggu melalui latihan kurang maksimal, fokus atlet juga bisa berkurang. Imbasnya bisa terjadi pada ofisial tim dan pelayanan terhadap atlet," kata dia.
Sementara itu, anggaran untuk Puslatda Jawa Timur awalnya diusulkan sebesar Rp425 miliar oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Namun, turun menjadi Rp390 miliar dan akhirnya disepakati Rp192 miliar.
Bahkan, ternyata masih ada perubahan karena anggaran masih dipotong sebesar Rp23 miliar sehingga saat ini anggaran puslatda tersisa Rp169 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami mengingatkan Pemprov Jatim agar tidak mengurangi anggaran puslatda karena dapat menurunkan semangat para atlet," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat.
Senator asal Jawa Timur itu berharap masalah ini tidak mengganggu persiapan atlet serta pencapaian Jatim di PON nantinya.
Menurut dia, persiapan atlet memerlukan biaya ekstra atau sejalan dengan target yang ingin dicapai.
"Target Jatim menjadi juara umum tidak mungkin tercapai jika biaya persiapan ditekan, karena pastinya kondisi ini tidak akan mendukung program pelatih," ucap dia.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu khawatir pengurangan anggaran akan berimbas terhadap komponen-komponen lainnya.
"Salah satu imbasnya adalah jumlah kontingen yang berangkat. Bisa jadi Jatim tidak mengikutsertakan cabang-cabang olahraga tertentu serta pemotongan anggaran gaji serta logistik," katanya.
LaNyalla sangat menyayangkan jika Pemprov Jatim tidak segera merespon keluhan dan keberatan para atlet.
"Selain fisik yang terganggu melalui latihan kurang maksimal, fokus atlet juga bisa berkurang. Imbasnya bisa terjadi pada ofisial tim dan pelayanan terhadap atlet," kata dia.
Sementara itu, anggaran untuk Puslatda Jawa Timur awalnya diusulkan sebesar Rp425 miliar oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Namun, turun menjadi Rp390 miliar dan akhirnya disepakati Rp192 miliar.
Bahkan, ternyata masih ada perubahan karena anggaran masih dipotong sebesar Rp23 miliar sehingga saat ini anggaran puslatda tersisa Rp169 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021