Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Jawa Timur, Hestu Wibowo mengatakan penukaran pecahan uang baru untuk kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran bisa dilayani oleh lembaga perbankan sejak 12 April hingga 11 Mei 2021.
"Tahun lalu dan tahun ini sama, yakni kami tidak melayani penukaran pecahan uang kecil dengan membuka loket dan kas keliling bersama sejumlah bank karena masa pandemi COVID-19," katanya dalam konferensi pers di Kantor BI Jember, Jumat.
Selama dua tahun terakhir, Kantor Perwakilan BI Jember tidak lagi melayani penukaran uang pecahan kecil dan membuka kas keliling seperti yang dilakukan secara rutin setiap tahun menjelang Lebaran, karena dikhawatirkan terjadi kerumunan massa.
"Masyarakat yang membutuhkan penukaran uang pecahan kecil diarahkan ke kantor-kantor bank, baik bank umum pemerintah maupun swasta, serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan tetap menerapkan kebijakan protokol kesehatan," tuturnya.
Ia mengatakan masyarakat tetap bisa menukarkan uang pecahan karena sudah menjadi tradisi saat Lebaran. Namun, kebijakan penukaran uang baru itu sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing bank, apakah hanya nasabah yang bisa menukarkan atau ada kebijakan lain.
"BI Jember juga mengimbau kepada perbankan untuk melayani masyarakat umum yang melakukan penukaran uang, sehingga tidak hanya terbatas pada nasabahnya," katanya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pecahan yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah uang pecahan Rp5.000 dan Rp10.000, namun pihak perbankan juga menyediakan pecahan kecil lainnya.
Hestu mengatakan pihaknya menyiapkan uang tunai Rp3,092 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lima kabupaten, yakni Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, dan Situbondo selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
"Jumlah itu berdasarkan proyeksi dari perbankan, kebutuhan uang rupiah pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini mengalami peningkatan sebesar 54,65 persen (yoy) dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp1,959 triliun," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tahun lalu dan tahun ini sama, yakni kami tidak melayani penukaran pecahan uang kecil dengan membuka loket dan kas keliling bersama sejumlah bank karena masa pandemi COVID-19," katanya dalam konferensi pers di Kantor BI Jember, Jumat.
Selama dua tahun terakhir, Kantor Perwakilan BI Jember tidak lagi melayani penukaran uang pecahan kecil dan membuka kas keliling seperti yang dilakukan secara rutin setiap tahun menjelang Lebaran, karena dikhawatirkan terjadi kerumunan massa.
"Masyarakat yang membutuhkan penukaran uang pecahan kecil diarahkan ke kantor-kantor bank, baik bank umum pemerintah maupun swasta, serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan tetap menerapkan kebijakan protokol kesehatan," tuturnya.
Ia mengatakan masyarakat tetap bisa menukarkan uang pecahan karena sudah menjadi tradisi saat Lebaran. Namun, kebijakan penukaran uang baru itu sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing bank, apakah hanya nasabah yang bisa menukarkan atau ada kebijakan lain.
"BI Jember juga mengimbau kepada perbankan untuk melayani masyarakat umum yang melakukan penukaran uang, sehingga tidak hanya terbatas pada nasabahnya," katanya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pecahan yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah uang pecahan Rp5.000 dan Rp10.000, namun pihak perbankan juga menyediakan pecahan kecil lainnya.
Hestu mengatakan pihaknya menyiapkan uang tunai Rp3,092 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lima kabupaten, yakni Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, dan Situbondo selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
"Jumlah itu berdasarkan proyeksi dari perbankan, kebutuhan uang rupiah pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini mengalami peningkatan sebesar 54,65 persen (yoy) dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp1,959 triliun," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021