Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerima hibah dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk membangun Academic Writing Center (AWC) dalam rangka membantu civitas akademika menghasilkan tulisan akademik bahasa Inggris yang layak publikasi.

Kepala Pusat Bahasa dan Multibudaya Unair Prof. Diah Ariani Arimbi di Surabaya, Jumat, mengatakan hibah tersebut didapat berangkat dari adanya penawaran hibah U.S. Embassy Jakarta 2021 Academic Writing Center (AWC) Support Funds Program oleh Kedubes Amerika Serikat.

"Setelah itu kami membuat proposal dengan judul Writing Scholarly Voice @UNAIR yang bertemakan Memberikan Latihan Terpandu untuk Membangun Kepercayaan Diri dan Meningkatkan Pemikiran Kritis tentang Menulis, dengan tujuan utamanya yaitu everyone can write," kata Prof. Diah yang juga Kepala Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) Unair tersebut.

Terdapat tiga lembaga Unair yang berkolaborasi untuk mengikuti kegiatan tersebut yaitu, Pusbamulya, LIPJPHKI, serta American Corner.

"Proposal tersebut terkait dengan program AWC yang bertujuan untuk mendukung seluruh civitas akademika Unair agar menjadi penulis yang lebih percaya diri dan kompeten dalam lingkungan akademik, serta mendorong kompetensi publikasi untuk mahasiswa dan anggota fakultas di Unair," ujarnya.

Dengan program ini juga dapat membangun kerja sama dengan komunitas sarjana Unair dalam setiap proyek penulisan akademik melalui kuliah daring dan luring. Serta dapat berdiskusi untuk mempromosikan keterampilan menulis akademis yang sukses kepada komunitas sarjana Unair dan sekitarnya.

Dia menjelaskan AWC mempunyai tiga program yaitu writing clinic, writing consultation dan staff training.

"Program ini tidak hanya untuk civitas akademika, namun juga untuk semua orang seperti alumni, masyarakat akademik, dan lain-lain," katanya.

"Ke depan diharapkan ini menjadi contoh untuk universitas lain agar membuka AWC yang serupa dan tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing universitas," ujar wanita yang juga pernah menjadi dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair itu.

Menurutnya, program yang dimulai 1 April 2021 hingga tengah tahun 2022 ini sangat patut untuk dibanggakan karena dari 30 proposal yang masuk, hanya empat proposal yang terpilih salah satunya adalah Unair.

"Dari 30 proposal menurut Dr. Bradley M. Horn, Direktur Regional English Language Office (RELO) dari Kedubes Amerika Serikat Jakarta, empat universitas terpilih yang mendapatkan hibah yaitu UI, Unair, ITS, dan UNM (Universitas Negeri Makassar)," katanya.

Masing-masing perguruan tinggi tersebut mendapatkan sekitar 25 ribu USD untuk menjalankan program ini dengan dibantu oleh Virtual English Language Fellow (VELF) mulai 1 April hingga Oktober 2021. Sementara untuk AWC sendiri mulai 1 April 2021 hingga tengah tahun 2022.

Prof. Diah mengungkapkan sejumlah Wakil Rektor Unair memberi dukungan terhadap adanya AWC dan berharap program ini dapat membantu kampus setempat dalam mencapai peringkat 300 dunia.

"Program AWC ini dalam rangka menjadi support system Unair untuk mencapai QS World University ranking 300, terutama dalam academic writing and publication," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021