Harga daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami kenaikan drastis sejak menjelang hingga awal puasa, sepekan terakhir, yakni dati semula di kisaran Rp30 ribuan per kilogram menjadi Rp40 ribu dengan ukuran dan volume yang sama.
"Naiknya bertahap, tapi terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat," kata Ryansah, pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Rabu.
Ia menyebut tren kenaikan terjadi dalam kurun 10 hari ini. Jika pada hari biasa harga daging ayam berfluktuasi di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, pada beberapa hari menjelang awal puasa harga mulai terdongkrak menjadi Rp36 ribu per kilogram.
Banyaknya permintaan konsumen akan daging ayam untuk kebutuhan acara tasyakuran/selamatan (megengan) menyambut Ramadhan membuat stok daging ayam di tingkat pedagang cepat habis.
Ryansah dan sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak bahkan menyebut permintaan terhadap komoditas tersebut mengalami lonjakan hingga 100 persen.
Jika normalnya tiap hari dirinya menjual antara satu hingga dua kuintal daging ayam, jelang puasa pedagang seperti Ryansah mampu menjual hingga empat kuintal ayam.
Akibatnya, cakar ayam dan kepala ayam yang biasanya laku tak lagi dilirik oleh pembeli. Pembeli lebih memilih membeli daging. "Kita simpan dulu di freezer (penyimpanan beku)," ujarnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kendati harga ayam turun hingga Rp11 ribu per kilo, permintaan ayam justru turun. Per hari dirinya hanya mampu menjual satu kuintal.
Penurunan ini disebabkan masyarakat lebih memilih membeli ayam langsung dari kandang dibanding di pasar.
Harga di kandang jauh lebih murah lantaran banyak peternak mandiri yang banting harga untuk mengurangi kerugian. Selain itu acara megengan tahun lalu dilakukan secara simbolis di Mushola atau masjid dengan tiga paket nasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Naiknya bertahap, tapi terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat," kata Ryansah, pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Rabu.
Ia menyebut tren kenaikan terjadi dalam kurun 10 hari ini. Jika pada hari biasa harga daging ayam berfluktuasi di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, pada beberapa hari menjelang awal puasa harga mulai terdongkrak menjadi Rp36 ribu per kilogram.
Banyaknya permintaan konsumen akan daging ayam untuk kebutuhan acara tasyakuran/selamatan (megengan) menyambut Ramadhan membuat stok daging ayam di tingkat pedagang cepat habis.
Ryansah dan sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak bahkan menyebut permintaan terhadap komoditas tersebut mengalami lonjakan hingga 100 persen.
Jika normalnya tiap hari dirinya menjual antara satu hingga dua kuintal daging ayam, jelang puasa pedagang seperti Ryansah mampu menjual hingga empat kuintal ayam.
Akibatnya, cakar ayam dan kepala ayam yang biasanya laku tak lagi dilirik oleh pembeli. Pembeli lebih memilih membeli daging. "Kita simpan dulu di freezer (penyimpanan beku)," ujarnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kendati harga ayam turun hingga Rp11 ribu per kilo, permintaan ayam justru turun. Per hari dirinya hanya mampu menjual satu kuintal.
Penurunan ini disebabkan masyarakat lebih memilih membeli ayam langsung dari kandang dibanding di pasar.
Harga di kandang jauh lebih murah lantaran banyak peternak mandiri yang banting harga untuk mengurangi kerugian. Selain itu acara megengan tahun lalu dilakukan secara simbolis di Mushola atau masjid dengan tiga paket nasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021