Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengapresiasi positif rilis temuan delapan geosite baru oleh tim geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah hampir sebulan melakukan penilitian di Tulungagung, Jawa Timur.
"Alhamdulillah. Hasil kajian geosite, mereka (tim survey) menemukan delapan ragam (geosite baru),” kata Kabid Litbang dan Analisis Perencanaan Pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tulungagung, Ridwan di Tulungagung, Kamis.
Penambahan geosite baru ini dinilai penting, karena secara tidak langsung menambah khasanah dan ragam situs yang memiliki nilai geologi tinggi. Keberadaan struktur batuan di beberapa situs bahkan bisa menjadi petunjuk perjalanan bumi dari periode masa tertentu di masa lampau.
“Semakin banyak keragaman, nantinya ada beberapa yang kita usulkan di tingkat internasional UNESCO," kata Ridwan.
Kini, sembari menunggu verifikasi dari tim verifikator yang memastikan geosite Tulungagung masuk kategori Nasional dan internasional, pihaknya akan menggandeng masyarakat untuk menjaga kelestarian geosite-geosite tersebut.
Ada 18 geosite yang kini direkomendasi menjadi situs geologi hingga taman bumi (geopark).
Geosite-geosite yang medapat rekomendasi tim survei geologi Kementerian ESDM itu antara lain adalah gunung api purba di sekitar Gunung Budeg, Air Terjun Tretes, Goa Tenggar, Pantai Kedung Tumpang, Goa Wajakensis, Pantai Sanggar, Geo Marmer, Terowongan Neyama, Telaga Buret serta Watu Ijo.
Selain 10 geosite yang memang diusulkan Pemkab Tulungagung itu, ada delapan geosite baru hasil temuan tim geolog Kemen-ESDM, yani Bukit Cemenung, Goa Song Gentong, Gunung Blejed, Sumber Agung, Sungai Niyama, Gunung Pegat, Gunung Tanggul, dan Embung Sidem.
Delapan belas calon warisan geologi ini akan segera dilaporkan ke Kementerian ESDM, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi kelayakan sebagai warisan geologi tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Di antara 18 geosite itu, ada situs yang memiliki nilai geologi tinggi. Situ itu bernama Goa Homo Wajakensis. Di situs ini, bahkan mempunyai peluang menjadi warisan geologi internasional," kata Dida.
Peluang tersebut akan semakin besar jika pemerintah daerah melakukan konservasi lingkungan di sekitar situs yang dimaksud. Ada tiga goa yang diusulkan menjadi warisan geologi internasional, yaitu goa Tenggar, Goa Song Gentong dan Goa Homo Wajakensis.
Di tiga goa kuno itu ditemukan bukti sisa-sisa kehidupan manusia purba yang saling berkaitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Alhamdulillah. Hasil kajian geosite, mereka (tim survey) menemukan delapan ragam (geosite baru),” kata Kabid Litbang dan Analisis Perencanaan Pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tulungagung, Ridwan di Tulungagung, Kamis.
Penambahan geosite baru ini dinilai penting, karena secara tidak langsung menambah khasanah dan ragam situs yang memiliki nilai geologi tinggi. Keberadaan struktur batuan di beberapa situs bahkan bisa menjadi petunjuk perjalanan bumi dari periode masa tertentu di masa lampau.
“Semakin banyak keragaman, nantinya ada beberapa yang kita usulkan di tingkat internasional UNESCO," kata Ridwan.
Kini, sembari menunggu verifikasi dari tim verifikator yang memastikan geosite Tulungagung masuk kategori Nasional dan internasional, pihaknya akan menggandeng masyarakat untuk menjaga kelestarian geosite-geosite tersebut.
Ada 18 geosite yang kini direkomendasi menjadi situs geologi hingga taman bumi (geopark).
Geosite-geosite yang medapat rekomendasi tim survei geologi Kementerian ESDM itu antara lain adalah gunung api purba di sekitar Gunung Budeg, Air Terjun Tretes, Goa Tenggar, Pantai Kedung Tumpang, Goa Wajakensis, Pantai Sanggar, Geo Marmer, Terowongan Neyama, Telaga Buret serta Watu Ijo.
Selain 10 geosite yang memang diusulkan Pemkab Tulungagung itu, ada delapan geosite baru hasil temuan tim geolog Kemen-ESDM, yani Bukit Cemenung, Goa Song Gentong, Gunung Blejed, Sumber Agung, Sungai Niyama, Gunung Pegat, Gunung Tanggul, dan Embung Sidem.
Delapan belas calon warisan geologi ini akan segera dilaporkan ke Kementerian ESDM, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi kelayakan sebagai warisan geologi tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Di antara 18 geosite itu, ada situs yang memiliki nilai geologi tinggi. Situ itu bernama Goa Homo Wajakensis. Di situs ini, bahkan mempunyai peluang menjadi warisan geologi internasional," kata Dida.
Peluang tersebut akan semakin besar jika pemerintah daerah melakukan konservasi lingkungan di sekitar situs yang dimaksud. Ada tiga goa yang diusulkan menjadi warisan geologi internasional, yaitu goa Tenggar, Goa Song Gentong dan Goa Homo Wajakensis.
Di tiga goa kuno itu ditemukan bukti sisa-sisa kehidupan manusia purba yang saling berkaitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021