Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terus menggeber program pemberdayaan perempuan perdesaan untuk peningkatan kualitas hidup emak-emak, khususnya di bidang ekonomi, dengan memberikan pinjaman modal usaha, pendampingan, dan pelatihan.
Keseriusan Pemkab Situbondo memberdayakan perempuan ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama PT Amartha Mikro Fintek, Bank Jatim, Ikatan Sarjana Ekonomi, Tim Penggerak PKK, Fatayat NU, dan Fajar Emak Sholehah.
"Alhamdulillah, MoU dengan beberapa pihak bisa cepat dilaksanakan pada hari ini. Kerja sama ini dititikberatkan untuk pemberdayaan emak-emak. Tak hanya di tingkat perdesaan, namun hingga ke pelosok desa," ujar Bupati Situbondo Karna Suswandi usai penandatanganan nota kesepahaman di Pendopo Kabupaten Situbondo, Kamis.
Menurut Bung Karna (sapaan akrab bupati), upaya pemberdayaan emak-emak perdesaan tidak hanya sebatas memberikan pinjaman modal usaha, tapi juga memberikan pendampingan dan pelatihan.
"Jadi, emak-emak ini tidak hanya mendapatkan pinjaman modal untuk pengembangan usahanya saja, tapi ada pendampingan dan pelatihan, baik yang sudah memiliki usaha, maupun yang masih akan merintis usaha," katanya.
Bupati menjelaskan bahwa program pemberdayaan emak-emak di desa-desa ini tidak menggunakan APBD. Namun, pemerintah daerah setempat berupaya mencari terobosan bekerja sama perusahaan yang dapat memberikan akses pembiayaan atau pendanaan modal usaha.
"Kami mencari terobosan-terobosan untuk pemberdayaan perempuan di desa-desa, salah satunya bekerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Komersial PT Amartha Mikro Fintek Hadi Wenas mengatakan perusahaannya bergerak di bidang pinjaman modal usaha yang 100 persen khusus emak-emak di desa-desa.
"Pinjaman modal usaha kami berbasis kelompok atau tanggung renteng. Satu kelompok bisa 10-20 orang, yang rumahnya berdekatan," katanya.
Ia menyebutkan PT Amartha Mikro Fintek sudah membuka cabang di Situbondo tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Melandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Situbondo, Mangaran, Panji, Asembagus dan Jangkar.
"Sesuai keinginan Pak Bupati, kami harus bisa menjangkau 17 kecamatan," ujar Hadi.
Hadi Wenas menambahkan, tahun ini menargetkan Rp25 miliar yang akan dikucurkan kepada emak-emak. Setiap orang akan memperoleh pinjaman awal Rp4.000.000 hingga Rp5.000.000, dengan harapan bisa segera memulai usahanya.
"Misi kami mewujudkan kesejahteraan usaha emak-emak di desa. Usaha mikro yang ada di desa-desa," tuturnya.
Dari pantauan, usai pendatanganan nota kesepahaman (MoU) tujuh pihak itu, secara simbolis Bupati Karna Suswandi, Direktur Komersial PT Amartha dan Bank Jatim Cabang Situbondo, menyerahkan pencairan pinjaman modal kepada emak-emak perwakilan dari desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Keseriusan Pemkab Situbondo memberdayakan perempuan ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama PT Amartha Mikro Fintek, Bank Jatim, Ikatan Sarjana Ekonomi, Tim Penggerak PKK, Fatayat NU, dan Fajar Emak Sholehah.
"Alhamdulillah, MoU dengan beberapa pihak bisa cepat dilaksanakan pada hari ini. Kerja sama ini dititikberatkan untuk pemberdayaan emak-emak. Tak hanya di tingkat perdesaan, namun hingga ke pelosok desa," ujar Bupati Situbondo Karna Suswandi usai penandatanganan nota kesepahaman di Pendopo Kabupaten Situbondo, Kamis.
Menurut Bung Karna (sapaan akrab bupati), upaya pemberdayaan emak-emak perdesaan tidak hanya sebatas memberikan pinjaman modal usaha, tapi juga memberikan pendampingan dan pelatihan.
"Jadi, emak-emak ini tidak hanya mendapatkan pinjaman modal untuk pengembangan usahanya saja, tapi ada pendampingan dan pelatihan, baik yang sudah memiliki usaha, maupun yang masih akan merintis usaha," katanya.
Bupati menjelaskan bahwa program pemberdayaan emak-emak di desa-desa ini tidak menggunakan APBD. Namun, pemerintah daerah setempat berupaya mencari terobosan bekerja sama perusahaan yang dapat memberikan akses pembiayaan atau pendanaan modal usaha.
"Kami mencari terobosan-terobosan untuk pemberdayaan perempuan di desa-desa, salah satunya bekerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Komersial PT Amartha Mikro Fintek Hadi Wenas mengatakan perusahaannya bergerak di bidang pinjaman modal usaha yang 100 persen khusus emak-emak di desa-desa.
"Pinjaman modal usaha kami berbasis kelompok atau tanggung renteng. Satu kelompok bisa 10-20 orang, yang rumahnya berdekatan," katanya.
Ia menyebutkan PT Amartha Mikro Fintek sudah membuka cabang di Situbondo tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Melandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Situbondo, Mangaran, Panji, Asembagus dan Jangkar.
"Sesuai keinginan Pak Bupati, kami harus bisa menjangkau 17 kecamatan," ujar Hadi.
Hadi Wenas menambahkan, tahun ini menargetkan Rp25 miliar yang akan dikucurkan kepada emak-emak. Setiap orang akan memperoleh pinjaman awal Rp4.000.000 hingga Rp5.000.000, dengan harapan bisa segera memulai usahanya.
"Misi kami mewujudkan kesejahteraan usaha emak-emak di desa. Usaha mikro yang ada di desa-desa," tuturnya.
Dari pantauan, usai pendatanganan nota kesepahaman (MoU) tujuh pihak itu, secara simbolis Bupati Karna Suswandi, Direktur Komersial PT Amartha dan Bank Jatim Cabang Situbondo, menyerahkan pencairan pinjaman modal kepada emak-emak perwakilan dari desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021