Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama rombongan kembali menuju Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis pagi guna menyalurkan dan memastikan logistik untuk warga terdampak bencana tersalurkan.
“Kunjungan kali ini saya ingin memastikan kebutuhan warga yang belum tersentuh bantuan terpenuhi juga mengajak masyarakat dan dunia usaha untuk turut membantu warga terdampak bencana,” kata Risma saat mendarat di Bandara Fransiskus Xaverius Seda, NTT.
Mantan Wali Kota Surabaya tersebut menempuh sejumlah titik kunjungan untuk memastikan masyarakat menerima bantuan. Mensos akan kembali ke Pulau Adonara, lalu ke Pulau Alor, dan ke Sumba Timur.
Ini adalah perjalanan dinas Risma kedua kali di kawasan Indonesia Timur tersebut yang kini tengah dilanda bencana banjir bandang dan longsor. Beberapa waktu lalu, Risma telah menemui dan menyapa penyintas bencana di Nusa Tenggara Barat dan NTT.
Risma mencatat, kesiapan sumber daya manusia (SDM) Kemensos seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah cukup baik. Namun karena ada keterbatasan peralatan, makanan yang disiapkan untuk pengungsi tidak bervariasi dan makan waktu lama disiapkan.
“Ini karena di sana tidak ada kompor gas. Jadi ya masaknya lama. Kita akan bawa kompor gas nanti. Selain itu, juga akan dibawa kering tempe, orek tempe, selain juga obat-obatan. Kami juga sedang mengusahakan alat berat,” kata dia.
Pada prinsipnya, kata Risma, bantuan dari Kementerian Sosial sudah siap disalurkan. Hanya saja, bencana membuat akses transportasi terkendala cuaca, dan kses jalan yang terputus juga menjadi tantangan tersendiri.
“Misalnya kemarin bantuan dari Maumere, mau nyeberang ke Odonara. Tapi karena cuaca enggak bagus, ya ngga bisa. Tapi untuk saya kemarin, saya paksakan,” katanya.
Bantuan Kemensos diterbangkan ke lokasi bencana dengan pesawat Hercules milik TNI. Bantuan transportasi untuk penyaluran logistik diterima dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai bentuk sinergitas antar instansi.
Baik di NTB maupun NTT, Risma memastikan penyintas bencana tercukupi kebutuhan dasarnya. Untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringkan beban para penyintas bencana di NTB, Kemensos mengirimkan bantuan logistik, berupa permakanan, perlengkapan keluarga, peralatan evakuasi, serta peralatan sandang dengan total Rp1.254.302.685.
Adapun untuk penyintas bencana di NTT, Kemensos telah menyalurkan bantuan sebesar Rp2.704.056.695. Dengan perincian baantuan logistik tanggap darurat (buffer stock) sebesar Rp672.056.695; logistik tanggap darurat (belanja langsung) sebesar Rp672.000.000; santunan ahli waris untuk 83 Jiwa sebesar Rp1.245.000.000; dan santunan korban luka berat sebanyak 23 jiwa dengan nilai Rp115.000.000.
Amukan Siklon Seroja menyebabkan banjir dan longsor di kedua wilayah ini mengakibatkan dampak dan kerusakan serius baik material maupun immaterial.
Mengutip keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data per Rabu (7/4) jam 14.000 tercatat warga meninggal dunia 124 orang, sebanyak 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 4.465 orang terdampak. Kemudian, sebanyak 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan. Tercatat sebanyak 1.962 rumah terdampak, fasilitas umum sebanyak 87 unit, dan 24 fasilitas umum rusak berat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
“Kunjungan kali ini saya ingin memastikan kebutuhan warga yang belum tersentuh bantuan terpenuhi juga mengajak masyarakat dan dunia usaha untuk turut membantu warga terdampak bencana,” kata Risma saat mendarat di Bandara Fransiskus Xaverius Seda, NTT.
Mantan Wali Kota Surabaya tersebut menempuh sejumlah titik kunjungan untuk memastikan masyarakat menerima bantuan. Mensos akan kembali ke Pulau Adonara, lalu ke Pulau Alor, dan ke Sumba Timur.
Ini adalah perjalanan dinas Risma kedua kali di kawasan Indonesia Timur tersebut yang kini tengah dilanda bencana banjir bandang dan longsor. Beberapa waktu lalu, Risma telah menemui dan menyapa penyintas bencana di Nusa Tenggara Barat dan NTT.
Risma mencatat, kesiapan sumber daya manusia (SDM) Kemensos seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah cukup baik. Namun karena ada keterbatasan peralatan, makanan yang disiapkan untuk pengungsi tidak bervariasi dan makan waktu lama disiapkan.
“Ini karena di sana tidak ada kompor gas. Jadi ya masaknya lama. Kita akan bawa kompor gas nanti. Selain itu, juga akan dibawa kering tempe, orek tempe, selain juga obat-obatan. Kami juga sedang mengusahakan alat berat,” kata dia.
Pada prinsipnya, kata Risma, bantuan dari Kementerian Sosial sudah siap disalurkan. Hanya saja, bencana membuat akses transportasi terkendala cuaca, dan kses jalan yang terputus juga menjadi tantangan tersendiri.
“Misalnya kemarin bantuan dari Maumere, mau nyeberang ke Odonara. Tapi karena cuaca enggak bagus, ya ngga bisa. Tapi untuk saya kemarin, saya paksakan,” katanya.
Bantuan Kemensos diterbangkan ke lokasi bencana dengan pesawat Hercules milik TNI. Bantuan transportasi untuk penyaluran logistik diterima dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai bentuk sinergitas antar instansi.
Baik di NTB maupun NTT, Risma memastikan penyintas bencana tercukupi kebutuhan dasarnya. Untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringkan beban para penyintas bencana di NTB, Kemensos mengirimkan bantuan logistik, berupa permakanan, perlengkapan keluarga, peralatan evakuasi, serta peralatan sandang dengan total Rp1.254.302.685.
Adapun untuk penyintas bencana di NTT, Kemensos telah menyalurkan bantuan sebesar Rp2.704.056.695. Dengan perincian baantuan logistik tanggap darurat (buffer stock) sebesar Rp672.056.695; logistik tanggap darurat (belanja langsung) sebesar Rp672.000.000; santunan ahli waris untuk 83 Jiwa sebesar Rp1.245.000.000; dan santunan korban luka berat sebanyak 23 jiwa dengan nilai Rp115.000.000.
Amukan Siklon Seroja menyebabkan banjir dan longsor di kedua wilayah ini mengakibatkan dampak dan kerusakan serius baik material maupun immaterial.
Mengutip keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data per Rabu (7/4) jam 14.000 tercatat warga meninggal dunia 124 orang, sebanyak 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 4.465 orang terdampak. Kemudian, sebanyak 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan. Tercatat sebanyak 1.962 rumah terdampak, fasilitas umum sebanyak 87 unit, dan 24 fasilitas umum rusak berat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021