Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas meresmikan Rumah Bambu Kampoeng Batara (Kampung Baca Taman Rimba) di tepi hutan, Lingkungan Papring, Kelurahan/ Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Kampoeng Batara merupakan sebuah rumah bambu berukuran 10x20 meter menjadi amphitheater yang seluruh bahannya terbuat dari bambu, dan sebagai wadah kreativitas anak-anak setempat, mulai tempat anak-anak belajar, bermain, beraktivitas, berlatih seni, dan lainnya.
"Saya sudah berkali-kali datang ke sini. Saya sangat senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga di sini," kata Bupati Ipuk saat meresmikan Rumah Bambu Kampoeng Batara.
Menurut dia, Rumah Bambu Kampoeng Batara selaras dengan potensi di Lingkungan Papring yang dikenal dengan potensi bambunya. Papring dikenal sebagai tempatnya bambu (panggoni pering). Di kampung ini banyak masyarakat yang memproduksi besek (wadah bambu).
Kampung ini terletak sekitar 15 kilometer dari kota Banyuwangi, dan berada di ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Kampoeng Batara sendiri merupakan tempat berkumpulnya anak-anak di tepi hutan kaki Gunung Raung, untuk menuangkan kreativitas, yang biasa dikenal sebagai anak-anak rimba itu.
Mayoritas penduduk di kampung ini merupakan petani dengan memanfaatkan sistem pertanian tumpang sari di hutan. Anak-anak rimba ini telah terbiasa keluar masuk hutan untuk menjaga tanaman mereka.
"Saya harap dengan Rumah Bambu Kampoeng Batara ini membuat anak-anak bisa semakin nyaman belajar dan bermain," ucapnya.
Ipuk mengatakan, anak-anak di Kampoeng Batara ini sangat kreatif. Dia melihat saat pembukaan Rumah Bambu anak-anak di kampung ini mampu menampilkan berbagai seni tradisi. Mulai dari pencak silat, barong, tari, memainkan musik tradisi, dan lainnya.
"Satu anak bisa memainkan berbagai seni. Ini membanggakan. Saya harap apa yang dilakukan di Kampoeng Batara ini bisa menular ke kampung-kampung lainnya," tutur Ipuk.
Pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak atas pengembangan anak-anak di Kampoeng Batara. Rumah Bambu Kampoeng Batara merupakan bagian dari CSR Pertamina Tanjung Wangi.
"Ini semakin membuat kami semangat. Kami terima kasih pada semua pihak. Semoga anak-anak semakin nyaman dan semangat untuk bermain dan belajar lagi," kata Widie.
Widie menambahkan, di Kampoeng Batara selain menjadi taman baca anak-anak dan masyarakat, juga menjadi tempat anak-anak untuk bermain permainan-permainan tradisional. Selain itu juga belajar bela diri, seni tradisi, dan aktivitas di luar rumah lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kampoeng Batara merupakan sebuah rumah bambu berukuran 10x20 meter menjadi amphitheater yang seluruh bahannya terbuat dari bambu, dan sebagai wadah kreativitas anak-anak setempat, mulai tempat anak-anak belajar, bermain, beraktivitas, berlatih seni, dan lainnya.
"Saya sudah berkali-kali datang ke sini. Saya sangat senang dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga di sini," kata Bupati Ipuk saat meresmikan Rumah Bambu Kampoeng Batara.
Menurut dia, Rumah Bambu Kampoeng Batara selaras dengan potensi di Lingkungan Papring yang dikenal dengan potensi bambunya. Papring dikenal sebagai tempatnya bambu (panggoni pering). Di kampung ini banyak masyarakat yang memproduksi besek (wadah bambu).
Kampung ini terletak sekitar 15 kilometer dari kota Banyuwangi, dan berada di ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Kampoeng Batara sendiri merupakan tempat berkumpulnya anak-anak di tepi hutan kaki Gunung Raung, untuk menuangkan kreativitas, yang biasa dikenal sebagai anak-anak rimba itu.
Mayoritas penduduk di kampung ini merupakan petani dengan memanfaatkan sistem pertanian tumpang sari di hutan. Anak-anak rimba ini telah terbiasa keluar masuk hutan untuk menjaga tanaman mereka.
"Saya harap dengan Rumah Bambu Kampoeng Batara ini membuat anak-anak bisa semakin nyaman belajar dan bermain," ucapnya.
Ipuk mengatakan, anak-anak di Kampoeng Batara ini sangat kreatif. Dia melihat saat pembukaan Rumah Bambu anak-anak di kampung ini mampu menampilkan berbagai seni tradisi. Mulai dari pencak silat, barong, tari, memainkan musik tradisi, dan lainnya.
"Satu anak bisa memainkan berbagai seni. Ini membanggakan. Saya harap apa yang dilakukan di Kampoeng Batara ini bisa menular ke kampung-kampung lainnya," tutur Ipuk.
Pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak atas pengembangan anak-anak di Kampoeng Batara. Rumah Bambu Kampoeng Batara merupakan bagian dari CSR Pertamina Tanjung Wangi.
"Ini semakin membuat kami semangat. Kami terima kasih pada semua pihak. Semoga anak-anak semakin nyaman dan semangat untuk bermain dan belajar lagi," kata Widie.
Widie menambahkan, di Kampoeng Batara selain menjadi taman baca anak-anak dan masyarakat, juga menjadi tempat anak-anak untuk bermain permainan-permainan tradisional. Selain itu juga belajar bela diri, seni tradisi, dan aktivitas di luar rumah lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021