Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (12/3) malam, menggelar Festival Sulur Kembang 2 yang merupakan pergelaran tari lintas generasi yang menampilkan karya-karya seniman tari setempat mendiang Sumitro Hadi.

Festival Sulur Kembang 2 yang digelar di Hotel Aston Banyuwangi, itu, diikuti puluhan penari lintas generasi. Mereka menari karya-karya hebat maestro tari Banyuwangi yang telah wafat akhir tahun 2020.

"Seni budaya seperti ini merupakan perwujudan dari konsep ajaran Trisakti yang digagas Bung Karno. Di mana salah satunya berisi berkepribadian dalam berkebudayaan," ujar Wakil Bupati Banyuwnangi, Sugirah.

Menurut dia, seni budaya Banyuwangi juga sangat menunjang sektor wisata, yang merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Banyuwangi beberapa tahun terakhir sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

"Banyak wisatawan tertarik datang ke Banyuwangi karena atraksi seni yang menarik dan beragam. Saya percaya, seni dan budaya yang dimiliki Banyuwangi, ke depan akan memberikan warna sendiri terhadap kemajuan pariwisata yang akan datang," ucapnya.

Acara puncak Festival Sulur Kembang 2 itu menampilkan kolaborasi yang disusun secara runtun oleh sanggar seni Lang-Lang Buana. Pendiri Lang-lang Buana, Sabar Harianto, adalah penari yang mendapat didikan langsung dari Sumitro Hadi.

Sugirah menilai event ini membuktikan jika budaya Banyuwangi memiliki potensi besar yang harus terus digali dan dilestarikan.

"Ke depan saya berharap pergelaran budaya yang wajib dipelihara ini tidak hanya digelar di hotel-hotel, namun segera digelar di destinasi wisata ketika pandemi sudah reda," katanya.

Festival Sulur Kembang 2 ini digelar, juga untuk mengenang maestro tari Banyuwangi mendiang Sumitro Hadi. Seniman tari tersebut telah melahirkan sekitar 130 karya baik tarian dan gendhing dan lagu. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021