Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar menekankan kepada seluruh kader akan pentingnya Pita Lila (lingkar lengan atas) pada bayi.
Bunda Fey, sapaan akrabnya, mengatakan pandemi COVID-19 seperti saat ini tidak hanya berpengaruh pada kehidupan ekonomi warga melainkan juga pada pertumbuhan balita.
"Saya ada di Kelurahan Burengan, kembali TP PKK bersama ibu-ibu kader kelurahan mengadakan sosialisasi Pita Lila. Kami lakukan refreshing bagaimana mengukur Pita Lila, agar segera bisa mengetahui kondisi balita kita," katanya dalam acara sosialisasi pengukuran Pita Lila pada bayi dan balita di Gedung Kelurahan Burengan, Kota Kediri, Jumat.
Bunda Fey menambahkan nantinya bila sudah diketahui kondisi gizi dari balita, TP PKK dan pemerintah akan bersinergi untuk mengatasi balita-balita yang membutuhkan perhatian lebih mengenai gizi. Ke depan nantinya diharapkan tidak terjadi kasus kekerdilan.
"Jika ada balita yang butuh diintervensi gizinya, maka PKK bersama pemerintah bisa segera bergerak mengatasi hal tersebut sehingga anak-anak kita tidak akan jatuh ke jurang 'stunting' (kekerdilan) dalam jangka panjang," katanya.
Sosialisasi tersebut diikuti oleh perwakilan TP PKK kelurahan se-Kecamatan Pesantren dan kader kilisuci dari setiap kelurahan se-Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Peserta sosialisasi diberikan materi oleh dr Karina Widowati yang merupakan Nutrition Officer UNICEF Kantor Perwakilan Jawa. Materi yang diberikan bertema mobilisasi masyarakat, penemuan dini kasus dan tindak lanjut dalam pengelolaan gizi buruk terintegrasi.
Selain itu, peserta diberikan contoh secara langsung bagaimana cara yang tepat menggunakan Pita Lila agar hasilnya lebih akurat.
Pita Lila tersebut untuk mengukur lingkar lengan atas bayi, yang merupakan alat pengukur paling mudah untuk penemuan dini kasus pada balita usia 6–59 bulan. Warna merah berarti gizi buruk, warna kuning berarti gizi kurang, dan warna hijau berarti gizi baik. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan dapat mengetahui status gizi bayi.
Sementara itu, dr Karina Widowati mengungkapkan hal terpenting untuk mempercepat penurunan kekerdilan melalui kerja sama dengan masyarakat. Anggota masyarakat dilatih untuk melakukan penapisan menggunakan Pita Lila, memeriksa edema dan tanda fisik gizi buruk.
"Jadi masyarakat harus dilibatkan untuk penapisan dini kekurangan gizi akut pada balita sehingga bisa cepat terlaksana salah satunya bisa dengan menggunakan Pita Lila untuk anak balita," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar juga memberikan bingkisan kepada Revan Fadil balita berusia 25 bulan. Bingkisan yang diberikan berupa paket penunjang kebutuhan gizi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Bunda Fey, sapaan akrabnya, mengatakan pandemi COVID-19 seperti saat ini tidak hanya berpengaruh pada kehidupan ekonomi warga melainkan juga pada pertumbuhan balita.
"Saya ada di Kelurahan Burengan, kembali TP PKK bersama ibu-ibu kader kelurahan mengadakan sosialisasi Pita Lila. Kami lakukan refreshing bagaimana mengukur Pita Lila, agar segera bisa mengetahui kondisi balita kita," katanya dalam acara sosialisasi pengukuran Pita Lila pada bayi dan balita di Gedung Kelurahan Burengan, Kota Kediri, Jumat.
Bunda Fey menambahkan nantinya bila sudah diketahui kondisi gizi dari balita, TP PKK dan pemerintah akan bersinergi untuk mengatasi balita-balita yang membutuhkan perhatian lebih mengenai gizi. Ke depan nantinya diharapkan tidak terjadi kasus kekerdilan.
"Jika ada balita yang butuh diintervensi gizinya, maka PKK bersama pemerintah bisa segera bergerak mengatasi hal tersebut sehingga anak-anak kita tidak akan jatuh ke jurang 'stunting' (kekerdilan) dalam jangka panjang," katanya.
Sosialisasi tersebut diikuti oleh perwakilan TP PKK kelurahan se-Kecamatan Pesantren dan kader kilisuci dari setiap kelurahan se-Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Peserta sosialisasi diberikan materi oleh dr Karina Widowati yang merupakan Nutrition Officer UNICEF Kantor Perwakilan Jawa. Materi yang diberikan bertema mobilisasi masyarakat, penemuan dini kasus dan tindak lanjut dalam pengelolaan gizi buruk terintegrasi.
Selain itu, peserta diberikan contoh secara langsung bagaimana cara yang tepat menggunakan Pita Lila agar hasilnya lebih akurat.
Pita Lila tersebut untuk mengukur lingkar lengan atas bayi, yang merupakan alat pengukur paling mudah untuk penemuan dini kasus pada balita usia 6–59 bulan. Warna merah berarti gizi buruk, warna kuning berarti gizi kurang, dan warna hijau berarti gizi baik. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan dapat mengetahui status gizi bayi.
Sementara itu, dr Karina Widowati mengungkapkan hal terpenting untuk mempercepat penurunan kekerdilan melalui kerja sama dengan masyarakat. Anggota masyarakat dilatih untuk melakukan penapisan menggunakan Pita Lila, memeriksa edema dan tanda fisik gizi buruk.
"Jadi masyarakat harus dilibatkan untuk penapisan dini kekurangan gizi akut pada balita sehingga bisa cepat terlaksana salah satunya bisa dengan menggunakan Pita Lila untuk anak balita," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar juga memberikan bingkisan kepada Revan Fadil balita berusia 25 bulan. Bingkisan yang diberikan berupa paket penunjang kebutuhan gizi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021