Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut pandemi COVID-19 mampu mendorong suatu kolaborasi yang kuat, bahkan memunculkan inovasi baru, bukan hanya untuk kebutuhan selama pandemi, tetapi juga kebutuhan jangka panjang.
Menurut Ali Gufron, kesadaran dari masing-masing pihak akan peran dan tanggung jawabnya ikut bergerak memberikan solusi menghadapi pandemi COVID-19. Misalnya, dengan diciptakannya inovasi GeNose, alat screening untuk mendeteksi awal COVID-19.
"Ada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, universitas, lembaga penelitian, industri, asosiasi profesional, rumah sakit dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama melawan COVID-19 dan tentu ada banyak inovasi karya anak bangsa lainnya yang diluncurkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat, bukan hanya selama pandemi, tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang," ujar Ghufron melalui siaran pers, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan situasi pandemi COVID-19 telah mendorong bangsa Indonesia melakukan inovasi di berbagai hal, mulai dari bidang industri kesehatan, obat-obatan, riset, teknologi, bahkan bidang pelayanan publik.
Setelah menciptakan sejumlah inovasi untuk memudahkan peserta JKN-KIS di era pandemi, Ghufron menuturkan BPJS Kesehatan berencana menghadirkan inovasi lain berupa penyediaan layanan informasi dan penanganan pengaduan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Langkah ini adalah bentuk perluasan fasilitas Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) yang semula hanya ada di rumah sakit. Upaya ini diharapkan dapat mempermudah peserta JKN-KIS memenuhi kebutuhannya, sehingga kenyamanan dan kepuasan peserta pun meningkat.
"Saat ini memang belum tersedia petugas FKTP untuk melakukan fungsi PIPP kepada peserta JKN-KIS. Untuk itu kami akan lakukan pengkajian lebih lanjut. Harapan kami, layanan PIPP di FKTP dapat diimplementasikan pada pertengahan tahun 2021," ujar Ghufron.
Sejumlah inovasi BPJS Kesehatan yang telah berjalan dan dimanfaatkan peserta JKN-KIS saat ini, antara lain Pelayanan Administratif melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1 500 400, Chat Assistant JKN (CHIKA), dan Voice Interactive JKN (VIKA), hingga direct message media sosial resmi BPJS Kesehatan.
Dengan beragam inovasi tersebut, peserta JKN-KIS bisa menyelesaikan urusan administratif mereka mengenai JKN-KIS, melakukan konsultasi online dengan dokter, mengantre secara online, hingga melakukan screening mandiri melalui gawainya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Menurut Ali Gufron, kesadaran dari masing-masing pihak akan peran dan tanggung jawabnya ikut bergerak memberikan solusi menghadapi pandemi COVID-19. Misalnya, dengan diciptakannya inovasi GeNose, alat screening untuk mendeteksi awal COVID-19.
"Ada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, universitas, lembaga penelitian, industri, asosiasi profesional, rumah sakit dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama melawan COVID-19 dan tentu ada banyak inovasi karya anak bangsa lainnya yang diluncurkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat, bukan hanya selama pandemi, tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang," ujar Ghufron melalui siaran pers, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan situasi pandemi COVID-19 telah mendorong bangsa Indonesia melakukan inovasi di berbagai hal, mulai dari bidang industri kesehatan, obat-obatan, riset, teknologi, bahkan bidang pelayanan publik.
Setelah menciptakan sejumlah inovasi untuk memudahkan peserta JKN-KIS di era pandemi, Ghufron menuturkan BPJS Kesehatan berencana menghadirkan inovasi lain berupa penyediaan layanan informasi dan penanganan pengaduan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Langkah ini adalah bentuk perluasan fasilitas Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) yang semula hanya ada di rumah sakit. Upaya ini diharapkan dapat mempermudah peserta JKN-KIS memenuhi kebutuhannya, sehingga kenyamanan dan kepuasan peserta pun meningkat.
"Saat ini memang belum tersedia petugas FKTP untuk melakukan fungsi PIPP kepada peserta JKN-KIS. Untuk itu kami akan lakukan pengkajian lebih lanjut. Harapan kami, layanan PIPP di FKTP dapat diimplementasikan pada pertengahan tahun 2021," ujar Ghufron.
Sejumlah inovasi BPJS Kesehatan yang telah berjalan dan dimanfaatkan peserta JKN-KIS saat ini, antara lain Pelayanan Administratif melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1 500 400, Chat Assistant JKN (CHIKA), dan Voice Interactive JKN (VIKA), hingga direct message media sosial resmi BPJS Kesehatan.
Dengan beragam inovasi tersebut, peserta JKN-KIS bisa menyelesaikan urusan administratif mereka mengenai JKN-KIS, melakukan konsultasi online dengan dokter, mengantre secara online, hingga melakukan screening mandiri melalui gawainya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021