Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai rawit memicu terjadinya laju inflasi pada bulan Februari 2021 di Kota Madiun, Jawa Timur, sebesar 0,08 persen

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi bulan Februari 2021 di Kota Madiun adalah kenaikan harga cabai rawit. Kenaikan harga mencapai 13,50 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Rabu.

Menurut dia, faktor cuaca masih menjadi penyebab harga cabai rawit melambung tinggi yang berdampak pada produksi komoditas tersebut.

"Secara provinsi dan nasional memang kenaikan cabai rawit ini dialami oleh 65 kota penghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia. Alasannya karena cuaca kurang bagus mempengaruhi hasil produksi sehingga harganya naik," kata dia.

Selain cabai rawit, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga dan mendorong inflasi adalah nangka muda, nasi dengan lauk, cabai merah, bawang putih, bawang merah, tempe, kacang panjang, dan mobil.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga atau menekan inflasi di antaranya adalah telepon seluler, daging ayam ras, pepaya, jeruk, pisang, tomat, apel, mentimun, jagung manis, dan emas perhiasan.

Saat ini, harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional di Kota Madiun masih tinggi yakni berkisar Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Kondisi tersebut membuat para pedagang dan pembeli kebingungan karena daya beli menurun.

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, tercatat tujuh kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Tujuh kota yang mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,29 persen; diikuti oleh Kabupaten Jember sebesar 0,12 persen; Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,09 persen; Kota Madiun sebesar 0,08 persen; Kota Kediri sebesar 0,07 persen;

Kemudian Kota Probolinggo sebesar 0,05 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,02 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Kota Malang sebesar 0,01 persen, sedangkan Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,22 persen dan inflasi nasional sebesar 0,10 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021