Wali Kota Madiun Maidi mendorong para pelaku UMKM di wilayahnya untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam menjalankan bisnisnya agar dapat berkembang dan eksis, terlebih di masa pandemi.
Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan strategis pelaku usaha dalam persaingan menjalankan bisnisnya, sehingga lebih unggul dibandingkan pelaku usaha lainnya.
Wali Kota Maidi dalam agendanya meninjau lapak UMKM di tiap kelurahan selalu menegaskan pentingnya seluruh pengelola lapak UMKM kelurahan untuk membuat ciri khas masing-masing. Ciri khas produk tersebut merupakan bagian dari keunggulan kompetitif.
"Lapak UMKM tidak hanya tempatnya yang menarik, tapi rasa masakannya juga harus enak dan berciri khas. Sehingga, pengunjung akan kembali lagi untuk membeli," ujar Wali Kota Maidi saat meninjau lapak UMKM di Kelurahan Demangan sambil bersepeda santai.
Pihaknya mengambil contoh produk kuliner Soto Batok yang disediakan oleh pedagang di lapak UMKM Demangan.
"Saya suka konsepnya. Soto tanpa micin dan menggunakan ayam kampung dengan wadah batok kelapa. Saya harap ini dipertahankan," kata dia.
Selain Soto Batok, pelaku bisnis di lapak UMKM Demangan juga menyediakan aneka kuliner lainnya sepert lontong sayur, teh bunga telang, dan minuman tradisional tape kambang yang tak kalah menarik.
Hal yang sama dengan pengelola lapak UMKM kelurahan lainnya juga diminta memiliki ciri khas dan keberagaman di setiap lapaknya. Sehingga mengundang pengunjung agar penasaran untuk datang.
"Muaranya adalah saya harap masyarakat Kota Madiun tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk mencari wisata kuliner. Sebab, semua sudah ada di Kota Madiun dan tak kalah menarik dari wisata di luar kota," kata mantan Sekda Kota Madiun itu.
Seperti diketahui, Pemkot Madiun saat ini sedang gencar mendorong tiap kelurahan untuk mengembangkan potensi UMKM dan keunggulannya dengan membangun lapak-lapak UMKM. Upaya tersebut merupakan bagian dari program pemda setempat untuk mendongkrak pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Guna mewujudkan program tersebut, Pemerintah Kota Madiun telah mencairkan dana sebesar Rp261 juta untuk masing-masing 27 kelurahan di wilayah setempat pada tahun 2020.
Adapun dana tersebut berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) pemerintah pusat, yang untuk Kota Madiun alokasinya di tahun 2020 mencapai Rp14,9 miliar. DID diperoleh karena Kota Madiun dinilai cukup baik dalam penanganan COVID-19.
Pihaknya ingin anggaran tersebut digunakan untuk mengangkat potensi UMKM dan ekonomi tiap kelurahan yang nantinya akan terintegrasi karena akan dilewati jalur sepeda wisata.
"Saya ingin dana ini untuk "ngegas" ekonomi. Seperti perbaikan lapak UMKM, jalur sepeda, perbaikan taman, dan lain sebagainya. Titik-titik ekonomi baru di tiap kelurahan ini akan kita koneksikan satu sama lainnya melalui jalur sepeda wisata," kata Maidi.
Karenanya, Wali Kota berharap pelaku UMKM di tiap kelurahan untuk bersiap dari sekarang agar produknya memiliki keunggulan kompetitif dengan dikemas menarik dan kualitasnya dijaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan strategis pelaku usaha dalam persaingan menjalankan bisnisnya, sehingga lebih unggul dibandingkan pelaku usaha lainnya.
Wali Kota Maidi dalam agendanya meninjau lapak UMKM di tiap kelurahan selalu menegaskan pentingnya seluruh pengelola lapak UMKM kelurahan untuk membuat ciri khas masing-masing. Ciri khas produk tersebut merupakan bagian dari keunggulan kompetitif.
"Lapak UMKM tidak hanya tempatnya yang menarik, tapi rasa masakannya juga harus enak dan berciri khas. Sehingga, pengunjung akan kembali lagi untuk membeli," ujar Wali Kota Maidi saat meninjau lapak UMKM di Kelurahan Demangan sambil bersepeda santai.
Pihaknya mengambil contoh produk kuliner Soto Batok yang disediakan oleh pedagang di lapak UMKM Demangan.
"Saya suka konsepnya. Soto tanpa micin dan menggunakan ayam kampung dengan wadah batok kelapa. Saya harap ini dipertahankan," kata dia.
Selain Soto Batok, pelaku bisnis di lapak UMKM Demangan juga menyediakan aneka kuliner lainnya sepert lontong sayur, teh bunga telang, dan minuman tradisional tape kambang yang tak kalah menarik.
Hal yang sama dengan pengelola lapak UMKM kelurahan lainnya juga diminta memiliki ciri khas dan keberagaman di setiap lapaknya. Sehingga mengundang pengunjung agar penasaran untuk datang.
"Muaranya adalah saya harap masyarakat Kota Madiun tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk mencari wisata kuliner. Sebab, semua sudah ada di Kota Madiun dan tak kalah menarik dari wisata di luar kota," kata mantan Sekda Kota Madiun itu.
Seperti diketahui, Pemkot Madiun saat ini sedang gencar mendorong tiap kelurahan untuk mengembangkan potensi UMKM dan keunggulannya dengan membangun lapak-lapak UMKM. Upaya tersebut merupakan bagian dari program pemda setempat untuk mendongkrak pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Guna mewujudkan program tersebut, Pemerintah Kota Madiun telah mencairkan dana sebesar Rp261 juta untuk masing-masing 27 kelurahan di wilayah setempat pada tahun 2020.
Adapun dana tersebut berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) pemerintah pusat, yang untuk Kota Madiun alokasinya di tahun 2020 mencapai Rp14,9 miliar. DID diperoleh karena Kota Madiun dinilai cukup baik dalam penanganan COVID-19.
Pihaknya ingin anggaran tersebut digunakan untuk mengangkat potensi UMKM dan ekonomi tiap kelurahan yang nantinya akan terintegrasi karena akan dilewati jalur sepeda wisata.
"Saya ingin dana ini untuk "ngegas" ekonomi. Seperti perbaikan lapak UMKM, jalur sepeda, perbaikan taman, dan lain sebagainya. Titik-titik ekonomi baru di tiap kelurahan ini akan kita koneksikan satu sama lainnya melalui jalur sepeda wisata," kata Maidi.
Karenanya, Wali Kota berharap pelaku UMKM di tiap kelurahan untuk bersiap dari sekarang agar produknya memiliki keunggulan kompetitif dengan dikemas menarik dan kualitasnya dijaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021