Jumat, 26 Februari 2021 adalah hari yang ditunggu-tunggu pasangan Eri Cahyadi dan Armuji. Hari itu merupakan hari bersejarah bagi mereka , karena mereka akan dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Eri Cahyadi sebelum prosesi pelantikan melaksanakan shalat Jumat di Masjid As-Salam di depan rumahnya di kawasan Ketintang, Surabaya.
Usai shalat, sekira pukul 12.55 WIB, dia yang sudah mengenakan pakaian dinas upacara (DPU) berwarna putih lengkap dengan topi PDU pet namun belum ada emblem dan pangkatnya, berangkat menuju rumah orang tua dan mertua. Eri didampingi sang istri Rini Indriyani serta kedua anaknya Alfanana Putri dan Rahmad Haidar Pasha, sungkem kepadanya.
Eri dan keluarga pertama menuju rumah mertuanya yang bernama Dadang Jumena dan Suparni. Baik rumah mertua dan orang tua Eri tidak jauh dari rumah mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut, yakni di daerah Ketintang.
Setelah dari rumah mertua, Eri lantas menuju ke rumah orang tua, H. Urip Suwondo dan sang ibu Hj Mas Ayu Esa Aisyah. Saat sungkem, Eri tidak hanya mencium tangan kedua orang tuanya, tapi juga mencium kaki ayah dan ibunya.
Eri sungkem terlebih dulu dilanjutkan istri dan anak-anaknya. Setelah selesai, Eri kemudian duduk bersimpuh memanjatkan doa, dan dilanjutkan pembacaan surat Al Fatihah yang oleh orang tuanya. Suasana sangat haru.
Saat sungkem itu, Eri mengaku mendapat pesan khusus yakni uuntuk selalu menjaga Surabaya, tetap amanah dan jangan pernah mengutamakan kepentingan keluarga dan golongan. Semua yang dilakukan harus untuk kepentingan masyarakat.
Tak berbeda halnya yang dilakukan Eri, Armuji juga menyempatkan diri untuk melakukan ziarah ke makam ayahanda di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih dan sungkem minta doa restu ke rumah ibunya di Jalan Nginden Baru 2 No. 22 Surabaya.
Berangkat dari kediamannya di Penjaringan Sari 2 D16 Surabaya sekitar pukul 09.25 WIB, Armuji tiba di TPU Keputih pukul 09.40 WIB. Dia yang didampingi anak keduanya langsung duduk membersihkan dedaunan kering sembari menaburkan bunga di antara kedua nisan pusara ayahanda.
Dengan berkemeja putih dan peci hitam, pria kelahiran asli Surabaya itu terlihat begitu khusyuk membacakan doa untuk ayahanda yang telah wafat pada Juni 2015. Setelah kurang lebih sekitar 15 menit berada di TPU Keputih, Armuji bersama anaknya kemudian menuju ke rumah ibunya.
Suasana pun tampak haru ketika ia sungkem mohon doa restu di bawah kedua kaki ibunya. Bahkan, sesekali Armudji juga tampak mengusap air matanya.
Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini mengatakan bahwa ada pesan khusus yang disampaikan ibundanya agar dapat menjalankan amanah dari masyarakat dengan betul, serta hati-hati dalam menjalankan tugas..
Seusai sungkeman, Eri bersama wakilnya Armuji menuju Gedung Grahadi untuk mengiktu prosesi pelantikan. Pasangan Eri-Armuji dilantik pada sesi ketiga atau sekitar pukul 16.00 WIB. Setidaknya ada lima kepala daerah yang dilantik pada sesi terakhir ini.
Tiba di Gedung Negara Grahadi sekitar pukul 15.20 WIB, Eri Cahyadi-Armudji langsung disambut dan dikawal menuju ruang pelantikan. Selama acara berlangsung, tamu undangan dibatasi. Hanya satu orang perwakilan yang bisa mengikuti prosesi secara langsung. Sementara itu, tamu undangan lain diberi kesempatan untuk menyaksikan pelantikan melalui virtual.
"Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai Wali Kota Surabaya, dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, Nusa dan Bangsa," begitu bunyi sumpah jabatan yang diucapkan Eri saat prosesi pelantikan.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah dalam sambutannya mengatakan, proses pelantikan pada hari ini sudah berjalan lancar. Proses pelantikan ini akan mengantarkan awal dari perjalanan sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Tentu harapan gubernur agar disegerakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di masing-masing daerah. Sehingga antara RKPD kabupaten/kota dengan RKPD provinsi dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di tingkat nasional, dapat berjalan berseiringan.
Program prioritas
Setelah mengikuti prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Eri Cahyadi dan Armuji langsung bergeser menuju Balai Kota Surabaya, Jumat sore. Tiba di balai kota, ia langsung disambut jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan Kepala Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Wali kota dan wakil wali kota langsung menuju lobi lantai 2 Balai Kota Surabaya, tempat Forpimda menyaksikan pelantikan via virtual. Setelah itu, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya langsung menyapa warga dan menyampaikan pidato pertamanya yang diikuti warga via virtual.
Pada kesempatan itu, Eri mengemukakan, di masa pandemi COVID-19 ini, yang menjadi kekuatan adalah gotong royong, bersama-sama dan saling bahu membahu dalam menyelesaikan COVID-19. Ke depan, ia memastikan akan menjadi keluarga besar, sehingga ia sangat berharap ke depannya Surabaya bisa menjadi lebih hebat.
Ia juga menyampaikan terima kasih banyak kepada seluruh warga Kota Surabaya dan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka langsung dengan warga.
Sebenarnya, ia bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji ingin bertatap muka langsung dengan warga usai dilantik, namun karena keterbatasan jumlah dan masih dalam masa pandemi, maka tanpa mengurangi rasa hormat dia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Seusai menyapa warga via zoom, ia menjelaskan program prioritas yang akan segera dilakukannya. Salah satunya dalam mengatasi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang sudah ada selama ini, akan dilihat lagi pergerakannya per-RW.
Selain itu, Eri mengatakan salah satu cara supaya perekonomian terus berputar maka harus dilakukan bersama-sama dengan UMKM di Surabaya. Ia mencontohkan apabila harus menggunakan batik, berarti harus beli batik di UMKM.
Makanya, nanti ke depannya akan di data masing-masing keluarga ini pendapatannya berapa, siapa yang belum bekerja dan sebagainya, sehingga fokusnya bagaimana bisa menggerakkan ekonomi di masing-masing keluarga.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Armuji juga mengajak warga Kota Pahlawan untuk saling menyadarkan diri sendiri untuk lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Armuji juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi dalam hal apapun dengan tujuan membangun kota.
Beban Berat
Harapan warga Kota Surabaya kepada Eri Cahyadi memang sangat tinggi karena digadang-gadang bisa seperti mantan Wali Kota Risma bahkan lebih.
Namun menurut Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim, masalah tersebut jangan dijadikan beban karena apa yang dihadapi Eri dengan Risma berbeda.
Meski demikian, Eri Cahyadi diharapkan tidak meninggalkan ciri khas mantan Wali Kota Tri Rismaharini yang suka blusukan atau terjun ke lapangan untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat.
Untuk itu, Surokim memberikan saran agar selama 100 hari kerja Eri-Armuji, persentase di lapangan harus lebih banyak dibanding di kantor. Jika dipersentasekan, 70 persen di lapangan, 30 persen di kantor. Semua masalah administrasi biar dilakukan oleh staf.
Surokim mengatakan di masa pandemi seperti sekarang ini yang dibutuhkan Eri dan Armuji adalah responsibilitas, lebih agresif, tanpa meninggalkan ciri khas Risma. Jika di masyarakat diketahui ada masalah, Eri harus langsung terjun di lapangan menyelesaikan masalah tersebut secepatnya.
Alasan kenapa harus banyak di lapangan, kata Surokim, di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat membutuhkan sentuhan seorang pemimpin langsung. Apalagi jejak 100 hari kepemimpinan akan sangat membekas di masyarakat.
Soal solusi yang diberikan Eri itu berhasil atau tidak, selama masa pandemi ini orang akan lebih bisa memahaminya, seandainya solusi tersebut kurang berjalan baik.
"Selama 100 hari, orang akan melihat kinerja Mas Eri. Apakah sama dengan Bu Risma yang memiliki tipikal pekerja keras. Namun, kerja keras saja tidak cukup untuk Mas Eri. Harus memiliki rasa mengayomi bahwa apa yang dirasakan masyarakat itu, Mas Eri juga bisa merasakan pula. Sehingga harus tidak ada jarak antara Mas Eri dengan masyarakat," katanya.
Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan akan tetap turun ke lapangan saat menjabat sebagai wali kota. Bukan sekedar meniru gaya mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia mengaku sudah jarang berdiam diri di kantor sejak berdinas sebagai Kepala Dinas Cipta Karya hingga saat menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Surabaya.
Tinjauan langsung berbagai proyek pembangunan dan pengawasan di lapangan selalu dilakukan Eri Cahyadi. Bahkan masuk sungai sampai nyemprot pedestrian juga dilakukan. Hal itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Sehingga, kalau turun ke lapangan, Eri bisa tahu kebutuhan warga yang sesungguhnya.
Jika dilihat antara Eri Cahyadi dan Tri Rismaharini terdapat persamaan. Keduanya adalah sama-sama birokrat yang mengawali karir politiknya saat menjabat sebagai Kepala Bappeko Surabaya. Bisa dikatakan Eri adalah anak mas Risma. Bahkan bisa dikatakan Risma telah jauh-jauh hari telah mengkader Eri Cahyadi.
Jauh sebelum pelaksanaan Pilkada Surabaya 2020, Risma sewaktu menjabat wali kota sering kali mengajak Eri Cahyadi dalam berbagai pertemuan. Tidak tahu maksut sebenarnya Risma mengajak Eri dalam pertemuan itu. Namun semua itu terkuak ketika Risma menyodorkan nama Eri sebagai bakal calon wali kota ke DPP PDIP.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung menerima usulan dari Risma tersebut. Megawati yakin Eri Cahyadi bisa melanjutkan perjuangan Risma membangun Surabaya lebih baik lagi.
Akankah Eri bisa seperti Risma?. Jika dilihat dari gaya blusukannya mungkin bisa dikatakan sama. Tapi masih butuh waktu. Hanya saja yang membedakan, Eri bisa lebih luwes melakukan koordinasi dengan DPRD Surabaya maupun kepala daerah di Surabaya Raya. Bahkan juga dengan Gubernur Jatim.
Hal ini sudah dibuktikan dengan adanya pertemuan Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo terpilih Ahmad Muhdlor Ali dan Bupati Gresik terpilih Fandi Akhmad Yani dalam satu meja untuk membangun kesepahaman di salah satu hotel di Surabaya, Minggu (21/2). Tiga kepala daerah terpilih membahas integrasi sejumlah program pembangunan di kawasan Surabaya Raya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Eri Cahyadi sebelum prosesi pelantikan melaksanakan shalat Jumat di Masjid As-Salam di depan rumahnya di kawasan Ketintang, Surabaya.
Usai shalat, sekira pukul 12.55 WIB, dia yang sudah mengenakan pakaian dinas upacara (DPU) berwarna putih lengkap dengan topi PDU pet namun belum ada emblem dan pangkatnya, berangkat menuju rumah orang tua dan mertua. Eri didampingi sang istri Rini Indriyani serta kedua anaknya Alfanana Putri dan Rahmad Haidar Pasha, sungkem kepadanya.
Eri dan keluarga pertama menuju rumah mertuanya yang bernama Dadang Jumena dan Suparni. Baik rumah mertua dan orang tua Eri tidak jauh dari rumah mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut, yakni di daerah Ketintang.
Setelah dari rumah mertua, Eri lantas menuju ke rumah orang tua, H. Urip Suwondo dan sang ibu Hj Mas Ayu Esa Aisyah. Saat sungkem, Eri tidak hanya mencium tangan kedua orang tuanya, tapi juga mencium kaki ayah dan ibunya.
Eri sungkem terlebih dulu dilanjutkan istri dan anak-anaknya. Setelah selesai, Eri kemudian duduk bersimpuh memanjatkan doa, dan dilanjutkan pembacaan surat Al Fatihah yang oleh orang tuanya. Suasana sangat haru.
Saat sungkem itu, Eri mengaku mendapat pesan khusus yakni uuntuk selalu menjaga Surabaya, tetap amanah dan jangan pernah mengutamakan kepentingan keluarga dan golongan. Semua yang dilakukan harus untuk kepentingan masyarakat.
Tak berbeda halnya yang dilakukan Eri, Armuji juga menyempatkan diri untuk melakukan ziarah ke makam ayahanda di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih dan sungkem minta doa restu ke rumah ibunya di Jalan Nginden Baru 2 No. 22 Surabaya.
Berangkat dari kediamannya di Penjaringan Sari 2 D16 Surabaya sekitar pukul 09.25 WIB, Armuji tiba di TPU Keputih pukul 09.40 WIB. Dia yang didampingi anak keduanya langsung duduk membersihkan dedaunan kering sembari menaburkan bunga di antara kedua nisan pusara ayahanda.
Dengan berkemeja putih dan peci hitam, pria kelahiran asli Surabaya itu terlihat begitu khusyuk membacakan doa untuk ayahanda yang telah wafat pada Juni 2015. Setelah kurang lebih sekitar 15 menit berada di TPU Keputih, Armuji bersama anaknya kemudian menuju ke rumah ibunya.
Suasana pun tampak haru ketika ia sungkem mohon doa restu di bawah kedua kaki ibunya. Bahkan, sesekali Armudji juga tampak mengusap air matanya.
Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini mengatakan bahwa ada pesan khusus yang disampaikan ibundanya agar dapat menjalankan amanah dari masyarakat dengan betul, serta hati-hati dalam menjalankan tugas..
Seusai sungkeman, Eri bersama wakilnya Armuji menuju Gedung Grahadi untuk mengiktu prosesi pelantikan. Pasangan Eri-Armuji dilantik pada sesi ketiga atau sekitar pukul 16.00 WIB. Setidaknya ada lima kepala daerah yang dilantik pada sesi terakhir ini.
Tiba di Gedung Negara Grahadi sekitar pukul 15.20 WIB, Eri Cahyadi-Armudji langsung disambut dan dikawal menuju ruang pelantikan. Selama acara berlangsung, tamu undangan dibatasi. Hanya satu orang perwakilan yang bisa mengikuti prosesi secara langsung. Sementara itu, tamu undangan lain diberi kesempatan untuk menyaksikan pelantikan melalui virtual.
"Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai Wali Kota Surabaya, dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, Nusa dan Bangsa," begitu bunyi sumpah jabatan yang diucapkan Eri saat prosesi pelantikan.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah dalam sambutannya mengatakan, proses pelantikan pada hari ini sudah berjalan lancar. Proses pelantikan ini akan mengantarkan awal dari perjalanan sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Tentu harapan gubernur agar disegerakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di masing-masing daerah. Sehingga antara RKPD kabupaten/kota dengan RKPD provinsi dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di tingkat nasional, dapat berjalan berseiringan.
Program prioritas
Setelah mengikuti prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Eri Cahyadi dan Armuji langsung bergeser menuju Balai Kota Surabaya, Jumat sore. Tiba di balai kota, ia langsung disambut jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan Kepala Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Wali kota dan wakil wali kota langsung menuju lobi lantai 2 Balai Kota Surabaya, tempat Forpimda menyaksikan pelantikan via virtual. Setelah itu, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya langsung menyapa warga dan menyampaikan pidato pertamanya yang diikuti warga via virtual.
Pada kesempatan itu, Eri mengemukakan, di masa pandemi COVID-19 ini, yang menjadi kekuatan adalah gotong royong, bersama-sama dan saling bahu membahu dalam menyelesaikan COVID-19. Ke depan, ia memastikan akan menjadi keluarga besar, sehingga ia sangat berharap ke depannya Surabaya bisa menjadi lebih hebat.
Ia juga menyampaikan terima kasih banyak kepada seluruh warga Kota Surabaya dan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka langsung dengan warga.
Sebenarnya, ia bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji ingin bertatap muka langsung dengan warga usai dilantik, namun karena keterbatasan jumlah dan masih dalam masa pandemi, maka tanpa mengurangi rasa hormat dia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Seusai menyapa warga via zoom, ia menjelaskan program prioritas yang akan segera dilakukannya. Salah satunya dalam mengatasi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang sudah ada selama ini, akan dilihat lagi pergerakannya per-RW.
Selain itu, Eri mengatakan salah satu cara supaya perekonomian terus berputar maka harus dilakukan bersama-sama dengan UMKM di Surabaya. Ia mencontohkan apabila harus menggunakan batik, berarti harus beli batik di UMKM.
Makanya, nanti ke depannya akan di data masing-masing keluarga ini pendapatannya berapa, siapa yang belum bekerja dan sebagainya, sehingga fokusnya bagaimana bisa menggerakkan ekonomi di masing-masing keluarga.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Armuji juga mengajak warga Kota Pahlawan untuk saling menyadarkan diri sendiri untuk lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Armuji juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi dalam hal apapun dengan tujuan membangun kota.
Beban Berat
Harapan warga Kota Surabaya kepada Eri Cahyadi memang sangat tinggi karena digadang-gadang bisa seperti mantan Wali Kota Risma bahkan lebih.
Namun menurut Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim, masalah tersebut jangan dijadikan beban karena apa yang dihadapi Eri dengan Risma berbeda.
Meski demikian, Eri Cahyadi diharapkan tidak meninggalkan ciri khas mantan Wali Kota Tri Rismaharini yang suka blusukan atau terjun ke lapangan untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat.
Untuk itu, Surokim memberikan saran agar selama 100 hari kerja Eri-Armuji, persentase di lapangan harus lebih banyak dibanding di kantor. Jika dipersentasekan, 70 persen di lapangan, 30 persen di kantor. Semua masalah administrasi biar dilakukan oleh staf.
Surokim mengatakan di masa pandemi seperti sekarang ini yang dibutuhkan Eri dan Armuji adalah responsibilitas, lebih agresif, tanpa meninggalkan ciri khas Risma. Jika di masyarakat diketahui ada masalah, Eri harus langsung terjun di lapangan menyelesaikan masalah tersebut secepatnya.
Alasan kenapa harus banyak di lapangan, kata Surokim, di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat membutuhkan sentuhan seorang pemimpin langsung. Apalagi jejak 100 hari kepemimpinan akan sangat membekas di masyarakat.
Soal solusi yang diberikan Eri itu berhasil atau tidak, selama masa pandemi ini orang akan lebih bisa memahaminya, seandainya solusi tersebut kurang berjalan baik.
"Selama 100 hari, orang akan melihat kinerja Mas Eri. Apakah sama dengan Bu Risma yang memiliki tipikal pekerja keras. Namun, kerja keras saja tidak cukup untuk Mas Eri. Harus memiliki rasa mengayomi bahwa apa yang dirasakan masyarakat itu, Mas Eri juga bisa merasakan pula. Sehingga harus tidak ada jarak antara Mas Eri dengan masyarakat," katanya.
Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan akan tetap turun ke lapangan saat menjabat sebagai wali kota. Bukan sekedar meniru gaya mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia mengaku sudah jarang berdiam diri di kantor sejak berdinas sebagai Kepala Dinas Cipta Karya hingga saat menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Surabaya.
Tinjauan langsung berbagai proyek pembangunan dan pengawasan di lapangan selalu dilakukan Eri Cahyadi. Bahkan masuk sungai sampai nyemprot pedestrian juga dilakukan. Hal itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Sehingga, kalau turun ke lapangan, Eri bisa tahu kebutuhan warga yang sesungguhnya.
Jika dilihat antara Eri Cahyadi dan Tri Rismaharini terdapat persamaan. Keduanya adalah sama-sama birokrat yang mengawali karir politiknya saat menjabat sebagai Kepala Bappeko Surabaya. Bisa dikatakan Eri adalah anak mas Risma. Bahkan bisa dikatakan Risma telah jauh-jauh hari telah mengkader Eri Cahyadi.
Jauh sebelum pelaksanaan Pilkada Surabaya 2020, Risma sewaktu menjabat wali kota sering kali mengajak Eri Cahyadi dalam berbagai pertemuan. Tidak tahu maksut sebenarnya Risma mengajak Eri dalam pertemuan itu. Namun semua itu terkuak ketika Risma menyodorkan nama Eri sebagai bakal calon wali kota ke DPP PDIP.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri langsung menerima usulan dari Risma tersebut. Megawati yakin Eri Cahyadi bisa melanjutkan perjuangan Risma membangun Surabaya lebih baik lagi.
Akankah Eri bisa seperti Risma?. Jika dilihat dari gaya blusukannya mungkin bisa dikatakan sama. Tapi masih butuh waktu. Hanya saja yang membedakan, Eri bisa lebih luwes melakukan koordinasi dengan DPRD Surabaya maupun kepala daerah di Surabaya Raya. Bahkan juga dengan Gubernur Jatim.
Hal ini sudah dibuktikan dengan adanya pertemuan Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo terpilih Ahmad Muhdlor Ali dan Bupati Gresik terpilih Fandi Akhmad Yani dalam satu meja untuk membangun kesepahaman di salah satu hotel di Surabaya, Minggu (21/2). Tiga kepala daerah terpilih membahas integrasi sejumlah program pembangunan di kawasan Surabaya Raya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021