Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi lokasi tebing longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu, sekaligus menyerahkan bantuan kepada para korban dan lembaga pendidikan Islam itu.
Mensos Risma menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp15 juta kepada masing-masing keluarga korban meninggal dunia akibat bencana itu, juga senioai Rp5 juta untuk dua orang santri yang terluka dan sebesar Rp50 juta untuk Pondok Pesantren An-Nidhomiyah.
Mensos berharap bantuan yang disampaikan pemerintah itu bisa meringankan beban keluarga para korban dan pengasuh pondok pesantren.
"Saya menyampaikan titipan Bapak Presiden, beliau ikut berbela sungkawa dan saya juga menyampaikan santunan kepada keluarga korban dan lembaga ini," kata Mensos Risma di lokasi bencana.
Mantan Wali Kota Surabaya ini juga meninjau titik lokasi longsor di sekitar pondok pesantren, ruang asrama santri dan tempat belajar santri.
Mensos juga berpesan agar asrama pesantren putri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah yang lokasinya sangat dekat dengan tebing itu dikosongkan dan tidak dibangun lagi, karena khawatir akan muncul kejadian serupa di masa-masa yang akan datang.
Kondisi curah hujan yang tidak bisa diterka, apalagi dari tahun ke tahun cenderung semakin tinggi, maka sebagai upaya antisipasi dini semua masyarakat yang tinggal di lereng bukit agar diingatkan lebih waspada.
"Khusus di pesantren ini sebaiknya tidak dibangun lagi, karena lokasinya sangat dekat bukit. Saya titip kepada pemkab agar warga yang tinggal di lereng bukit diingatkan agar lebih waspada lagi," katanya.
Mensos Tri Rismaharini tiba di lokasi bencana di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah, Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura, sekitar pukul 14.00 WIB disambut oleh Sekda Pemkab Pamekasan Totok Hartono, pengasuh pondok pesantren KH Muhedi, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, serta sejumlah relawan dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana Pamekasan.
Rombongan selanjutnya meninjau sekitar lokasi kejadian, seperti asrama santri putri, gedung kegiatan belajar mengajar pesantren dan fasilitas lembaga di pesantren itu, sebelum akhirnya menyerahkan bantuan.
Usai menyerahkan bantuan, rombongan selanjutnya bertolak ke Jakarta melalu jalur utara Pulau Madura.
Musibah tebing longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah itu terjadi pada Rabu (24/2/2021) sekitar pukul 02.00 WIB. Lima orang santri putri meninggal dunia pada kejadian itu, dan dua santri lainnya luka-luka.
Di antara kelima santri yang meninggal dunia tersebut, tiga orang berasal dari Jember, Jawa Timur, satu orang dari Kabupaten Sampang, dan seorang lagi berasal dari Kabupaten Sumenep.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Mensos Risma menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp15 juta kepada masing-masing keluarga korban meninggal dunia akibat bencana itu, juga senioai Rp5 juta untuk dua orang santri yang terluka dan sebesar Rp50 juta untuk Pondok Pesantren An-Nidhomiyah.
Mensos berharap bantuan yang disampaikan pemerintah itu bisa meringankan beban keluarga para korban dan pengasuh pondok pesantren.
"Saya menyampaikan titipan Bapak Presiden, beliau ikut berbela sungkawa dan saya juga menyampaikan santunan kepada keluarga korban dan lembaga ini," kata Mensos Risma di lokasi bencana.
Mantan Wali Kota Surabaya ini juga meninjau titik lokasi longsor di sekitar pondok pesantren, ruang asrama santri dan tempat belajar santri.
Mensos juga berpesan agar asrama pesantren putri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah yang lokasinya sangat dekat dengan tebing itu dikosongkan dan tidak dibangun lagi, karena khawatir akan muncul kejadian serupa di masa-masa yang akan datang.
Kondisi curah hujan yang tidak bisa diterka, apalagi dari tahun ke tahun cenderung semakin tinggi, maka sebagai upaya antisipasi dini semua masyarakat yang tinggal di lereng bukit agar diingatkan lebih waspada.
"Khusus di pesantren ini sebaiknya tidak dibangun lagi, karena lokasinya sangat dekat bukit. Saya titip kepada pemkab agar warga yang tinggal di lereng bukit diingatkan agar lebih waspada lagi," katanya.
Mensos Tri Rismaharini tiba di lokasi bencana di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah, Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura, sekitar pukul 14.00 WIB disambut oleh Sekda Pemkab Pamekasan Totok Hartono, pengasuh pondok pesantren KH Muhedi, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, serta sejumlah relawan dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana Pamekasan.
Rombongan selanjutnya meninjau sekitar lokasi kejadian, seperti asrama santri putri, gedung kegiatan belajar mengajar pesantren dan fasilitas lembaga di pesantren itu, sebelum akhirnya menyerahkan bantuan.
Usai menyerahkan bantuan, rombongan selanjutnya bertolak ke Jakarta melalu jalur utara Pulau Madura.
Musibah tebing longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah itu terjadi pada Rabu (24/2/2021) sekitar pukul 02.00 WIB. Lima orang santri putri meninggal dunia pada kejadian itu, dan dua santri lainnya luka-luka.
Di antara kelima santri yang meninggal dunia tersebut, tiga orang berasal dari Jember, Jawa Timur, satu orang dari Kabupaten Sampang, dan seorang lagi berasal dari Kabupaten Sumenep.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021