Kiprah PT Industri Kereta Api (INKA) di Kota Madiun, Jawa Timur ,  tidak hanya diakui di Tanah Air, namun juga telah menembus kancah dunia.

Perusahaan milik negara yang bergerak di bidang "engineering" atau teknik tersebut telah menjadi pemeran tunggal dalam pemenuhan kebutuhan industri kereta api nasional. Sebanyak 100 persen kebutuhan sarana kereta api dalam negeri diproduksi di PT INKA (Persero), baik kereta penumpang, kereta barang, maupun lokomotif. 

INKA telah membuat kereta pesanan dari Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero), pemerintah daerah, dan juga pihak swasta. 

Kereta api itu di antaranya adalah membuat kereta kedinasan, kereta inspeksi, Track Motor Car (TMC), kereta rel diesel, lokomotif, kereta penumpang, kereta barang, dan yang terbaru ini adalah kereta rel ringan atau LRT.

Tak hanya di dalam negeri, PT INKA (Persero) juga "bersinar" di luar negeri. Hal itu terbukti dengan banyaknya pesanan pembuatan kereta api dari berbagai negara di kawasan Asia.

Dalam beberapa tahun terakhir, untuk pasar ekspor, INKA menggarap pesanan dari Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, dan Filipina dengan nilai kontrak proyek mencapai triliunan rupiah. INKA kini juga telah merambah pasar Afrika.

Untuk pasar luar negeri, PT INKA misalnya telah mengekspor dua "trainset" atau rangkaian Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada bulan Desember 2019 dan pengiriman ekspor empat trainset Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada Januari 2020. 

Lalu terselesaikannya kontrak ekspor 250 kereta penumpang ke Bangladesh pada September 2020. Terbaru, INKA telah mengirim tiga lokomotif diesel dan 15 gerbong ke Jawatan Kereta Api Filipina atau Philippines National Railways (PNR) pada akhir tahun 2020.

Di pasar dalam negeri, secara bertahap INKA juga menyelesaikan 31 trainset LRT Jabodebek milik PT Kereta Api Indonesia.

Hal tersebut membuktikan bahwa di masa pandemi, INKA tetap eksis. Bahkan, perusahaan negara yang diinisiasi BJ Habibie tersebut ikut berperan dalam penanganan kasus COVID-19 untuk negeri.

INKA membuat "Emergency Medical Train" (EMT) atau kereta medis darurat untuk ruang isolasi pasien positif COVID-19.

Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengatakan EMT memang didesain khusus sebagai ruang isolasi pasien COVID-19. Hal tersebut merupakan bentuk kepedulian INKA dalam berkontribusi penanganan kasus COVID-19  di Indonesia yang  membutuhkan penanganan lebih intens.

Seiring dengan  banyaknya kasus positif COVID-19, INKA kemudian berinisiatif merombak kereta sejenis KRL yang sudah menganggur hampir 20 tahun menjadi kereta medis darurat. Kereta tersebut disulap menjadi tempat isolasi pasien COVID-19.

EMT tersebut dibuat dan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan mulai lemari penyimpanan obat, lemari pendingin, alat bantu pernafasan lengkap dengan oksigen, dan fasilitas lainnya yang mendukung penanganan isolasi pasien kasus COVID-19. 

Keunggulan EMT atau kereta medis darurat adalah kondisi "negatif pressure" di dalam kereta sehingga virus tidak akan keluar.

Artinya, dengan negatif pressure, tekanan udara di ruangan kereta dirancang lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, udara di kereta tidak bisa keluar ke ruangan lain.

Di kereta juga telah diberi kipas besar, di mana kipas itu akan menyedot udara yang ada di dalam kereta. Udara yang disedot tadi kemudian difilter oleh hepafilter sehingga virus yang ada di kereta itu tidak keluar dari kereta kecuali melewati hepafilter. 

Udara luar disedot ke dalam, kemudian setelah di dalam dipaksa dilewatkan ke filter untuk dikeluarkan. Dengan demikian, orang yang ada di sekitar kereta tidak akan tertular.

EMT buatan INKA berjumlah tiga rangkaian kereta atau trainset. Masing-masing trainset memiliki delapan gerbong. Rinciannya, enam gerbong untuk pasien dengan kapasitas 48 orang, dan dua gerbong untuk tenaga medis dengan kapasitas 24 orang. Sehingga total tiga rangkaian EMT itu bisa menampung 144 pasien dan 72 tenaga medis.

Dioperasikan
Bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, EMT mulai dioperasikan sebagai ruang isolasi pasien COVID-19 di Kota Madiun,  yang bergejala ringan ataupun tanpa gejala. 

Pengoperasian EMT atau kereta medis darurat sebagai ruang isolasi itu dilatarbelakangi terbatasnya ketersediaan ruang isolasi sejumlah rumah sakit rujukan seiring dengan peningkatan kasus COVID-19 di wilayah Kota Madiun dan sekitarnya.

Untuk sementara, kapasitas kereta medis yang disediakan mencapai 48 tempat tidur dan sejumlah di antaranya telah digunakan.

Wali Kota Madiun Maidi  mengapresiasi keberadaan EMT. Pihaknya berterima kasih karena EMT buatan INKA tersebut mampu menjadi solusi di saat keterbatasan ruang isolasi terjadi di Kota Madiun akibat tingginya kasus COVID-19 selama bulan Januari hingga pertengahan Februari ini.

Untuk pengoperasian kereta medis darurat tersebut, Pemkot Madiun terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, pusat, dan pihak INKA karena keberadaan EMT tersebut berada di kawasan pabrik INKA. 

Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju menyatakan PT INKA menerapkan pembagian zona atau wilayah agar para karyawan tetap nyaman dalam bekerja. 

Terdapat garis polisi yang dipasang dan digunakan sebagai pembatas antara lokasi steril dan lokasi yang boleh dilewati karyawan INKA.  Lokasi yang dibatasi garis polisi tidak boleh dimasuki orang selain tenaga kesehatan mengenakan APD yang bertugas. 

Selain garis polisi, keberadaan EMT sebagai lokasi isolasi juga dibatasi dengan gedung dan pagar pembatas yang dibuat supaya tidak dimasuki karyawan INKA.

Pihaknya menganggap wajar apabila ada karyawan INKA yang merasa khawatir dengan keberadaan EMT yang telah dioperasikan untuk ruang isolasi kasus aktif COVID-19. Namun demikian, pihaknya meminta seluruh karwayan PT INKA (Persero) untuk ikut serta dalam memberantas COVID-19. 

Pengoperasian kereta medis tersebut merupakan wujud bakti INKA untuk bergotong royong dan terlibat dalam penanganan COVID-19 di Tanah Air.

"Ini kesempatan untuk bergotong royong. Kesempatan kita untuk memperhatikan lingkungan, untuk hidup bersama, sehat bersama, dan bahagia bersama. Itu yang harus bisa diterima segenap karyawan PT INKA," kata Agung Sedaju. 

EMT diharapkan  bisa digunakan oleh pemerinah daerah lainnya di wilayah eks-Keresidenan Madiun yang membutuhkan. Saat ini, pemerintah daerah yang telah bekerja sama dengan INKA dalam penggunaan EMT tersebut baru Pemkot Madiun.

Dengan dioperasikannya EMT, diharapkan percepatan penanganan pasien COVID-19 di Jawa Timur dapat lebih maksimal dan kasusnya segera berkurang.
 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021