Jembatan yang berada di Desa Dawuhan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, runtuh akibat tergerus air setelah hujan deras melanda wilayah ini, menyebabkan aktivitas warga terkendala karena harus melalui jalan dengan rute lebih jauh.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengemukakan jembatan itu runtuh karena debit air yang membludak. Hujan deras melanda Kabupaten Blitar sejak Rabu siang, memicu debit air di sungai mengalir cukup deras.
"Petugas sudah melakukan tanggap bencana mendatangi jembatan roboh tersebut. Polisi juga sudah ke lokasi dan memasang garis polisi," katanya di Blitar, Rabu.
Lokasi jembatan itu terletak di Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Bangunan tersebut berukuran panjang 17 meter dan lebar 5 meter. Perbaikan terakhir dilakukan pada 2013.
Jembatan tersebut menghubungkan Dusun Midodaren, Kaliandong, Klangkapan, Desa Dawuhan dan merupakan akses menuju wilayah Dawuhan bagian atas, yang terdapat lebih dari 1.000 kepala keluarga (KK).
Jembatan itu merupakan bangunan milik Pemkab Blitar. Akibat dari robohnya jembatan tersebut, warga harus memutar sekitar 7 kilometer dengan akses jalan yang cukup susah. Sedangkan di jalur tersebut jalannya relatif baik dan sudah beraspal.
Achmad Cholik mengatakan untuk saat ini tindakan yang dilakukan masih pemasangan garis polisi demi mensterilkan area tersebut. Warga tidak diizinkan mendekati lokasi, karena masih berbahaya.
Namun, untuk rencana perbaikan saat ini masih belum ada keputusan lebih lanjut. Pemerintah Kabupaten Blitar masih koordinasi untuk tindak lanjut terkait berbagai hal dengan instansi terkait lainnya.
"Biasanya akan dibuatkan jembatan darurat dulu. Dinas PU yang nanti mengatasinya," kata dia.
Pihaknya juga tetap meminta warga waspada terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
Di Kabupaten Blitar, akhir Januari 2021 terjadi musibah angin kencang,akibatnya banyak pohon tumbang. Beberapa di antaranya ada yang mengenai rumah warga termasuk melukai penghuni rumah. Kerugian ditaksir hingga jutaan rupiah akibat kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengemukakan jembatan itu runtuh karena debit air yang membludak. Hujan deras melanda Kabupaten Blitar sejak Rabu siang, memicu debit air di sungai mengalir cukup deras.
"Petugas sudah melakukan tanggap bencana mendatangi jembatan roboh tersebut. Polisi juga sudah ke lokasi dan memasang garis polisi," katanya di Blitar, Rabu.
Lokasi jembatan itu terletak di Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Bangunan tersebut berukuran panjang 17 meter dan lebar 5 meter. Perbaikan terakhir dilakukan pada 2013.
Jembatan tersebut menghubungkan Dusun Midodaren, Kaliandong, Klangkapan, Desa Dawuhan dan merupakan akses menuju wilayah Dawuhan bagian atas, yang terdapat lebih dari 1.000 kepala keluarga (KK).
Jembatan itu merupakan bangunan milik Pemkab Blitar. Akibat dari robohnya jembatan tersebut, warga harus memutar sekitar 7 kilometer dengan akses jalan yang cukup susah. Sedangkan di jalur tersebut jalannya relatif baik dan sudah beraspal.
Achmad Cholik mengatakan untuk saat ini tindakan yang dilakukan masih pemasangan garis polisi demi mensterilkan area tersebut. Warga tidak diizinkan mendekati lokasi, karena masih berbahaya.
Namun, untuk rencana perbaikan saat ini masih belum ada keputusan lebih lanjut. Pemerintah Kabupaten Blitar masih koordinasi untuk tindak lanjut terkait berbagai hal dengan instansi terkait lainnya.
"Biasanya akan dibuatkan jembatan darurat dulu. Dinas PU yang nanti mengatasinya," kata dia.
Pihaknya juga tetap meminta warga waspada terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
Di Kabupaten Blitar, akhir Januari 2021 terjadi musibah angin kencang,akibatnya banyak pohon tumbang. Beberapa di antaranya ada yang mengenai rumah warga termasuk melukai penghuni rumah. Kerugian ditaksir hingga jutaan rupiah akibat kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021