Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur meningkatkan intensitas kegiatan penyemprotan disinfektan massal guna menekan jumlah kasus penyebaran COVID-19 di wilayah setempat yang masih tinggi.

Penyemprotan massal diawali dengan kegiatan penyemprotan serentak di tiga kecamatan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Madiun Maidi pada Jumat tanggal 22 Januari 2021.

"Saat ini kita PPKM. Yang reaktif dan dilakukan test swab cukup banyak. Penanganan yang terpapar ini tetap kita lakukan tapi juga fokus pada pencegahan. Makanya, semua kita sterilkan. Kita lakukan penyemprotan massal hingga sampai tingkat bawah," ujar Wali Kota Maidi di sela kegiatan penyemprotan massal, Jumat.

Penyemprotan tersebut melibatkan sebanyak 25 kendaraan penyemprot dan dilakukan serentak di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Taman, Kartoharjo, dan Manguharjo.

Diawali apel di halaman Balai Kota Madiun, petugas langsung dibagi menjadi tiga tim. Wali Kota Maidi bergerak bersama tim Manguharjo. 

Tak hanya penyemprotan, satu mobil dilengkapi alat pengeras suara juga dilibatkan dalam masing-masing tim guna memberikan sosialiasi kepada masyarakat tentang pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19. 

Wali kota menyebut masyarakat wajib semakin waspada mengingat penambahan kasus konfirmasi di Kota Madiun cukup tinggi akhir-akhir ini. 

"Penyemprotan massal ini akan dilakukan hingga hari Minggu besok. Bahkan, lebih besar lagi," kata dia.
 
Wali Kota Madiun Maidi memimpin kegiatan penyemprotan disinfektan massal secara serentak di tiga kecamatan Kota Madiun, Jumat (22/1/2021) . Penyemprotan disinfektan massal itu untuk menekan jumlah kasus penyebaran COVID-19 di wilayah setempat yang masih tinggi. (Antara/Diskominfo Kota Madiun/ Lr)

Pihaknya juga menginstruksikan setiap RT untuk melakukan penyemprotan secara mandiri di lingkungan masing-masing. Hal itu memang sudah berjalan rutin sejak diberikan bantuan alat penyemprotan pada masing-masing RT dengan jadwal yang menyesuaikan.

"Upaya-upaya pencegahan kita galakkan lagi. Mulai penyekatan dan penyemprotan disinfektan. Warga kita yang sehat ini juga harus terlindungi. Makanya, warga luar yang mau masuk, harus menunjukkan surat sehat dulu," katanya. 

Wali kota berharap masyarakat turut berperan aktif. Setidaknya, turut dalam upaya pencegahan. Mulai penyemprotan lingkungan hingga disiplin protokol kesehatan. 

Wali kota mengajak masyarakat untuk juga memikirkan orang lain. Salah satunya tenaga kesehatan (nakes). Diakuinya, dokter dan perawat mulai kewalahan saat ini. Selain kasus yang semakin bertambah, banyak dari mereka yang juga terpapar COVID-19. 

Para nakes tersebut juga harus isolasi dan tidak bisa bekerja. Sehingga, tenaga kesehatan semakin terbatas. 

"Karena kasus semakin banyak, maka dokter dan perawat yang dilibatkan dalam penanganan COVID-19 juga semakin banyak. Saya tidak ingin, orang yang sakit bukan COVID-19 jadi tak terlayani maksimal. Ini harus jadi renungan kita bersama. Taati aturan dan ikuti anjuran pemerintah. Jangan maunya sendiri," kata Maidi.

Sesuai data Satgas COVID-19 Kota Madiun, jumlah kasus konfirmasi COVID-19 di kota itu hingga Jumat (22/1) telah mencapai 844 orang. Dari jumlah tersebut 523 orang di antaranya telah sembuh, 72 orang masih dalam perawatan, 191 orang isolasi mandiri, dan 58 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus konfirmasi 844 tersebut bertambah 60 kasus dari sehari sebelumnya yang mencapai 784 orang. Kota Madiun saat ini kembali masuk kategori zona merah, yakni daerah berisiko tinggi penyebaran COVID-19 dengan tingkat kesembuhan mencapai 61,97 persen.  (*)
 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021