Dua orang akademisi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yaitu Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) sekaligus Dosen Program Studi Sosiologi, Ari Wahyudi, dan Dosen Pendidikan Geografi, Murtedjo, meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.
"Pak Murtedjo wafat pada Rabu (20/1) malam, Pak Ari tadi pagi jam 08.00 WIB. Keduanya positif COVID-19," ujar Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.
Baca juga: Rektor positif COVID-19, ITS larang dosen dan tenaga pendidik keluar kota
Baca juga: Rektor positif COVID-19, seluruh dosen dan karyawan UTM Bangkalan jalani tes cepat
Seminggu sebelum meninggal dunia, Vinda mendapat informasi kalau kedua akademisi Unesa itu sempat berkomunikasi di WhatsApp Group (WAG) penyintas COVID-19 Unesa.
Dalam obralan tersebut, keduanya mengeluh kalau dadanya sesak dan tidak bisa tidur. Keduanya waktu itu melakukan isolasi mandiri.
"Akhirnya dibawa ke rumah sakit. Pak Ari di RS Mojokerto dan Pak Murtedjo di RSI Ahmad Yani (Surabaya)," kata dia.
Baca juga: Universitas Jember jadi klaster baru, 17 orang terkonfirmasi positif COVID-19
Baca juga: Ada kasus COVID-19, Kantor Pusat Unej tutup sementara untuk sterilisasi
Mengenai apakah keduanya memiliki penyakit penyerta atau komorbid, Vinda belum bisa membeberkannya lebih jauh.
Informasinya, kedua akademisi Unesa itu mengeluh soal saturasi oksigennya yang drop, keluar keringat dingin, dan sulit tidur. Sampai akhirnya ada kabar kalau kedua dosen Unesa itu meninggal dunia.
"Kami tentu sangat kehilangan. Sedih karena COVID-19 benar-benar nyata di sekitar kita, bahkan teramat dekat," ungkapnya.
"Makanya kemarin Unesa menggelar doa bersama, dihadiri seluruh pimpinan. Untuk berdoa meminta kesehatan, kesembuhan, dan untuk saling menguatkan," kata Vinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Pak Murtedjo wafat pada Rabu (20/1) malam, Pak Ari tadi pagi jam 08.00 WIB. Keduanya positif COVID-19," ujar Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.
Baca juga: Rektor positif COVID-19, ITS larang dosen dan tenaga pendidik keluar kota
Baca juga: Rektor positif COVID-19, seluruh dosen dan karyawan UTM Bangkalan jalani tes cepat
Seminggu sebelum meninggal dunia, Vinda mendapat informasi kalau kedua akademisi Unesa itu sempat berkomunikasi di WhatsApp Group (WAG) penyintas COVID-19 Unesa.
Dalam obralan tersebut, keduanya mengeluh kalau dadanya sesak dan tidak bisa tidur. Keduanya waktu itu melakukan isolasi mandiri.
"Akhirnya dibawa ke rumah sakit. Pak Ari di RS Mojokerto dan Pak Murtedjo di RSI Ahmad Yani (Surabaya)," kata dia.
Baca juga: Universitas Jember jadi klaster baru, 17 orang terkonfirmasi positif COVID-19
Baca juga: Ada kasus COVID-19, Kantor Pusat Unej tutup sementara untuk sterilisasi
Mengenai apakah keduanya memiliki penyakit penyerta atau komorbid, Vinda belum bisa membeberkannya lebih jauh.
Informasinya, kedua akademisi Unesa itu mengeluh soal saturasi oksigennya yang drop, keluar keringat dingin, dan sulit tidur. Sampai akhirnya ada kabar kalau kedua dosen Unesa itu meninggal dunia.
"Kami tentu sangat kehilangan. Sedih karena COVID-19 benar-benar nyata di sekitar kita, bahkan teramat dekat," ungkapnya.
"Makanya kemarin Unesa menggelar doa bersama, dihadiri seluruh pimpinan. Untuk berdoa meminta kesehatan, kesembuhan, dan untuk saling menguatkan," kata Vinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021