Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Sulawesi Barat sebanyak 46 jiwa, terdiri atas sembilan orang di Majene dan 37 orang di Mamuju.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Dr. Raditya Jati dalam taklimat media di Jakarta, Sabtu, mengatakan gempa di Sulawesi Barat yang terjadi pada Jumat (15/1) tersebut mengakibatkan lebih kursng 15.000 jiwa terdampak dan mengungsi.

“Sebanyak 10 titik pengungsi di Majene dan lima titik pengungsi di Mamuju,” kata dia.

Gempa bumi dengan magnitudo 6,2 tersebut mengakibatkan 826 jiwa mengalami luka-luka, terdiri dari Majene sebanyak 637 jiwa dan Mamuju sebanyak 189 jiwa.

Selain itu, gempa tersebut mengakibatkan kerugian materil yakni satu unit kantor Danramil rusak, satu unit fasilitas kesehatan rusak, 415 rumah rusak, dan satu toko swalayan rusak di Kabupaten Majene.

Sementara di Kabupaten Mamuju mengakibatkan kerusakan parah di antaranya satu unit hotel, satu toko swalayan, kantor Gubernur Sulbar, dua unit fasilitas kesehatan, satu unit jembatan, dan satu unit pelabuhan.

Gempa Sulbar juga mengakibatkan tiga titik jalan di Majene putus, jaringan listrik padam, dan jaringan seluler putus. Saat ini, listrik dan jaringan seluler kembali pulih. Untuk jalan juga sudah bisa dilalui.

Raditya menambahkan BNPB memberikan bantuan dana sebesar Rp4 miliar, delapan set tenda isolasi, 19 set tenda pengungsi, lima unit light tower, 2.004 makanan tambah gizi, 2.004 makanan siap saji, 500 paket baby kit, 500.000 masker kain, 200 unit velbed, 700 lembar selimut, dan empat unit heli dikerahkan.

Saat ini, kebutuhan mendesak yang diperlukan yakni sembako, selimut dan tikar, tenda pengunsi, pelayanan medis, masker, alat komunikasi, terpal, alat eskavator, air dan sanitasi, protokol kesehatan belum diterapkan di pengungsian, dan APD untuk petugas.
 

Pewarta: Indriani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021