Lima mahasiswa Teknik Elektro Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya membuat Aplication Monitoring System (AMS) untuk mengontrol anak saat bermain game daring.
Jeremy Winston di Surabaya, Rabu mengatakan dirijya membuat inovasi tersebut bersama Yansen Suwanto, Joshua Alexander Heriyanto, James David TM dan Jerich Elia Santoso serta meraih juara 2 kategori Aplikasi Mobile/Web dalam Lomba Nasional Kreativitas Mahasiswa LO KREATIF 2020 yang digelar oleh APTISI Wilayah VII Jawa Timur.
"Aplikasi yang kami buat ini sebuah aplikasi berbasis mobile phone untuk kontroling anak selama bermain game daring. Karena kami khawatir anak-anak lebih sering main game di masa pandemi. Dan orang tua susah untuk mengontrol," ujar Jeremy Winston.
Dalam sistem aplikasi tersebut, orang tua diunggulkan dengan mengatur durasi bermain game anak. Jika bermain game melebihi durasi yang sudah ditentukan, game akan berhenti dengan sendirinya
Namun, untuk dapat menggunakan sistem ini, orang tua dapat menginstall aplikasi pada ponsel maupun pada komputer. Juga bisa digunakan dimana pun selama ada jaringan internet.
"Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, baik orang tua dan anak harus membuat akun lebih dulu agar mendapatkan username. Agar orang tua dapat mengontrol durasi bermain di aplikasi anak, orang tua memasukan username, durasi bermain dalam satuan menit, dan interval dari durasi itu (hari/minggu/bulan)," ujar mahasiswa semester VII ini.
Lebih lanjut, jika proses pengaturan berhasil maka di tampilan home aplikasi orang tua akan menampilkan game apa saja yang dimainkan pada aplikasi anak beserta durasinya, dan sisa waktu bermain.
Diakui Jeremy, dalam pembuatan AMS, pihaknya membutuhkan waktu selama tiga bulan. Selama itu pihaknya menemui berbagai kendala, di antaranya tim tidak bisa berkumpul secara langsung, sehingga sering kali terdapat perbedaan presepsi antara anggota.
Ditambahkan anggota lain, Yansen Suwanto ke depan karena banyak kekurangan, pihaknya berencana mengembangkan beberapa fitur pada game, seperti batasan usia dalambbermain game yang akan dintegrasikan dengan data anak yang telah mendaftar lebih dulu.
"Jadi sistem itu juga bisa memfilter mana game yang bisa dimainkan untuk anak di bawah 15 tahun dan sebagainya. Selain itu kita juga akan mengembangkan deteksi game otomatis," katanya.
Dia berharap melalui game ini bisa menjembatani orang tua dan anak dalam bermain. Pengembangan ke depan juga akan berbentuk game dari aplikasi bukan dekstop. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020