Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih empat gelar juara dalam ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2020 yang digelar secara daring dan berakhir pada Senin (30/11).
ITS meraih juara lewat Tim Sapuangin yang menjuara tiga kriteria yakni juara umum 1 kategori Urban, juara 1 kriteria Aerodinamika Body kategori Urban, dan juara 1 kriteria Model Desain Kendaraan kategori Urban. Sedangkan Tim Nogogeni menyabet juara 1 kriteria Motor Listrik dan Sistem Kontrol kategori Urban.
General Manager Sapuangin ITS Alfandy Anugerah di Surabaya, Selasa mengatakan terdapat perbedaan pelaksanaan KMHE 2020 ini.
Sebelumnya, KMHE merupakan perlombaan membangun mobil hemat energi yang dapat berjalan di lintasan, sehingga pemenang ditentukan dari konsumsi bahan bakar yang paling sedikit.
"Namun, untuk tahun ini konsep perlombaan seperti itu tidak dapat dilakukan karena adanya pandemi," ujarnya.
Fandy, sapaan akrabnya, menyambungkan bahwa konsep kegiatan tahunan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini diubah menjadi pembuatan laporan desain dalam merancang mobil hemat energi dengan menerapkan kaidah keilmuan teknik, sehingga pemenangnya ditentukan berdasarkan konsep terbaik dalam perancangan kendaraan tersebut.
"Selain itu, pemahaman dan kemampuan peserta dalam menyampaikan gagasannya juga menjadi salah satu penilaian penting," katanya.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini juga merasakan perubahan cara kerja tim pada KMHE tahun ini. Di tahun-tahun sebelumnya, Tim Sapuangin ITS terbiasa dengan pengerjaan manufaktur mobil di bengkel dan pengujian penggunaan bahan bakar.
"Pada tahun ini Tim Sapuangin ITS lebih fokus dalam pembuatan konsep pengembangan mobil, hingga melakukan penghitungan dan simulasi. Sehingga kami hanya berkutat dengan laptop selama proses perlombaan," ujar Fandy.
Sama halnya dengan Fandy, General Manager Tim Nogogeni ITS Ngurah Gatot Saguna Wijaya menerangkan bahwa seluruh kegiatan KMHE 2020 yang berlangsung dari Oktober hingga November ini dilaksanakan secara daring.
Dengan hanya memiliki dua cabang lomba, yakni Laporan Desain di bidang Prototipe dan Urban.
KMHE 2020 juga membatasi setiap perguruan tinggi dalam mendelegasikan perwakilannya dengan sebanyak dua tim saja.
"Sehingga, untuk tahun ini ITS hanya menurunkan mobil urban listrik milik Nogogeni ITS dan urban gasoline milik Sapuangin ITS," ujarnya.
Ngurah, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa persiapan Tim Nogogeni ITS dalam KMHE tahun ini tidak jauh berbeda dengan KMHE sebelumnya. Hanya saja tim lebih memfokuskan pada pembuatan laporan desain yang dikerjakan sejak Agustus lalu.
"Kami mengerjakan laporannya di kampus dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Adapun terdapat tujuh kriteria dalam tahapan seleksi laporan desain, yaitu Perancangan Aerodinamika Body, Perancangan Body dan Sasis, Sistem Kemudi dan Pengereman, Internal Combustion Engine dan Transmisi, Motor Listrik dan Sistem Kontrol, Rancangan Proses dan Manajemen Produksi, serta Model Desain Kendaraan.
"Kemudian di seleksi sebanyak tiga tim masing-masing di bidang prototipe dan bidang urban pada setiap kriteria untuk masuk ke tahap final," ujar Ngurah.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini mengungkapkan bahwa ITS berhasil meraih juara di tiga kriteria penilaian serta satu juara umum. Yakni Tim Sapuangin ITS menjuarai Kriteria Perancangan Aerodinamika Body, Kriteria Model Desain Kendaraan dan juara umum di kategori Urban. Kemudian, untuk Tim Nogogeni ITS memperoleh juara di Kriteria Motor Listrik dan Sistem Kontrol.
"KMHE tahun ini menjadi pengingat kami untuk tidak hanya fokus pada pengerjaan mobil di lintasan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
ITS meraih juara lewat Tim Sapuangin yang menjuara tiga kriteria yakni juara umum 1 kategori Urban, juara 1 kriteria Aerodinamika Body kategori Urban, dan juara 1 kriteria Model Desain Kendaraan kategori Urban. Sedangkan Tim Nogogeni menyabet juara 1 kriteria Motor Listrik dan Sistem Kontrol kategori Urban.
General Manager Sapuangin ITS Alfandy Anugerah di Surabaya, Selasa mengatakan terdapat perbedaan pelaksanaan KMHE 2020 ini.
Sebelumnya, KMHE merupakan perlombaan membangun mobil hemat energi yang dapat berjalan di lintasan, sehingga pemenang ditentukan dari konsumsi bahan bakar yang paling sedikit.
"Namun, untuk tahun ini konsep perlombaan seperti itu tidak dapat dilakukan karena adanya pandemi," ujarnya.
Fandy, sapaan akrabnya, menyambungkan bahwa konsep kegiatan tahunan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini diubah menjadi pembuatan laporan desain dalam merancang mobil hemat energi dengan menerapkan kaidah keilmuan teknik, sehingga pemenangnya ditentukan berdasarkan konsep terbaik dalam perancangan kendaraan tersebut.
"Selain itu, pemahaman dan kemampuan peserta dalam menyampaikan gagasannya juga menjadi salah satu penilaian penting," katanya.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini juga merasakan perubahan cara kerja tim pada KMHE tahun ini. Di tahun-tahun sebelumnya, Tim Sapuangin ITS terbiasa dengan pengerjaan manufaktur mobil di bengkel dan pengujian penggunaan bahan bakar.
"Pada tahun ini Tim Sapuangin ITS lebih fokus dalam pembuatan konsep pengembangan mobil, hingga melakukan penghitungan dan simulasi. Sehingga kami hanya berkutat dengan laptop selama proses perlombaan," ujar Fandy.
Sama halnya dengan Fandy, General Manager Tim Nogogeni ITS Ngurah Gatot Saguna Wijaya menerangkan bahwa seluruh kegiatan KMHE 2020 yang berlangsung dari Oktober hingga November ini dilaksanakan secara daring.
Dengan hanya memiliki dua cabang lomba, yakni Laporan Desain di bidang Prototipe dan Urban.
KMHE 2020 juga membatasi setiap perguruan tinggi dalam mendelegasikan perwakilannya dengan sebanyak dua tim saja.
"Sehingga, untuk tahun ini ITS hanya menurunkan mobil urban listrik milik Nogogeni ITS dan urban gasoline milik Sapuangin ITS," ujarnya.
Ngurah, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa persiapan Tim Nogogeni ITS dalam KMHE tahun ini tidak jauh berbeda dengan KMHE sebelumnya. Hanya saja tim lebih memfokuskan pada pembuatan laporan desain yang dikerjakan sejak Agustus lalu.
"Kami mengerjakan laporannya di kampus dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Adapun terdapat tujuh kriteria dalam tahapan seleksi laporan desain, yaitu Perancangan Aerodinamika Body, Perancangan Body dan Sasis, Sistem Kemudi dan Pengereman, Internal Combustion Engine dan Transmisi, Motor Listrik dan Sistem Kontrol, Rancangan Proses dan Manajemen Produksi, serta Model Desain Kendaraan.
"Kemudian di seleksi sebanyak tiga tim masing-masing di bidang prototipe dan bidang urban pada setiap kriteria untuk masuk ke tahap final," ujar Ngurah.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini mengungkapkan bahwa ITS berhasil meraih juara di tiga kriteria penilaian serta satu juara umum. Yakni Tim Sapuangin ITS menjuarai Kriteria Perancangan Aerodinamika Body, Kriteria Model Desain Kendaraan dan juara umum di kategori Urban. Kemudian, untuk Tim Nogogeni ITS memperoleh juara di Kriteria Motor Listrik dan Sistem Kontrol.
"KMHE tahun ini menjadi pengingat kami untuk tidak hanya fokus pada pengerjaan mobil di lintasan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020