Institut STIAMI mengukuhkan Dr. H.M Syahrial Yusuf, MM sebagai Associate Profesor di bidang Manajemen karena dinilai sebagai sosok yang sudah lama mencurahkan pemikirannya mengenai pendidikan dan kewirausahaan.
“Associate Profesor adalah gelar akademik yang belum lazim di Indonesia, tetapi kami sudah memulainya. Gelar ini di atas Asisten Profesor," ujar Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Kamis.
Berbagai pemikiran Syahrial Yusuf ini dituangkan dalam karya ilmiah yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional.
Selain itu, Syahrial juga dinilai begitu berpengalaman dalam mengembangan Pendidikan dan Kewirausahaan di Indonesia.
Tidak hanya sekadar pemikiran, tetapi juga diwujudkan dalam aksi nyata, di antaranya mendirikan institisi pendidikan LP3I Grup yang juga menaungi Institut STIAMI.
Menurut Kepmenristek No.164/M/KPT/2019 Tentang Penyebutan Jabatan Akademik Dosen Dalam Bahasa Inggris bahwa penyebutan jabatan akademik Lektor kepala dalam bahasa Inggris adalah Associate Profesor.
Sehingga Associate Profesor berada 1 tingkat dibawah profesor, hanya di Indonesia belum terbiasa menyebut Associate Profesor kepada dosen yang mempunyai jabatan akademik Lektor kepala.
"Karena itu Institut STIAMI membuat kebijakan dengan pengukuhan Associate Profesor kepada dosen yang telah memiliki jabatan akademik Lektor kepala dengan ditambahkan persyaratan memiliki publikasi ilmiah internasional Scopus terindeks minimal Q3, menulis beberapa buku kemudian bergelar doktor," ucapnya.
Dengan adanya dukungan Associate Professor ini semakin memudahkan Institut STIAMI menjalankan rencana strategis periode 2019-2024.
Renstra ini fase kedua dari Rencana Induk Pengembangan Institut STIAMI 2015-2035 yang memfokuskan kepada Penguatan Excellent Education dan Riset melalui tiga strategi.
"Pertama, yaitu dalam bidang edukasi melalui pendidikan yang unggul dikuatkan dengan mengombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat," katanya.
Kemudian kedua, dalam bidang riset diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing bangsa melalui penelitian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Lalu ketiga, kata dia, dalam bidang kelembagaan melalui rencana perubahan bentuk kelembagaan dari institut menjadi universitas dengan melakukan penambahan program studi baru.
Ia menambahkan, dalam rencana stategis Institut STIAMI Periode 2019-2024, secara garis besar memuat lima kebijakan yang terdiri dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan tata telola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan inovasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
“Associate Profesor adalah gelar akademik yang belum lazim di Indonesia, tetapi kami sudah memulainya. Gelar ini di atas Asisten Profesor," ujar Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Kamis.
Berbagai pemikiran Syahrial Yusuf ini dituangkan dalam karya ilmiah yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional.
Selain itu, Syahrial juga dinilai begitu berpengalaman dalam mengembangan Pendidikan dan Kewirausahaan di Indonesia.
Tidak hanya sekadar pemikiran, tetapi juga diwujudkan dalam aksi nyata, di antaranya mendirikan institisi pendidikan LP3I Grup yang juga menaungi Institut STIAMI.
Menurut Kepmenristek No.164/M/KPT/2019 Tentang Penyebutan Jabatan Akademik Dosen Dalam Bahasa Inggris bahwa penyebutan jabatan akademik Lektor kepala dalam bahasa Inggris adalah Associate Profesor.
Sehingga Associate Profesor berada 1 tingkat dibawah profesor, hanya di Indonesia belum terbiasa menyebut Associate Profesor kepada dosen yang mempunyai jabatan akademik Lektor kepala.
"Karena itu Institut STIAMI membuat kebijakan dengan pengukuhan Associate Profesor kepada dosen yang telah memiliki jabatan akademik Lektor kepala dengan ditambahkan persyaratan memiliki publikasi ilmiah internasional Scopus terindeks minimal Q3, menulis beberapa buku kemudian bergelar doktor," ucapnya.
Dengan adanya dukungan Associate Professor ini semakin memudahkan Institut STIAMI menjalankan rencana strategis periode 2019-2024.
Renstra ini fase kedua dari Rencana Induk Pengembangan Institut STIAMI 2015-2035 yang memfokuskan kepada Penguatan Excellent Education dan Riset melalui tiga strategi.
"Pertama, yaitu dalam bidang edukasi melalui pendidikan yang unggul dikuatkan dengan mengombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat," katanya.
Kemudian kedua, dalam bidang riset diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing bangsa melalui penelitian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Lalu ketiga, kata dia, dalam bidang kelembagaan melalui rencana perubahan bentuk kelembagaan dari institut menjadi universitas dengan melakukan penambahan program studi baru.
Ia menambahkan, dalam rencana stategis Institut STIAMI Periode 2019-2024, secara garis besar memuat lima kebijakan yang terdiri dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan tata telola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan inovasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020