Prodi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menyelenggarakan program penyelarasan antara perguruan tinggi vokasi, sekolah menengah kejuruan (SMK), dan industri untuk mendorong link and match dunia usaha dengan industri.
Direktur PPNS Eko Julianto di Surabaya, Selasa, mengatakan program penyelarasan antara PPNS dan industri sebenarnya telah diinisiasi sejak tahun 1995 dengan program link and match.
Program ini, kata Eko mengacu pada kebijakan pemerintah melalui Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang akan mendorong program “kawin massal” antara perguruan tinggi vokasi serta SMK.
"Cita-cita untuk terwujudnya keselarasan menjadi lebih mungkin terwujud dengan terus mendorong pengembangan ekosistem dan SDM unggul di bidang vokasi dan siap memasuki dunia industri," kata Eko.
Eko menjelaskan, dalam program ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara PPNS dengan industri serta SMK, yang merupakan program hibah dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktur sumber daya manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto usai melakukan penandatangan MoU dengan Prodi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) mengatakan pihaknya sebagai perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi.
Tujuannya agar dapat mewujudkan SDM yang kompeten, sehingga saat memasuki dunia industri nantinya tidak terjadi gap kompetensi yang signifikan.
"Mahasiswa perlu dikenalkan ke dunia industri seluas-luasnya dan juga perlu mengajak dunia industri ke kampus sebanyak-banyaknya," katanya, menjelaskan.
Ia mengatakan perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang siap bekerja dengan penerapan kurikulum yang lebih banyak aktifitas praktek kerja/lapangan dan tentunya tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dan fasilitasi dari pihak industri.
Sementara itu, dalam program penyelarasan menghadirkan Direktur PPNS beserta para dosen, beberapa pimpinan industri, di antaranya PT Pelindo III, PT Adiluhung Sarana Segara, PT Terminal Peti Kemas Surabaya, PT Terminal Teluk Lamong, PT PAL Indonesia, serta PT Kertarajasa Sidoarjo.
Selain itu, juga hadir perwakilan praktisi dari berbagai perusahaan dan beberapa pimpinan SMK, seperti SMK Negeri III Surabaya, SMK Negeri Cerme Gresik, SMK Negeri 1 Tambak Boyo Tuban, SMK Diklat PT PAL Surabaya, SMK Perkapalan Sidoarjo dan SMK Pungging Sidoarjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Direktur PPNS Eko Julianto di Surabaya, Selasa, mengatakan program penyelarasan antara PPNS dan industri sebenarnya telah diinisiasi sejak tahun 1995 dengan program link and match.
Program ini, kata Eko mengacu pada kebijakan pemerintah melalui Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang akan mendorong program “kawin massal” antara perguruan tinggi vokasi serta SMK.
"Cita-cita untuk terwujudnya keselarasan menjadi lebih mungkin terwujud dengan terus mendorong pengembangan ekosistem dan SDM unggul di bidang vokasi dan siap memasuki dunia industri," kata Eko.
Eko menjelaskan, dalam program ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara PPNS dengan industri serta SMK, yang merupakan program hibah dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktur sumber daya manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto usai melakukan penandatangan MoU dengan Prodi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) mengatakan pihaknya sebagai perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi.
Tujuannya agar dapat mewujudkan SDM yang kompeten, sehingga saat memasuki dunia industri nantinya tidak terjadi gap kompetensi yang signifikan.
"Mahasiswa perlu dikenalkan ke dunia industri seluas-luasnya dan juga perlu mengajak dunia industri ke kampus sebanyak-banyaknya," katanya, menjelaskan.
Ia mengatakan perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang siap bekerja dengan penerapan kurikulum yang lebih banyak aktifitas praktek kerja/lapangan dan tentunya tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dan fasilitasi dari pihak industri.
Sementara itu, dalam program penyelarasan menghadirkan Direktur PPNS beserta para dosen, beberapa pimpinan industri, di antaranya PT Pelindo III, PT Adiluhung Sarana Segara, PT Terminal Peti Kemas Surabaya, PT Terminal Teluk Lamong, PT PAL Indonesia, serta PT Kertarajasa Sidoarjo.
Selain itu, juga hadir perwakilan praktisi dari berbagai perusahaan dan beberapa pimpinan SMK, seperti SMK Negeri III Surabaya, SMK Negeri Cerme Gresik, SMK Negeri 1 Tambak Boyo Tuban, SMK Diklat PT PAL Surabaya, SMK Perkapalan Sidoarjo dan SMK Pungging Sidoarjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020