Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun, Jawa Timur mengaktifkan kembali "Early Warning System" (EWS) atau alat pendeteksi dini saat air sungai meluap guna mengantisipasi banjir yang berada di tiga titik rawan bencana di daerah tersebut.

Kepala BPBD Kota Madiun Agus Hariono mengatakan alat EWS tersebut telah diaktifkan kembali setelah lama tidak difungsikan selama musim kemarau.



"Pengaktifan dilakukan dengan mengecek kondisi alat. Aki di EWS juga sudah diganti, sehingga semuanya sudah siap. Diharapkan hal tersebut bisa menjadi pertanda awal saat air sungai meluap, sehingga masyarakat bisa lebih waspada," ujar Agus Hariono di Madiun, Sabtu.

Tiga alat EWS yang diaktifkan tersebut berada di titik Kelurahan Patihan, Bok Malang, dan Kelurahan Kelun.

Agus menyampaikan sesuai pemetaan BPBD setempat, daerah yang menjadi langganan banjir di Kota Madiun adalah Kelurahan Tawangrejo, Kelun, Rejomulyo, dan Pilangbango. Sehingga, saat musim hujan, antisipasi bencana difokuskan di titik-titik kelurahan tersebut.

Saat lampu pada alat EWS menyala berwarna merah dan sirine berbunyi, sudah dapat dipastikan hal tersebut sebagai tanda siaga. Namun, terkadang masyarakat belum menyadari hal tersebut.

Karena itu, BPBD juga gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat, termasuk melatih agar masyarakat bisa menjalankan mitigasi bencana secara mandiri sebelum petugas datang ke lokasi.



Selain banjir, saat musim hujan yang perlu diwaspadai adalah angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang. Untuk itu, ia meminta masyarakat supaya lebih aktif dalam menginformasikan adanya pohon yang sudah rimbun, besar, dan rawan tumbang. Sehingga, petugas bisa segera memotong pohon yang membahayakan tersebut.

"Untuk pemotongan pohon, kami berkoordinasi dengan dinas lainnya, karena bukan kewenangan kami," kata Agus.

Selama awal musim hujan ini, sudah ada kejadian pohon tumbang di Kota Madiun. Bahkan, ada juga yang menimpa pengguna jalan di Jalan Raya Kelun-Rejomulyo beberapa waktu lalu.

Warga diimbau waspada saat hujan deras melanda selama beberapa jam yang disertai dengan angin kencang. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020