Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu, mulai melaksanakan simulasi pemungutan suara menjelang pemilihan kepala daerah 9 Desember 2020.
Simulasi pemungutan suara pemilihan bupati dan wakil bupati Situbondo kali ini sangat berbeda dengan pemilihan umum sebelumnya, karema dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"KPU Situbondo menjadi salah satu pelaksanaan simulasi pemungutan suara di Indonesia. Dalam simulasi ini kami mengenalkan tempat pemungutan suara atau TPS yang ukurannya minimal 8X10 meter, lebih boleh," ujar Ketua KPU Kabupaten Situbondo Marwoto di sela memantau simulasi pemungutan dan penghitungan di halaman kantor KPU Kabupaten Situbondo.
Dalam pelaksanaan simulasi ini, katanya, juga ada tata cara pemilih saat masuk ke TPS dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, mulai wajib memakai masker, cuci tangan, cek suhu tubuh, jaga jarak fisik dan lainnya.
Menurut Marwoto, juga mengundang pemangku kepentingan lainnya, agar bisa menyaksikan langsung simulasi pemungutan dan penghitungan suara, dengan harapan ketika ada yang kurang dapat dievaluasi.
"Jadi untuk evaluasinya akan digelar kembali pada (24/11) di empat titik, wilayah timur, tengah dan wilayah barat," tuturnya.
Sementara itu, Divisi Teknis dan Penyelenggara pada KPU Kabupaten Situbondo Iwan Suryadi mengemukakan bahwa simulasi dilaksanakan bertujuan agar masyarakat yang mempunyai hak pilih memahami tata cara pemungutan suara pemilihan kepala daerah di tengah pandemi COVID-19.
"Dalam simulasi ini, petugas KPPS juga mengenakan pelindung wajah (face shield), masker serta sarung tangan serta protokol kesehatan lainnya," tuturnya.
Iwan menjelaskan, sebelum pemilih masuk ke TPS juga dicek suhu tubuh, cuci tangan dan petugas juga menyediakan sarung tangan bagi pemilih.
"Bagi suhu tubuh pemilih ke atas 37 derajat kami siapkan bilik khusus di luar TPS. Sedangkan pemilih yang sudah mencoblos, sebelum keluar dari TPS tetap ditandai jarinya dengan tinta, namun kali ini berbeda dengan pemilihan sebelumnya jari pemilih dicelupkan, saat pandemi petugas menggunakan alat pipet meneteskan tinta ke jari pemilih," kata Iwan.
Dari pantauan, simulasi pemungutan dan penghitungan suara pilkada Situbondo ini diikuti sekitar 250 orang, mulai pemilih dari masyarakat umum, pemilih disabilitas termasuk penyelenggara pilkada (PPK, PPS, KPPS). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Simulasi pemungutan suara pemilihan bupati dan wakil bupati Situbondo kali ini sangat berbeda dengan pemilihan umum sebelumnya, karema dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"KPU Situbondo menjadi salah satu pelaksanaan simulasi pemungutan suara di Indonesia. Dalam simulasi ini kami mengenalkan tempat pemungutan suara atau TPS yang ukurannya minimal 8X10 meter, lebih boleh," ujar Ketua KPU Kabupaten Situbondo Marwoto di sela memantau simulasi pemungutan dan penghitungan di halaman kantor KPU Kabupaten Situbondo.
Dalam pelaksanaan simulasi ini, katanya, juga ada tata cara pemilih saat masuk ke TPS dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, mulai wajib memakai masker, cuci tangan, cek suhu tubuh, jaga jarak fisik dan lainnya.
Menurut Marwoto, juga mengundang pemangku kepentingan lainnya, agar bisa menyaksikan langsung simulasi pemungutan dan penghitungan suara, dengan harapan ketika ada yang kurang dapat dievaluasi.
"Jadi untuk evaluasinya akan digelar kembali pada (24/11) di empat titik, wilayah timur, tengah dan wilayah barat," tuturnya.
Sementara itu, Divisi Teknis dan Penyelenggara pada KPU Kabupaten Situbondo Iwan Suryadi mengemukakan bahwa simulasi dilaksanakan bertujuan agar masyarakat yang mempunyai hak pilih memahami tata cara pemungutan suara pemilihan kepala daerah di tengah pandemi COVID-19.
"Dalam simulasi ini, petugas KPPS juga mengenakan pelindung wajah (face shield), masker serta sarung tangan serta protokol kesehatan lainnya," tuturnya.
Iwan menjelaskan, sebelum pemilih masuk ke TPS juga dicek suhu tubuh, cuci tangan dan petugas juga menyediakan sarung tangan bagi pemilih.
"Bagi suhu tubuh pemilih ke atas 37 derajat kami siapkan bilik khusus di luar TPS. Sedangkan pemilih yang sudah mencoblos, sebelum keluar dari TPS tetap ditandai jarinya dengan tinta, namun kali ini berbeda dengan pemilihan sebelumnya jari pemilih dicelupkan, saat pandemi petugas menggunakan alat pipet meneteskan tinta ke jari pemilih," kata Iwan.
Dari pantauan, simulasi pemungutan dan penghitungan suara pilkada Situbondo ini diikuti sekitar 250 orang, mulai pemilih dari masyarakat umum, pemilih disabilitas termasuk penyelenggara pilkada (PPK, PPS, KPPS). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020