Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin memperingati Hari Pahlawan dengan berziarah ke makam mantan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Soetjipto (Pak Tjip) dan istrinya Sudjamiek di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Kota Surabaya, Selasa.
"Ini kan Hari Pahlawan, tadi saya sudah ziarah ke makam Wali Kota Mustajab dan lanjut ke tokoh demokrasi Pak Tjip," kata Machfud Arifin didampingi putra sulung Pak Tjip, Jagat Hariseno.
Menurut dia, Pak Tjip merupakan tokoh demokrasi tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di Indonesia. "Untuk itu, jangan pernah lupakan sejarah," katanya.
Sementara itu, Jagad Hariseno mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Machfud Arifin dengan berziarah ke makam ayahnya. Pria yang akrab disapa Mas Seno mengucapkan terima kasih atas perhatian luar biasa dengan ketulusan yang diberikan terhadap keluarga Pak Tjip.
Sebab, lanjut dia, 10 November merupakan hari lahirnya almarhumah Bu Tjip. "Iya, hari ini hari lahirnya almarhumah ibu saya. Bertepatan dengan Hari Pahlawan," kata Mas Seno.
Ia mengatakan Machfud dan Mujiaman adalah orang baik. "Kami sekeluarga mendukung beliau dalam perjuangan menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya berikutnya," katanya.
Mas Seno menegaskan dukungan tersebut merupakan sikap politiknya. "Almarhum Pak Tjip mengajarkan kami bahwa politik itu dinamis. Sikap saya dan Whisnu (adik Seno yang juga Wakil Wali Kota Surabaya/Wakil Ketua DPD PDIP Jatim) itu berbeda. Biarlah Whisnu menjadi kader yang taat, tapi saya berbeda boleh dong," katanya.
Mas Seno juga merupakan kader PDI Perjuangan, tetapi ia tidak merasa khawatir atas pilihan politiknya karena apa yang dilakukannya adalah kewajiban untuk menjaga ideologi dan marwah partai.
"Menurut penilaian saya, apa yang sudah dilakukan oleh Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) sudah tidak lagi menjaga sejarah, ideologi dan marwah partai. Eri-Armuji (Cawali dan Cawawali Surabaya) hanyalah pilihannya Bu Risma," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ini kan Hari Pahlawan, tadi saya sudah ziarah ke makam Wali Kota Mustajab dan lanjut ke tokoh demokrasi Pak Tjip," kata Machfud Arifin didampingi putra sulung Pak Tjip, Jagat Hariseno.
Menurut dia, Pak Tjip merupakan tokoh demokrasi tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di Indonesia. "Untuk itu, jangan pernah lupakan sejarah," katanya.
Sementara itu, Jagad Hariseno mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Machfud Arifin dengan berziarah ke makam ayahnya. Pria yang akrab disapa Mas Seno mengucapkan terima kasih atas perhatian luar biasa dengan ketulusan yang diberikan terhadap keluarga Pak Tjip.
Sebab, lanjut dia, 10 November merupakan hari lahirnya almarhumah Bu Tjip. "Iya, hari ini hari lahirnya almarhumah ibu saya. Bertepatan dengan Hari Pahlawan," kata Mas Seno.
Ia mengatakan Machfud dan Mujiaman adalah orang baik. "Kami sekeluarga mendukung beliau dalam perjuangan menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya berikutnya," katanya.
Mas Seno menegaskan dukungan tersebut merupakan sikap politiknya. "Almarhum Pak Tjip mengajarkan kami bahwa politik itu dinamis. Sikap saya dan Whisnu (adik Seno yang juga Wakil Wali Kota Surabaya/Wakil Ketua DPD PDIP Jatim) itu berbeda. Biarlah Whisnu menjadi kader yang taat, tapi saya berbeda boleh dong," katanya.
Mas Seno juga merupakan kader PDI Perjuangan, tetapi ia tidak merasa khawatir atas pilihan politiknya karena apa yang dilakukannya adalah kewajiban untuk menjaga ideologi dan marwah partai.
"Menurut penilaian saya, apa yang sudah dilakukan oleh Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) sudah tidak lagi menjaga sejarah, ideologi dan marwah partai. Eri-Armuji (Cawali dan Cawawali Surabaya) hanyalah pilihannya Bu Risma," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020