Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat memperhatikan keberadaan sarana dan prasarana publik di wilayah pinggiran Kota Surabaya, Jatim.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Rabu, mengatakan hasil dari jaring aspirasi (reses) banyak keluhan dari masyarakat salah satunya Pemkot Surabaya selama ini banyak melakukan perbaikan sarana dan prasarana terpusat di tengah kota, sementara di wilayah pinggiran terbaikan.

"Kami menilai kurang perhatianya Pemkot Surabaya terhadap daerah-daerah pinggiran," kata Ketua DPD Partai Golkar Surabaya.
.
Menurut dia, kebijakan pembangunan selama ini tidak merata dan tidak menyentuh masyarakat semua lapisan.  Padahal, kata dia, apabila melihat kekuatan anggaran yang dimiliki pemkot bukan sesuatu yang mustahil untuk membanguan di setiap pelosok Surabaya.

Ia mencontohkan sejumlah keluhan di dapilnya seperti keluhan warga Kelurahan Gunung Anyar RW 02 yang meminta box culvert dan pengerukan sungai tapi tidak pernah diindahkan. Hal ini dikarenakan  setiap hujan terjadi banjir.

Selain itu, lanjut dia, ada juga keluhan warga RT 09 Rungkut Alang alang juga mengeluh saluran sungai tidak pernah dikeruk sehingga air terus meluber. 

Ketidakmerataan pembangunan juga dikeluhkan sejumlah ketua RT di wilayah Simolawang dan Simokerto yang sempat mendatangi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) di DPRD Surabaya.

Beberapa ketua RT yang hadir menyampaikan keluhan dan masukan kepada Wakil Ketua FPKS Fatkur Rohman. Mereka menyebut, di kampung mereka selama ini kurang tersentuh program-program dari Pemerintah Kota Surabaya.

"Paving di daerah kami masih banyak yang rusak pak, sepertinya program pemerintah kok tidak merata ya dan  hampir tidak ada yang turun menjelaskan program-program pemerintah seperti apa," kata salah satu Ketua RT di Kelurahan Simolawang.

Menanggapi keluhan tersebut, Fatkur yang juga anggota Komisi A DPRD Surabaya ini mengakui betapa sebenarnya masih banyak sisi Surabaya yang bisa ditingkatkan dan dikembangkan.

"Jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Indonesia, Surabaya adalah yang terbaik. Tapi kita sabagai warga Surabaya yang sehari-hari hidup di kota ini, mengetahui betapa  masih banyak celah dan kekurangan dari kota kita ini," ujar Fatkur.

Menurutnya, hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan menerapkan Konsep Musrenbang berbasis kebutuhan RT/RW secara adil dan merata.  (*)


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020