Sutradara di balik film-film box office dunia seperti "Taken", "The Professional", dan "Transporter", Luc Besson, membagi sejumlah kiat bagi para pembuat film baru yang ingin mulai membuat naskah atau skenario film.
Menurut Besson, hal terpenting bagi seorang pembuat film adalah terbuka dan peka dengan lingkungan sekitar. Dengan menjadi peka terhadap kebenaran, maka akan muncul cerita-cerita kecil yang nantinya bisa dikembangkan dalam waktu mendatang.
"Kulit dan indera kita harus terbuka. Semakin kita peka dan terbuka, maka akan lebih banyak cerita yang datang," kata Besson melalui program "Mola Living Live" Mola TV, Jumat (23/10) malam.
"Ketika kita ada di mana pun, tangkap emosinya, tangkap kisah-kisah kecil itu, yang mungkin akan bisa kita ceritakan nanti melalui film di beberapa tahun ke depan. Kebenaran ada di mana saja, and truth leads us to story," ujarnya menambahkan.
Film-film Besson sendiri dikenal dengan karakter-karakternya yang lebih mengarah ke sosok antihero, mempertanyakan soal keadilan dan ketidakadilan, dan menghadapi kesulitan untuk menyatu dengan masyarakat umum.
Karakter, menurut Besson, merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dan dirawat dengan kehati-hatian. Membuat karakter pun tak lepas dari langkah pertamanya membuat cerita, yaitu peka dengan kebenaran di sekitarnya, bahkan termasuk dirinya sendiri.
"Film punya kekuatan untuk bicara tentang banyak hal, bahkan tentang diri kita sendiri. Karakter-karakterku memiliki sedikit hal tentangku, yang mungkin aku lebih nyaman untuk ekspresikan lewat film," kata Besson.
"Kebanyakan karakterku adalah antihero, dengan masyarakat kebanyakan yang tak menyukai mereka, dan para lakon utamaku ini berusaha melawan itu. Ada sedikit hal tentangku di karakter itu," ujarnya menambahkan.
Setelah memiliki premis cerita dan karakter, sutradara "Lucy" itu menyarankan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menyambungkan dan memegang dua elemen tersebut selama beberapa saat.
"Sambungkan, dan pegang keduanya selama beberapa saat. 'Lucy' misalnya. Saya memiliki ide dan kisah itu 10 tahun sebelum akhirnya membuat film tersebut," ungkap Besson.
"Film 'Lucy' bisa sangat teknis sekali, dan butuh 10 tahun untuk memikirkan dan bicara tentang teknologi dan intelegensi, yang nantinya bisa disalurkan lewat film," imbuhnya.
Sutradara asal Prancis itu lalu mengingatkan bahwa membuat film tak bisa dilakukan sendiri, dan membutuhkan keterlibatan serta kerja sama banyak orang dan tim.
Ia menyarankan, untuk tetap terbuka dengan kritik dan saran tim, namun juga tidak lupa memegang teguh cerita film, karena sebagai penulis naskah dan sutradara, kendali ada di tangan. Keputusan-keputusan dari sutradara nantinya yang mengarahkan cerita film.
Baca juga: Bincang sinema bareng Luc Besson hingga Spike Lee di Mola TV
Baca juga: Film "Lucy" Rajai Box Office Inggris
Baca juga: Khofifah ingin sineas Livi Zheng angkat budaya Jatim (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Menurut Besson, hal terpenting bagi seorang pembuat film adalah terbuka dan peka dengan lingkungan sekitar. Dengan menjadi peka terhadap kebenaran, maka akan muncul cerita-cerita kecil yang nantinya bisa dikembangkan dalam waktu mendatang.
"Kulit dan indera kita harus terbuka. Semakin kita peka dan terbuka, maka akan lebih banyak cerita yang datang," kata Besson melalui program "Mola Living Live" Mola TV, Jumat (23/10) malam.
"Ketika kita ada di mana pun, tangkap emosinya, tangkap kisah-kisah kecil itu, yang mungkin akan bisa kita ceritakan nanti melalui film di beberapa tahun ke depan. Kebenaran ada di mana saja, and truth leads us to story," ujarnya menambahkan.
Film-film Besson sendiri dikenal dengan karakter-karakternya yang lebih mengarah ke sosok antihero, mempertanyakan soal keadilan dan ketidakadilan, dan menghadapi kesulitan untuk menyatu dengan masyarakat umum.
Karakter, menurut Besson, merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dan dirawat dengan kehati-hatian. Membuat karakter pun tak lepas dari langkah pertamanya membuat cerita, yaitu peka dengan kebenaran di sekitarnya, bahkan termasuk dirinya sendiri.
"Film punya kekuatan untuk bicara tentang banyak hal, bahkan tentang diri kita sendiri. Karakter-karakterku memiliki sedikit hal tentangku, yang mungkin aku lebih nyaman untuk ekspresikan lewat film," kata Besson.
"Kebanyakan karakterku adalah antihero, dengan masyarakat kebanyakan yang tak menyukai mereka, dan para lakon utamaku ini berusaha melawan itu. Ada sedikit hal tentangku di karakter itu," ujarnya menambahkan.
Setelah memiliki premis cerita dan karakter, sutradara "Lucy" itu menyarankan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menyambungkan dan memegang dua elemen tersebut selama beberapa saat.
"Sambungkan, dan pegang keduanya selama beberapa saat. 'Lucy' misalnya. Saya memiliki ide dan kisah itu 10 tahun sebelum akhirnya membuat film tersebut," ungkap Besson.
"Film 'Lucy' bisa sangat teknis sekali, dan butuh 10 tahun untuk memikirkan dan bicara tentang teknologi dan intelegensi, yang nantinya bisa disalurkan lewat film," imbuhnya.
Sutradara asal Prancis itu lalu mengingatkan bahwa membuat film tak bisa dilakukan sendiri, dan membutuhkan keterlibatan serta kerja sama banyak orang dan tim.
Ia menyarankan, untuk tetap terbuka dengan kritik dan saran tim, namun juga tidak lupa memegang teguh cerita film, karena sebagai penulis naskah dan sutradara, kendali ada di tangan. Keputusan-keputusan dari sutradara nantinya yang mengarahkan cerita film.
Baca juga: Bincang sinema bareng Luc Besson hingga Spike Lee di Mola TV
Baca juga: Film "Lucy" Rajai Box Office Inggris
Baca juga: Khofifah ingin sineas Livi Zheng angkat budaya Jatim (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020