Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, merilis Kecamatan Pamekasan dan Pademawu terdata paling banyak warganya yang terpapar virus corona atau COVID-19.
"Hingga 4 Oktober 2020 ini, jumlah warga Pamekasan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 128 orang dengan jumlah warga suspect sebanyak 138 orang," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Pamekasan Sigit Priyono dalam rilis yang diterima di Pamekasan, Senin.
Terbanyak kedua di Kecamatan Pademawu, yakni 72 orang positif COVID-19 dan warga yang suspect mencapai 100 orang.
"Yang berada di urutan ketiga adalah Kecamatan Tlanakan, yakni sebanyak 36 orang," katanya.
Namun, meski jumlah warga yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 di Kecamatan Tlanakan lebih sedikit dibanding Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, jumlah warga suspect justru paling banyak, yakni mencapai 160 orang.
"Kalau di Kecamatan Pamekasan yang suspect kan hanya 138 orang dan Pademawu 100 orang. Di Tlanakan ini yang suspect justru mencapai 160 orang, lebih banyak dari Kecamatan Pamekasan dan Pademawu," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, kecamatan yang terdata paling sedikit warganya terpapar COVID-19 ialah Kecamatan Pasean, yakni sebanyak 6 orang positif COVID-19 dengan jumlah warga suspect sebanyak 24 orang.
Tim Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan bersama aparat keamanan, yakni Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Pemkab Pamekasan memberlakukan pengawasan khusus di kecamatan yang paling banyak warganya terpapar COVID-19.
Khusus di tiga kecamatan tersebut, yakni Pamekasan, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan, operasi penegakan disiplin protokol kesehatan digelar hampir setiap malam.
"Sanksi tegas berlaku bagi para pelanggar protokol kesehatan, baik berupa sanksi teguran, tertulis, hingga membayar denda berupa uang," katanya, menjelaskan.
Selain itu, Pemkab Pamekasan juga melibatkan peran aktif kelompok organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammdiyah, Persis, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk membantu mengedukasi masyarakat agar patuh pada penegakan disiplin protokol kesehatan.
"Dengan adanya peran aktif semua elemen masyarakat ini, kami yakin COVID-19 yang menjadi pandemi global ini segera bisa diatasi," demikian Sigit Priyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Hingga 4 Oktober 2020 ini, jumlah warga Pamekasan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 128 orang dengan jumlah warga suspect sebanyak 138 orang," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Pamekasan Sigit Priyono dalam rilis yang diterima di Pamekasan, Senin.
Terbanyak kedua di Kecamatan Pademawu, yakni 72 orang positif COVID-19 dan warga yang suspect mencapai 100 orang.
"Yang berada di urutan ketiga adalah Kecamatan Tlanakan, yakni sebanyak 36 orang," katanya.
Namun, meski jumlah warga yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 di Kecamatan Tlanakan lebih sedikit dibanding Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, jumlah warga suspect justru paling banyak, yakni mencapai 160 orang.
"Kalau di Kecamatan Pamekasan yang suspect kan hanya 138 orang dan Pademawu 100 orang. Di Tlanakan ini yang suspect justru mencapai 160 orang, lebih banyak dari Kecamatan Pamekasan dan Pademawu," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, kecamatan yang terdata paling sedikit warganya terpapar COVID-19 ialah Kecamatan Pasean, yakni sebanyak 6 orang positif COVID-19 dengan jumlah warga suspect sebanyak 24 orang.
Tim Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan bersama aparat keamanan, yakni Polres Pamekasan dan Kodim 0826 Pamekasan, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Pemkab Pamekasan memberlakukan pengawasan khusus di kecamatan yang paling banyak warganya terpapar COVID-19.
Khusus di tiga kecamatan tersebut, yakni Pamekasan, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan, operasi penegakan disiplin protokol kesehatan digelar hampir setiap malam.
"Sanksi tegas berlaku bagi para pelanggar protokol kesehatan, baik berupa sanksi teguran, tertulis, hingga membayar denda berupa uang," katanya, menjelaskan.
Selain itu, Pemkab Pamekasan juga melibatkan peran aktif kelompok organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammdiyah, Persis, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk membantu mengedukasi masyarakat agar patuh pada penegakan disiplin protokol kesehatan.
"Dengan adanya peran aktif semua elemen masyarakat ini, kami yakin COVID-19 yang menjadi pandemi global ini segera bisa diatasi," demikian Sigit Priyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020