Koordinator Tim Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi menegaskan penggunaan masker bagi masyarakat harus sesuai standar kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

"Itu dapat dilihat dari spesifikasi pabrikan, misalnya ukuran pori-pori masker. Karena percuma kalau pakai masker yang tidak standar," ujar Joni ketika dikonfirmasi di Surabaya, Kamis malam.

Baca juga: Pakai masker atau bayar denda
Baca juga: "Ngonthel" Bagi-bagi masker

Menurut ia, tidak standarnya masker akan sia-sia karena tidak melindungi masyarakat sehingga rawan tertular COVID-19.

Disinggung tentang penggunaan masker jenis scuba, Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut belum dapat memastikan karena membutuhkan proses pengkajian oleh tim berwenang, semisal ITS atau Unair.

"Masker scuba masih perlu diuji dulu dan dibawa ke laboratorium. Sekarang ini di Jatim masih dalam tahap imbauan memakai masker dulu," ucapnya.

Baca juga: Presiden: Masker wujud disiplin nasional
Baca juga: Wakapolri: Masker harus menjadi gaya hidup baru masyarakat

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan jenis masker scuba dan buff yang hanya terbuat dari satu lapis kain dinilai belum efektif dalam mencegah percikan droplet.

"Penggunaan masker yang aman akan mampu menjaga seseorang dan orang lain saat melakukan interaksi," katanya.

Namun, lanjut dia, berdasarkan uji laboratorium terbaru masker jenis scuba yang hanya satu lapis ternyata kurang aman.

"Ini sesuatu yang baru terkonfirmasi melalui satu laboratorium. Jadi sesungguhnya kalau misalnya masker untuk tenaga medis seyogyakan pakai N95, perawat pun sudah pakai N95. Saya sendiri memakai surgical mask yang memiliki tiga lapis. Sedangkan masker kain itu dua lapis. Yang dikhawatirkan adalah masker yang hanya satu lapis," tuturnya.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020