Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar pameran kepurbakalaan sebagai salah satu sarana mengumpulkan kembali hal-hal yang berkaitan dengan barang bersejarah di Banyuwangi, mulai hari ini hingga 5 September 2020.
"Pameran ini sebagai sarana untuk mengumpulkan kembali barang-barang bersejarah yang ada di Banyuwangi. Kami juga mengumpulkan para budayawan, kolektor, pencinta barang purbakala lewat sarasehan," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramuda di Banyuwangi, Kamis.
Menurut ia, Banyuwangi memiliki kisah masa lalu yang menarik, bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang turut andil dalam sejarah Banyuwangi.
Kisah sejarah itulah yang harus diteruskan kepada generasi muda dan kegiatan ini untuk menumbuhkan cinta kebudayaan Banyuwangi pada generasi milenial.
"Bagaimana anak cucu kita harus diceritakan sejarah yang mengandung kisah-kisah heroik zaman dahulu," katanya.
Bramuda mengatakan saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah memiliki museum benda-benda purbakala, dam juga akan membangun museum "Banyuwangi Tempo Doeloe", yakni museum yang mengisahkan cerita-cerita Banyuwangi.
Seperti cerita Pantai Boom yang mempunyai koneksi dengan Australia, kisah penambang belerang zaman Belanda, dan berbagai kisah lainnya.
Dalam pameran ini, terdapat tempayan dari Dinasti Tang China abad 7-10, wadah penutup Dinasti Ming abad ke-14, guci song (kelapa) Dinasti Song abad 9-12. Semua benda bersejarah itu ditemukan di wilayah Banyuwangi.
Selain barang-barang dari berbagai dinasti China, juga terdapat benda-benda pusaka Banyuwangi lainnya di pameran yang digelar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu.
Pameran juga menampilkan satu set timbangan emas zaman Kerajaan Blambangan abad 14-18 Masehi. Timbangan yang terbuat dari perak itu ditemukan di Pertanen, Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Ada pula botol soda buatan perusahaan keluarga Belanda Erven Lucas Bols, tahun 1.575. Botol tersebut terbuat dari keramik dan berkapasitas satu liter.
Berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu juga ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno. Pameran ini akan ditutup dengan pementasan wayang kulit, bersama dalang Ki Mudo Juwito Gendeng. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Pameran ini sebagai sarana untuk mengumpulkan kembali barang-barang bersejarah yang ada di Banyuwangi. Kami juga mengumpulkan para budayawan, kolektor, pencinta barang purbakala lewat sarasehan," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramuda di Banyuwangi, Kamis.
Menurut ia, Banyuwangi memiliki kisah masa lalu yang menarik, bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang turut andil dalam sejarah Banyuwangi.
Kisah sejarah itulah yang harus diteruskan kepada generasi muda dan kegiatan ini untuk menumbuhkan cinta kebudayaan Banyuwangi pada generasi milenial.
"Bagaimana anak cucu kita harus diceritakan sejarah yang mengandung kisah-kisah heroik zaman dahulu," katanya.
Bramuda mengatakan saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah memiliki museum benda-benda purbakala, dam juga akan membangun museum "Banyuwangi Tempo Doeloe", yakni museum yang mengisahkan cerita-cerita Banyuwangi.
Seperti cerita Pantai Boom yang mempunyai koneksi dengan Australia, kisah penambang belerang zaman Belanda, dan berbagai kisah lainnya.
Dalam pameran ini, terdapat tempayan dari Dinasti Tang China abad 7-10, wadah penutup Dinasti Ming abad ke-14, guci song (kelapa) Dinasti Song abad 9-12. Semua benda bersejarah itu ditemukan di wilayah Banyuwangi.
Selain barang-barang dari berbagai dinasti China, juga terdapat benda-benda pusaka Banyuwangi lainnya di pameran yang digelar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu.
Pameran juga menampilkan satu set timbangan emas zaman Kerajaan Blambangan abad 14-18 Masehi. Timbangan yang terbuat dari perak itu ditemukan di Pertanen, Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Ada pula botol soda buatan perusahaan keluarga Belanda Erven Lucas Bols, tahun 1.575. Botol tersebut terbuat dari keramik dan berkapasitas satu liter.
Berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu juga ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno. Pameran ini akan ditutup dengan pementasan wayang kulit, bersama dalang Ki Mudo Juwito Gendeng. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020