Spesialis Neurologi/Saraf RS Siloam Sentosa Bekasi dr Angelina Juwita Wibowo SpN menyampaikan bukan keputusan tepat jika ada penderita stroke namun tidak dilakukan pencegahan ke rumah sakit karena adanya pandemi COVID-19.

"Sebab penyakit stroke tidak saja menimbulkan cacat pada tubuh bahkan mengancam jiwa," ujarnya pada siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Jumat.

Ia meminta masyarakat yang mengetahui adanya gejala stroke, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Saat ini, kata dia, rumah sakit telah menetapkan protokol kesehatan ketat yang diberlakukan tidak saja kepada pengunjung maupun pasien, namun secara menyeluruh termasuk kepada petugas kesehatan. 

Berdasarkan data yang dimilikinya, stroke banyak yang menyebabkan kecacatan dan kematian. 

Bahkan, WHO mencatat sejak 2005 dalam setiap menitnya setidaknya ada 10 orang yang meninggal akibat stroke.

Menurut dia, banyak yang menganggap stroke itu kelemahan anggota gerak, tapi secara spesifik stroke adalah penyakit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi mendadak.

"Orang awam hanya mengenal stroke ringan dan berat. Padahal, stroke itu dibagi atas stroke perdarahan dan sumbatan," ucapnya.

Menurut dr Angel, gejala klinis yang sering terjadi pada saat terjadinya stroke adalah merasa pusing berlebihan diikuti pandangan dobel tidak sadar, bicara menjadi pelo dan tidak jelas, kesulitan menelan, kesemutan, kelemahan. 

"Sekali lagi, untuk pencegahan maka segera dibawa ke rumah sakit dan tidak perlu takut ke sana karena protokol kesehatan sudah ketat, sebab diam di rumah dengan gejala stroke bukan keputusan tepat," tuturnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020