Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengajak seluruh warga untuk membuka akses wifi di rumah, kantor/tempat usahanya, untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jarak jauh atau daring demi mencegah risiko penularan COVID-19.

"Kami meminta keikhlasan, untuk setiap sektor privat, rumah tangga, atau instansi, dinas, rumah makan, atau apapun yang punya jaringan wifi, sehingga semua orang bisa mengakses secara gratis, khususnya untuk pembelajaran daring anak didik kita yang sekarang belum bisa memulai kegiatan belajar mengajar secara normal," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Sabtu.

Meskipun saat ini Disdik Trenggalek telah mengadopsi penggabungan dua metode pembelajaran, daring dan luring, yang dia sebut dengan istilah metode bauran (mixed learning) di sejumlah SMP di Kecamatan Watulimo, bukan berarti masalah yang ada dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) selesai.

Di Kecamatan lain yang belum memulai pembelajaran tatap muka serta kondisi Kabupaten Trenggalek yang masih terdapat blank spot di sejumlah wilayah, menjadi masalah lain yang perlu ada solusi sehingga tidak mengganggu hak mendapatkan pendidikan bagi anak-anak.

Arifin juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersedekah jaringan wifi sebab dengan adanya akses internet di tempat-tempat tertentu, maka diharapkan tidak menghilangkan interaksi siswa dengan lingkungan.

"Saya meminta keikhlasan, untuk setiap private sector atau rumah tangga, atau instansi, dinas, rumah makan, atau apapun yang punya jaringan WiFi, sehingga semua orang bisa mengakses secara gratis, khususnya untuk pembelajaran," ucapnya.

Dalam metode pembelajaran bauran, untuk membantu siswa ketika tidak sedang jadwal tatap muka di kelas, Bupati Nur Arifin akan segera mengeluarkan instruksi kepada tempat-tempat yang memiliki jaringan wifi untuk dapat dibagikan.

"Sehingga nanti beberapa tempat termasuk pendopo dan sebagainya, itu bisa digunakan dan dalam pengawasan orang tua wali murid di jam-jam tertentu untuk bisa dilakukan pembelajaran daring oleh siswa," katanya.

Di Kabupaten Trenggalek tidak semua tempat terlayani sinyal internet, tetapi masih ada 28 desa yang tanpa sinyal.

"Nah itu nanti di tetangga yang punya wifi, terus kemudian ada tempat yang bisa digunakan beberapa siswa bisa berkumpul di satu tempat, mungkin balai desa, mungkin di pendopo, atau kemudian untuk pembelajaran untuk 3-5 orang sehingga ini nanti memudahkan siswa didik untuk mengakses pembelajaran daring," katanya.

Ia mengatakan tentang pentingnya sedekah internet itu.

"Jadi sedekahnya dulu COVID-19 ini sedekah masker, sedekah bahan pokok, sekarang yang lebih penting lagi juga sedekah internet," kata Nur Arifin.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020