Pemerintah Kota Surabaya menegaskan tidak akan melonggarkan disiplin protokol kesehatan meski laman covid-19.go.id milik BNPB menyebut Kota Surabaya masuk zona oranye yang berarti risiko sedang terhadap kasus COVID-19.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara di Surabaya, Rabu, mengatakan bahwa terkait pelabelan zonasi warna terhadap COVID-19 pada suatu daerah itu menjadi kewenangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.

"Namun, apapun kondisi Surabaya, disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor tetap dijalankan," katanya.

Menurut dia, bukan berarti dengan adanya perubahan status tersebut membuat Pemkot Surabaya melonggarkan protokol kesehatan. Hal itu dibuktikan ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya berakhir, Pemkot Surabaya malah makin masif melakukan sosialisasi protokol kesehatan.

Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turun sendiri melakukan sosialisasi masker ke kampung-kampung. Hasilnya penularan kasus COVID-19 di Surabaya bisa terkendali dan angka kesembuhan terus bertambah.

"Alhamdulillah, dengan dilakukan penerapan sanksi kemudian pendisiplinan protokol kesehatan baik di perusahaan, mal, pasar, maupun penambahan swab di tempat-tempat yang banyak kerumunan menghasilkan bahwa Surabaya bisa terkendali seperti sekarang," ujarnya.

Meski demikian, Febriadhitya mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan Surabaya bahwa hampir 90 persen pasien COVID-19 memiliki penyakit penyerta baik itu diabetes melitus, hipertensi, jantung maupun paru-paru.

"Memang dari data Dinkes Surabaya hampir 90 persen yang terjangkit dari COVID-19 ini yang memiliki penyakit dahulu. Jadi, dia itu sudah sakit duluan entah itu diabetes atau hipertensi sehingga orang tersebut rentan tertular," ujarnya.

Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya mengimbau kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan mulai disiplin cuci tangan menggunakan sabun, pakai masker dan jaga jarak.

"Makanya itu protokol kesehatan pakai masker, cuci tangan, jaga jarak itu penting karena sudah banyak rekan-rekan kita yang kurang beruntung dengan pandemi ini," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020