Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengeluarkan surat edaran berisi instruksi kepada seluruh organisasi perangkat daerah hingga jajaran pemerintah tingkat kecamatan dan desa/kelurahan agar menyediakan fasilitas wifi gratis untuk warganya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung Tranggono, Selasa, menyampaikan perintah penyediaan wifi gratis berlaku menyeluruh untuk semua organisasi perangkat daerah, terkecuali fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
"Surat edaran tersebut ditujukan ke semua OPD, termasuk ke pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan dengan harapan fasilitas wifi gratis bisa dimanfaatkan masyarakat, khususnya para siswa sekolah yang saat ini harus menjalani pembelajaran luring (luar jaringan)," kata Tranggono menjelaskan.
Dalam surat bernomor 555/ /109/2020 dan ditandatangani Sekda Tulungagung Sikaji pada awal Agustus 2020 itu, dijelaskan bahwa instruksi penyediaan tempat dengan fasilitas internet ditujukan untuk mengurangi beban siswa serta membantu metode pembelajaran secara daring.
OPD hingga pemerintah desa/kelurahan tidak sekadar menyediakan tempat khusus bagi warga dan pelajar untuk berselancar di dunia maya, namun juga menyediakan fasilitas internet (wifi) tanpa kata sandi (password) sehingga bisa dimanfaatkan siswa di sekitar UPT/Desa/kelurahan di sekitarnya.
Tranggono berharap instruksi bersifat segera yang telah dilayangkan ke puluhan OPD/UPT, 19 kantor kecamatan dan 271 desa/kelurahan se-Tulungagung tersebut ditindakalanjuti.
Pihak Dinas Kominfo Tulungagung sendiri sejauh ini telah menyediakan tempat khusus dengan akses internet tanpa batas di halaman kantor mereka, namun dengan pembatasan jam khusus, yakni pada hari dan jam kerja (Senin-Jumat, mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB).
Dijelaskan Tranggono, kebijakan penyediaan wifi gratis untuk warga dan pelajar itu dilatarbelakangi banyaknya siswa dan wali murid yang mengeluhkan pembelajaran daring, karena sebagian memiliki masalah ketidaktersediaan sarana gadget android serta akses data atau paket internet yang terbatas.
Selain itu, ada sebagian kecil wilayah pada titik-titik tertentu di beberapa desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang masih berstatus blank spot atau masuk zona tanpa layanan akses internet dari provider perusahaan telekomunikasi seluler semacam Telkomsel, Indosat, XL, smartfren, axis dan sejenisnya.
Meski pada area-area blank spot yang memang karena daerahnya terpencil, kontur wilayah yang bergunung ataupun faktor ketiadaan pemancar ulang jaringan seluler itu warga masih bisa menikmati internet dengan metode berlangganan jaringan wifi rumahan, akses internet di beberapa lingkungan masih menjadi "pekerjaan rumah" bersama.
Penegasan itu disampaikan Tranggono sekaligus meluruskan kabar berita yang beredar dengan narasi seolah separuh wilayah Kabupaten Tulungagung (tujuh kecamatan) berstatus blank spot atau tanpa layanan akses internet sama sekali.
"Ada beberapa titik yang masih sulit atau bahkan tidak ada sinyal (seluler), sehingga sulit mengakses internet. Seperti di Kedungminten dan kawasan wisata Jurang Senggani di Sendang, Desa Sedayu Gunung Besuki, di Keboireng daerah Mego Ngampar Besuki, itu akses internetnya tidak bisa," kata Tranggono.
Dia menambahkan, kesulitan akses internet di beberapa lingkungan yang tersebar di sejumlah desa terpencil di tujuh kecamatan itu disebabkan memang BTS tidak ada.
"Tapi bukan berarti di satu kecamatan blank spot semua. Bahkan di satu desa yang ada blank spot-nya hanya sebagian saja. Tidak semua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung Tranggono, Selasa, menyampaikan perintah penyediaan wifi gratis berlaku menyeluruh untuk semua organisasi perangkat daerah, terkecuali fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
"Surat edaran tersebut ditujukan ke semua OPD, termasuk ke pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan dengan harapan fasilitas wifi gratis bisa dimanfaatkan masyarakat, khususnya para siswa sekolah yang saat ini harus menjalani pembelajaran luring (luar jaringan)," kata Tranggono menjelaskan.
Dalam surat bernomor 555/ /109/2020 dan ditandatangani Sekda Tulungagung Sikaji pada awal Agustus 2020 itu, dijelaskan bahwa instruksi penyediaan tempat dengan fasilitas internet ditujukan untuk mengurangi beban siswa serta membantu metode pembelajaran secara daring.
OPD hingga pemerintah desa/kelurahan tidak sekadar menyediakan tempat khusus bagi warga dan pelajar untuk berselancar di dunia maya, namun juga menyediakan fasilitas internet (wifi) tanpa kata sandi (password) sehingga bisa dimanfaatkan siswa di sekitar UPT/Desa/kelurahan di sekitarnya.
Tranggono berharap instruksi bersifat segera yang telah dilayangkan ke puluhan OPD/UPT, 19 kantor kecamatan dan 271 desa/kelurahan se-Tulungagung tersebut ditindakalanjuti.
Pihak Dinas Kominfo Tulungagung sendiri sejauh ini telah menyediakan tempat khusus dengan akses internet tanpa batas di halaman kantor mereka, namun dengan pembatasan jam khusus, yakni pada hari dan jam kerja (Senin-Jumat, mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB).
Dijelaskan Tranggono, kebijakan penyediaan wifi gratis untuk warga dan pelajar itu dilatarbelakangi banyaknya siswa dan wali murid yang mengeluhkan pembelajaran daring, karena sebagian memiliki masalah ketidaktersediaan sarana gadget android serta akses data atau paket internet yang terbatas.
Selain itu, ada sebagian kecil wilayah pada titik-titik tertentu di beberapa desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang masih berstatus blank spot atau masuk zona tanpa layanan akses internet dari provider perusahaan telekomunikasi seluler semacam Telkomsel, Indosat, XL, smartfren, axis dan sejenisnya.
Meski pada area-area blank spot yang memang karena daerahnya terpencil, kontur wilayah yang bergunung ataupun faktor ketiadaan pemancar ulang jaringan seluler itu warga masih bisa menikmati internet dengan metode berlangganan jaringan wifi rumahan, akses internet di beberapa lingkungan masih menjadi "pekerjaan rumah" bersama.
Penegasan itu disampaikan Tranggono sekaligus meluruskan kabar berita yang beredar dengan narasi seolah separuh wilayah Kabupaten Tulungagung (tujuh kecamatan) berstatus blank spot atau tanpa layanan akses internet sama sekali.
"Ada beberapa titik yang masih sulit atau bahkan tidak ada sinyal (seluler), sehingga sulit mengakses internet. Seperti di Kedungminten dan kawasan wisata Jurang Senggani di Sendang, Desa Sedayu Gunung Besuki, di Keboireng daerah Mego Ngampar Besuki, itu akses internetnya tidak bisa," kata Tranggono.
Dia menambahkan, kesulitan akses internet di beberapa lingkungan yang tersebar di sejumlah desa terpencil di tujuh kecamatan itu disebabkan memang BTS tidak ada.
"Tapi bukan berarti di satu kecamatan blank spot semua. Bahkan di satu desa yang ada blank spot-nya hanya sebagian saja. Tidak semua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020