Dinas Pendidikan Jawa Timur menerapkan tiga model pembelajaran untuk siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) selama pandemi COVID-19.

"Model pertama, sama halnya siswa di jenjang sekolah lainnya yaitu sistem daring," kata Kabid Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Dinas Pendidikan Jatim, Suhartono di Surabaya, Senin.

Model kedua adalah orang tua atau wali murid datang ke sekolah dan ketiga, guru datang ke rumah siswanya atau lebih dikenal home visit.

Tiga sistem pembelajaran ini diterapkan berdasarkan hasil evaluasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jatim dan pengawas pendidikan khusus di Jatim.

"Jadi orang tua bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak-anaknya. Jika menggunakan sistem daring, maka peran guru yang didorong untuk membuat model pembelajaran inovatif sesuai kemampuan anak," ujarnya.

Apabila dalam penerapan sistem daring wali murid terkendala sarana berupa ponsel, laptop atau sambungan internet, maka bisa memilih opsi kedua. Orangtua datang ke sekolah untuk mengambil materi siswa untuk pembelajaran mandiri.

"Jka merasa khawatir dengan adanya COVID-19 atau kesulitan dalam pembelajaran siswanya karena hambatan tertentu, guru bisa mendatangi rumah siswa yang betul-betul tidak bisa hadir ke sekolah untuk dilakukan pendampingan selama pembelajaran," kata Suhartono.

Tiga model pembelajaran itu, lanjut Suhartono, dinilai mampu memfasilitasi pembelajaran siswa berkebutuhan khusus selama masa pandemi. Kontroling guru juga terus dilakukan yang melibatkan pengawas.

"Ini ada laporan. Jadi apa yang dilakukan oleh guru dan siswa setiap akhir bulan ini dilakukan laporan," ucapnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020