Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menilai langkah pemerintah memberikan stimulus untuk sektor bisnis dan industri dari sisi kelistrikan akan memberi nafas tambahan bagi dunia usaha di tengah masa sulit pandemi COVID-19, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Dengan stimulus listrik ini, beban dunia usaha bisa sedikit berkurang, memberi nafas tambahan yang tentu harus diiringi dengan skema pemulihan ekonomi lainnya agar bisa terhindar dari resesi dan kontraksi ekonomi yang berkelanjutan," kata Mufti dikonfirmasi dari Surabaya, Sabtu.
Mufti mengatakan, stimulus listrik sangat penting karena salah satu dari empat beban besar yang ditanggung dunia usaha, yaitu tenaga kerja, utilitas termasuk di dalamnya listrik, pajak dan retribusi, serta utang dan bunga utang.
"Sebelum ini, saya sering menyampaikan di media, sejumlah beban besar yang ditanggung industri seperti utilitas kelistrikan masih minim insentif. Dunia usaha tetap harus menanggung beban utilitas, termasuk di dalamnya listrik, yang besar meskipun kapasitas produksi berkurang. Mereka membayar listrik lebih mahal daripada yang digunakan,” ujarnya.
Mufti juga mengatakan dalam setiap rapat di Komisi VI, dirinya selalu mendorong ada kebijakan insentif untuk keluhan di lapangan seperti itu, dan akhirnya pemerintah serta PLN membuat skema stimulus ini, dan tentu sedikit melegakan dunia usaha.
Sebelumnya, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril dalam keterangan persnya mengatakan stimulus ini diberikan untuk meringankan beban pelanggan menghadapi pandemi COVID-19.
"Sebagai BUMN, PLN siap menjalankan kebijakan pemerintah untuk memberikan stimulus berupa pembebasan rekening minimum dan biaya beban," tutur Bob Saril.
PLN juga memastikan bahwa stimulus ini tidak akan mengganggu keuangan PLN, sebab setiap stimulus yang diberikan akan diganti pemerintah melalui mekanisme kompensasi seperti halnya stimulus yang telah diberikan kepada pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA bersubsidi serta industri dan bisnis kecil berdaya 450 VA.
Sementara itu, pelanggan PLN yang menerima stimulus terbaru tersebut diperkirakan 1,26 juta pelanggan, terdiri atas pelanggan sosial 661.000 pelanggan, pelanggan bisnis 566.000 pelanggan, dan industri lebih dari 29.000 pelanggan, dengan kebutuhan dana stimulus tersebut Rp3,07 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020