Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta) Kota Madiun, Jawa Timur, membagikan bantuan sebanyak 200 bibit tanaman marigold secara gratis kepada empat kelompok tani di Kelurahan Kartoharjo sebagai upaya mengendalikan hama tikus secara alami sehingga meningkatkan kualitas hasil pertanian.
Kasi Perlindungan Tanaman Disperta Kota Madiun Wahyu Niken Febrianti mengatakan marigold merupakan salah satu tanaman yang tidak disukai tikus karena aromanya sehingga tanaman itu diharapkan dapat mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT), khususnya hama tikus
"Harapannya tikus tidak akan mendekat ke area persawahan dan tidak merusak padi. Selain itu, penggunaan marigold sebagai pembasmi OPT juga kami kombinasikan dengan burung hantu dan emposan tikus," ujar Niken di sela kegiatan pemberian bantuan tersebut di Madiun, Selasa.
Menurut dia, dari empat kelompok tani yang ada, tiap kelompok tani diberikan 50 bibit marigold. Pemberian bibit tersebut diprioritaskan bagi kelompok tani yang sudah siap tanam.
Tak hanya mendapatkan bibit tanaman marigold, Disperta juga memberikan 50 pak "nematoda entomopatogen" (NEP) yakni biopestisida yang merupakan pengendali hama alami, dan satu alat emposan tikus.
"Saat ini kami mendorong para petani agar pengendalian hama dengan menggunakan metode yang alami. Yakni dengan tanaman marigold, burung hantu, maupun nematoda atau cacing," katanya.
Dengan pembasmian hama secara alami tersebut, produksi pertanian diharapkan dapat memiliki kualitas yang bagus, zero pestisida, dan dapat menjadi salah satu pendukung ketahanan pangan keluarga, maupun masyarakat Kota Madiun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kasi Perlindungan Tanaman Disperta Kota Madiun Wahyu Niken Febrianti mengatakan marigold merupakan salah satu tanaman yang tidak disukai tikus karena aromanya sehingga tanaman itu diharapkan dapat mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT), khususnya hama tikus
"Harapannya tikus tidak akan mendekat ke area persawahan dan tidak merusak padi. Selain itu, penggunaan marigold sebagai pembasmi OPT juga kami kombinasikan dengan burung hantu dan emposan tikus," ujar Niken di sela kegiatan pemberian bantuan tersebut di Madiun, Selasa.
Menurut dia, dari empat kelompok tani yang ada, tiap kelompok tani diberikan 50 bibit marigold. Pemberian bibit tersebut diprioritaskan bagi kelompok tani yang sudah siap tanam.
Tak hanya mendapatkan bibit tanaman marigold, Disperta juga memberikan 50 pak "nematoda entomopatogen" (NEP) yakni biopestisida yang merupakan pengendali hama alami, dan satu alat emposan tikus.
"Saat ini kami mendorong para petani agar pengendalian hama dengan menggunakan metode yang alami. Yakni dengan tanaman marigold, burung hantu, maupun nematoda atau cacing," katanya.
Dengan pembasmian hama secara alami tersebut, produksi pertanian diharapkan dapat memiliki kualitas yang bagus, zero pestisida, dan dapat menjadi salah satu pendukung ketahanan pangan keluarga, maupun masyarakat Kota Madiun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020