Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Surabaya menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa baru, Senin secara tatap muka atau luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring).

SMAN 16 Surabaya mendatangkan 17 perwakilan siswa baru untuk mengikuti pembukaan MPLS di sekolah.

Kepala SMAN 16 Surabaya, RA Roosdiantini mengungkapkan kehadiran perwakilan siswa ini untuk memberikan contoh pembukaan pada 300an siswa baru lainnya.

"Kami ingin masih ada nuansa khidmatnya dengan perwakilan siswa ini. Jadi meskipun pandemi dan dilakukan virtualnya masih cukup sakral," ujarnya.

Roosdiantini mengatakan perwakilan siswa tersebut nanti akan didatangkan ke sekolah saat penutupan MPLS pada Rabu (15/7). 

Mengenai materi, selama MPLS SMA 16 menekankan materi pembentukan karakter siswa. Selain itu mengenalkan fasilitas di sekolah dan protokol kesehatan yang diterapkan.

"Kami sudah melakukan workshop dengan guru agar guru tidak terbatas memakai media sosial whatsapp untuk menyampaikan materi. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) juga memampatkan materi selama enam bulan menjadi empat bulan, sehingga sisa waktunya bisa digunakan untuk ulangan," ujarnya.

Ke depan, pembelajaran di SMAN 16 Surabaya akan dilakukan dengan memakai berbagai media daring dengan skema 20 menit materi dengan materi daring tatap muka kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab memakai sosmed.

"Jadi siswa tidak penuh memakai banyak kuota untuk video converence. Hanya 20 menit setiap pelajaran kemudian dilanjutkan komunikasi via whatsapp untuk tanya jawab dan tugas dikumpulkan lewat email," katanya.

Untuk menekankan kedisiplinan, selama pembelajaran jarak jauh, siswa juga tetap harus menggunakan seragam saat di rumah. 

Siswa baru SMAN 16 Surabaya, Paramitha  mengungkapkan tidak keberatan harus hadir ke sekolah karena ada protokol kesehatan yang diterapkan.

"Ya merasa aman sih. Apalagi ke sekolah juga sebentar. Merasa siap untuk memulai ajaran baru secara daring," katanya.

Sementara itu, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) menggelar MPLS secara daring dengan diikuti Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak secara daring.

Kepala Smamda, Astajab menjelaskan karena pelaksanaan secara daring, maka 400 siswa baru bisa mengikuti MPLS.

"MPLS ini kami isi dengan pengenalan dan pembiasaan di sekolah, serta dihadiri wagub melalui daring sehingga bisa amemberikan motivasi pada siswa di tengah pandemi," ujarnya.

Astajab menjelaskan, selama Surabaya belum zona hijau, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem jarak jauh. 

Dalam proses MPLS selama seminggu, siswa juga akan dikenalkan wali kelas dan guru pelajaran. 

"Komunikasi nanti secara daring dan sosmed, langsung dari wali kelasnya," ucapnya.

Tahun ajaran ini, Smamda mendapat 400 siswa yang terbagi di 14 rombongan belajar, mulai dari kelas nasional yang berisi 36 siswa per rombongan belajar dan juga kelas internasional yang ada 20 siswa. 

"Pembelajaran nanti digelar sama seperti sekolah luring. Dari pukul 07.00 hingga sore, kalau waktunya sholat dhuha, dhuhur ya istirahat dulu belajarnya," kata Astajab. (*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020