Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan Situbondo, Jawa Timur, memastikan tidak ada lagi bongkar muat sapi di Pelabuhan Kalbut dengan cara dilempar dari atas kapal kayu ke laut sehingga tidak memenuhi kesejahteraan hewan.

Selama ini, di Pelabuhan Kalbut, Kecamatan Mangaran, Situbondo, untuk menurunkan sapi kiriman dari sejumlah kepulauan di Madura, seperti Pulau Kangean dan Sapudi, saat tiba di pelabuhan diturunkan dengan cara dilempar ke laut.

"Alhamdulillah secara perlahan bongkar muat ternak sapi di Pelabuhan Kalbut tidak lagi dilempar ke laut. Sekarang sudah baik karena kapal kayu yang memuat sapi dari Madura bisa langsung bersandar di pelabuhan," kata Kepala KSOP Kelas IV Panarukan Situbondo, Kapten Miftakhul Hadi kepada wartawan di Situbondo, Senin.

Menurut ia, sebelum dirinya bertugas di wilayah Situbondo kerap memperoleh informasi di media mengenai bongkar muat sapi di Pelabuhan Kalbut menurunkannya dari kapal dengan cara dilempar ke laut.

Satu persatu nakhoda kapal kayu atau kapal tradisional pengangkut ternak sapi dari Madura itu telah diedukasi bagaimana memperlakukan ternak sapi atau menurunkan dari kapal secara baik dan memenuhi kesejahteraan hewan.

"Kami sudah ingatkan kepada nakhoda agar saat air sedang surut tidak melakukan bongkar muat ternak sapi, tetapi menunggu air laut pasang agar dapat bersandar," ujar Kapten Mifta.

Selama ini, aktivitas bongkar muat sapi kiriman dari kepulauan Madura seakan telah terbiasa di lempar ke laut dari perahu motor sehingga tidak sedikit sapi-sapi yang dilempar ke laut itu lemas (tidak sehat) serta mengalami luka dan bahkan patah kaki. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020