Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membentuk tim pengadaan alat bantu pernafasan atau ventilator, karena alat kesehatan untuk menunjang penanganan pasien terpapar virus corona di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo jumlahnya masih minim.

Minimnya alat bantu pernafasan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu menjadi kendala penanganan pasien COVID-19, karena di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo hanya tersedia dua ventilator. Sementara jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan melebihi jumlah alat kesehatan yang tersedia.

"Kami telah membentuk tim yang bertugas mempercepat pengadaan ventilator agar penanganan pasien COVID-19 lebih maksimal. Tim yang dibentuk bertugas untuk pengadaan alat bantu pernafasan pasien," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Situbondo, Dadang Wigiarto kepada wartawan di Situbondo, Rabu.

Menurut Dadang, tidak tersedianya alat bantu pernafasan atau ventilator di rumah sakit sesuai kebutuhan menjadi evaluasi bersama Gugus Tugas COVID-19 setempat.

Selain itu, Gugus Tugas COVID-19 Situbondo juga akan menambah jumlah ruangan untuk penanganan pasien corona sebagai upaya memberikan pelayanan maksimal kepada pasien.

"Kami akan terus berbenah dalam upaya penanganan COVID-19, termasuk evaluasi pengadaan alat bantu pernafasan di rumah sakit," kata Bupati Situbondo itu.

Direktur RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo dr Tony Wahyudi mengakui bahwa pembelian alat bantu pernafasan atau ventilator telah diupayakan sebelumnya, namun ventilator yang dibutuhkan untuk menangani pasien corona itu sulit didapat.

"Sampai sekarang masih belum. Sebelumnya kami sudah klik (pemesanan), tapi barang masih sulit didapat, mungkin awal Juli 2020," katanya.

Di Situbondo ada dua rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19, yakni RSUD dr Abdoer Rahem dan Rumah Sakit Elizabeth Situbondo.

Data sebaran COVID-19 di Situbondo hingga Rabu (17/6), jumlah pasien positif tercatat 85 orang, dengan rincian 66 orang dalam perawatan (20 orang rawat inap, 12 orang isolasi mandiri, 34 orang karantina di gedung observasi), delapan orang meninggal dunia, dan 11 orang pasien sembuh.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020