Seorang warga Kota Kediri, Jawa Timur, membuat face shield atau pelindung wajah dengan memberdayakan para remaja yang orang tuanya terdampak COVID-19, bahkan penjualannya tembus hingga sejumlah daerah di Jawa Timur.

Endah Widi Sulfiana, warga Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Rabu, mengaku membuat face shield tersebut karena berdasarkan permintaan.

"Awalnya ada permintaan untuk anak-anak. Apalagi kalau nanti sekolah jadi masuk, anak-anak membutuhkan," kata Endah di Kediri.

Mendapatkan permintaan itu, ia mencoba membuat face shield dengan konsultasi dari saudaranya, yakni face shield seperti apa yang aman untuk kesehatan. Setelah didapatkan, akhirnya ia memberanikan diri untuk membuatnya.

Dalam usahanya membuat face shield, dia mengajak para remaja untuk mengerjakan. Dalam sehari, dari bantuan mereka bisa membuat kurang lebih 100 face shield.

Untuk harganya, ia menyebut bervariasi mulai harga Rp15.000 sampai Rp20.000 per unitnya, tergantung ketebalan mika. Selain itu juga tersedia face shield untuk bayi dengan harga Rp18.000.

Pihaknya juga melayani pesanan calon pembeli dengan stiker berlabel nama anak. Sedangkan untuk face shield dewasa, ia juga membuat dengan harga Rp20.000 per unit.

Ia mengakui pesanan juga cukup banyak. Bahkan, ia melayani pesanan dari berbagai kota di Jawa Timur, termasuk hingga Jakarta. Banyak yang berminat menjadi reseller sehingga bisa dijual kembali.

"Saya ambil untuk sedikit saja. Yang penting bisa jalan dan temen-temen ini bisa dapat tambahan uang saku," kata Endah.

Anak-anak yang ikut membantu usahanya mayoritas orang tuanya terkena dampak COVID-19. Mereka ada yang dirumahkan tanpa gaji. Dari membantu mengerjakan face shield ini, anak-anak tersebut bisa mendapatkan uang tambahan untuk mendaftar ke universitas.

Endah juga mengaku awalnya ia membuat alat pelindung diri (APD). Permintaan awalnya cukup baik dimana sehari bisa memroduksi hingga 100 unit APD.

Harga jual juga relatif terjangkau sekitar Rp80 ribu per unit, namun kemudian saingan yang produksi APD semakin banyak sehingga saat ini beralih membuat face shield.

Aktivitas warga untuk tetap bergerak di berbagai bidang juga selalu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Kediri. Salah satu bentuk dukungan agar UMKM terus bergerak di masa pandemi dengan ikut mengenalkan produk di jejaring sosial Instagram resmi milik Pemkot Kediri.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya juga menegaskan bahwa pihaknya juga ingin agar pihak perbankan serta swasta untuk membantu persiapan recovery atau pemulihan ekonomi di era normal baru di tengah pandemi COVID-19.

"Saya berharap CSR dari perusahaan jangan untuk alat kesehatan saja. Justru pihak perbankan ini harus menggerakkan ekonomi UMKM, karena saya yakin ini justru langkah terbaik untuk menjaga nasabah. Kalau ekonomi berputar, pasti bisnis perbankan bisa berjalan dengan lancar," kata Wali Kota.

Pihaknya juga mengajak kalangan swasta untuk membantu program pemulihan pemerintah. Hal ini dilakukan agar ekonomi segera tumbuh kembali.

"Kami berharap (swasta) membantu menggerakkan perekonomian di Kota Kediri bersama dengan semuanya dengan Pemerintah Kota Kediri dan instansi-instansi yang lain supaya ekonominya itu segera tumbuh kembali walaupun kita masih dalam keterbatasan. Artinya ini normal baru," kata dia. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020