Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat inflasi di wilayah itu yang mencapai 0,01 persen pada bulan Mei 2020 bertepatan dengan Lebaran, sebagai tingkat inflasi terendah selama tiga tahun terakhir momentum yang sama .
Kepala BPS Kota Madiun Umar Sjaifudin mengatakan, biasanya pada saat hari raya Idul Fitri atau lLbaran terjadi kenaikan konsumsi masyarakat, baik terhadap sektor barang maupun jasa.
Akibatnya, angka inflasi ysng terjadi jugs selalu tinggi. Misalnya pada Juni 2018 angka inflasi Kota Madiun mencapai 0,73 persen. Sedangkan, pada Mei 2019 mencapai 0,61 persen.
"Inflasi Lebaran di Mei tahun 2020 ini memang yang terendah jika dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, terendah sejak Januari-Mei 2020 di Kota Madiun," ujarnya di Madiun, Jumat.
Menurut dia, terdapat hal mendasar yang menyebabkan lebaran tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terutama, karena ada pandemi COVID-19. Wabah tersebut telah mengakibatkan pendapatan masyarakat mengalami penurunan. Sehingga, daya beli masyarakat juga ikut turun.
BPS mencatat, dari inflasi Mei 2020 yang mencapai 0,01 persen tersebut didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. Beberapa komoditas penyumbang inflasi di antaranya daging ayam ras dan bawang merah. Sedangkan, komoditas penekan inflasi terdiri atas bahan makanan. Di antaranya, bawang putih, telur ayam ras, hingga gula pasir.
"Secara umum, stok bahan makanan di pasaran tersedia dan sangat cukup. Tapi, daya beli masyarakat turun," kata dia.
Dari delapan kota yang menjadi sorotan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak enam kota mengalami inflasi dan dua kota lainnya yakni Kediri dan Jember mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi ada di Kota Malang 0,27 persen, inflasi terendah di Kota Madiun 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi ada di Kediri 0,19 persen dan deflasi terendah di Jember 0,03 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala BPS Kota Madiun Umar Sjaifudin mengatakan, biasanya pada saat hari raya Idul Fitri atau lLbaran terjadi kenaikan konsumsi masyarakat, baik terhadap sektor barang maupun jasa.
Akibatnya, angka inflasi ysng terjadi jugs selalu tinggi. Misalnya pada Juni 2018 angka inflasi Kota Madiun mencapai 0,73 persen. Sedangkan, pada Mei 2019 mencapai 0,61 persen.
"Inflasi Lebaran di Mei tahun 2020 ini memang yang terendah jika dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, terendah sejak Januari-Mei 2020 di Kota Madiun," ujarnya di Madiun, Jumat.
Menurut dia, terdapat hal mendasar yang menyebabkan lebaran tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terutama, karena ada pandemi COVID-19. Wabah tersebut telah mengakibatkan pendapatan masyarakat mengalami penurunan. Sehingga, daya beli masyarakat juga ikut turun.
BPS mencatat, dari inflasi Mei 2020 yang mencapai 0,01 persen tersebut didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. Beberapa komoditas penyumbang inflasi di antaranya daging ayam ras dan bawang merah. Sedangkan, komoditas penekan inflasi terdiri atas bahan makanan. Di antaranya, bawang putih, telur ayam ras, hingga gula pasir.
"Secara umum, stok bahan makanan di pasaran tersedia dan sangat cukup. Tapi, daya beli masyarakat turun," kata dia.
Dari delapan kota yang menjadi sorotan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak enam kota mengalami inflasi dan dua kota lainnya yakni Kediri dan Jember mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi ada di Kota Malang 0,27 persen, inflasi terendah di Kota Madiun 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi ada di Kediri 0,19 persen dan deflasi terendah di Jember 0,03 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020