Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membahas skema normal baru yang akan diberlakukan di sejumlah daerah di tengah pandemi corona saat melakukan halalbihalal secara daring bersama dengan seluruh kepala daerah, Forkopimda dan perbankan di wilayah kerja KPwBI Kediri.

Wali Kota Kediri mengungkapkan saat ini Kota Kediri sedang menyesuaikan dan beradaptasi serta sedikit demi sedikit menggerakkan perekonomian di Kota Kediri.

"Sebelum new normal kami sudah mulai adaptasi. Karena pemikiran kami banyak sekali pengusaha-pengusaha yang mengaku pada bulan-bulan kedua dan ketiga ini mulai makan aset yang bulan pertama itu makan tabungan," katanya di Kediri, Jatim, Selasa.

Ia menambahkan dengan hal tersebut artinya pengusaha sudah mulai rugi dan mereka sudah mulai angkat tangan terkait keadaan yang seperti ini.

"Dan tetap kami sarankan ke mereka untuk tidak mem-PHK. Lalu yang kami lakukan juga mengetatkan masalah protokol kesehatan. Boleh buka tapi pusat perbelanjaan, toko. Tempat makan itu kapasitasnya 50 persen dari keadaan normal," kata dia.

Selain pengetatan protokol kesehatan, Wali Kota juga menjelaskan Kota Kediri juga melakukan kampanye penggunaan masker dan pola hidup sehat. Terlebih lagi saat ini di Kota Kediri banyak kasus orang tanpa gejala (OTG).

"Saat ini kalau kami deteksi kasus positif di Kota Kediri ada 45 dan lebih dari separuhnya adalah OTG. Saya khawatir OTG ini bisa menularkan ke yang lain. Ini yang membuat kami mencari cara agar disiplin masalah protokol kesehatan dan ekonomi bisa berputar sedikit-sedikit. Kalau keadaannya belum ada vaksin kita harus bertahan sampai kapanpun vaksin itu ada," ujar dia.

Wali kota juga mengajak seluruh kepala daerah dan KPwBI Kediri untuk berdiskusi terkait dengan recovery, agar nantinya program-program recovery bisa tepat sasaran.

"Saya juga minta masukan dari teman-teman di daerah lain dan juga Bapak Sofwan dari BI apa yang mesti pemda lakukan supaya paling tidak ekonomi bisa bangkit. Masalah kesehatan sudah kami urus begitu juga dengan jaring pengaman sosial juga sudah urus," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.

Ia menambahkan, masalah pemulihan juga harus dipikirkan bersama-sama. Pemulihan yang diminta Presiden harus berjalan sesuai ekspektasi.

"Kita harus bisa balik lagi supaya perekonomian kita ini berkembang, bertumbuhnya seperti waktu sedia kala. Nah ini memang harus kita pikirkan bersama-sama. Tidak bisa ini parsial hanya Kota Kediri saja," kata dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Kediri Sofwan Kurnia mengatakan segera dilakukan focus group discussion (FGD), sebab perlu dilakukan inventarisasi dan kekuatan ekonomi daerah.

"Bisa saja surplus barang dan jasanya di satu wilayah tapi di wilayah tetangganya defisit. Kalau dulu di kala normal lemparnya ke Jakarta atau kota lain. Tapi kalau sekarang mungkin ke yang terdekat dulu, sehingga nantinya kita bisa saling menggerakkan satu sama lain," kata Sofwan.

Ia menambahkan, dengan memberikan keyakinan memulai aktivitas perekonomian untuk bisa memulihkan ekonomi di masing-masing wilayah nantinya akan memberikan kekuatan kepada pelaku yang lain.

"Sambil terus membangun kesadaran kepada masyarakat bahwa kegiatan ekonomi harus dijalankan dengan disiplin yang kuat," kata dia.

Kegiatan halalbihalal yang biasa dilakukan dengan bertatap muka tersebut kini dilakukan secara daring. Wali Kota mengikuti acara tersebut di Command Center Balai Kota Kediri.

Halalbihalal tersebut juga diikuti oleh seluruh kepala daerah, forkopimda dan perbankan di wilayah kerja KPwBI Kediri. Selain bersilaturahim, dalam halal bihalal tersebut kepala daerah yang berada di wilayah kerja KPwBI Kediri memberikan pesan dan harapan secara bergantian. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020